Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Jalan Sumbar Riau Putus

Longsor hingga Jalan Riau-Sumbar Putus, Diskoperindag Pelalawan Khawatir Suplai dan Harga Sayur Naik

Komoditas sayur hingga beras selama ini dipasok dari Sumbar ke Pelalawan hingga dikhawatirkan harga naik saat Jalan Riau-Sumbar putus

|
Penulis: johanes | Editor: Nurul Qomariah
Istimewa
Diskoperindag Pelalawan bersama beberapa instansi lain saat memantau ketersediaan bahan pokok makanan di Pasar Baru beberapa waktu. Jalan Riau-Sumbar putus sempat membuat Diskoperindag Pelalawan bakal membuat pasokan dan harga sayur naik. 

 

 

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Jalan Riau-Sumbar putus akibat longsor yang terjadi di daerah Kabupaten Kampar tepatnya di Kilometer 81 Desa Merangin Kecamatan Kuok, Selasa (21/3/2023).

Jalan Riau-Sumbar yang merupakan jalur transportasi antara Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dengan Riau akan berpengaruh terhadap aktivitas perekonomian, termasuk komoditi perdagangan di Kabupaten Pelalawan

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan UMKM Kabupaten Pelalawan, Hanafie M.Si menyampaikan, kondisi jalan yang tidak lancar dari Sumbar ke Riau cukup berpengaruh ke Pelalawan.

Pasalnya, komoditas berupa sayur mayur, beras, hingga beberapa bahan pangan lainnya selama ini dipasok dari Sumbar ke Pelalawan.

Tentu akan terjadi keterlambatan pengiriman yang dikhawatirkan berakibat kelangkaan.

"Kita khawatir kalau sayur mayur dan komoditas lainnya langka, pasti harganya naik. Karena Sumbar salah satu daerah penghasil yang dikirim ke Pelalawan," terang Kepala Diskoperindag Pelalawan, Hanafie kepada Tribunpekanbaru.com , Selasa (21/3/2023).

Untunglah, setelah dilakukan penanganan oleh berbagai pihak, akses jalan yang sempat tertimbun tanah longsor akhirnya bisa ditangani.

Saat ini jalur antar provinsi itu menggunakan sistem buka tutup dari sebelumnya terputus secara total. Hal ini .

Hanafie menerangkan, fenomena itu sering terjadi jika ada hambatan pada jalur transportasi Sumbar ke Riau.

Pedagang terlambat menerima pengiriman barang dari distributor daerah penghasil.

Tentu hanya mengandalkan komoditas yang ada sebelumnya atau yang belum terjual.

Dengan demikian kenaikan harga tidak bisa dihindarkan lagi dengan alasan ongkos dan operasional transportasi.

"Kita berharap jika harganya naik, jangan sampai signifikan. Agar masyarakat tetap mampu membeli menjelang jalur transportasi normal," beber Hanafie.

Di sisi lain, Diskoperindag berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura (DKPTPH) maupun Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) untuk mengatasi persoalan ini.

Daerah penghasil sayur mayur atau lahan pertanian yang dikelola petani di Pelalawan harus ditingkatkan.

Agar produksinya naik dan bisa didistribusikan di dalam daerah memenuhi kebutuhan masyarakat lokal.

"Kita akan coba untuk mensupport petani lokal kita. Jadi setiap terjadi seperti ini tidak terlalu berpengaruh," pungkas Hanafie.

( Tribunpekanbaru.com / Johannes Wowor Tanjung )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved