Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Jeritan Hati Warga Tempatan yang Terdampak Pemudik: Macetnya Gak Masuk Akal

Laju roda dua dan empat itu bahkan tersendat tak bisa bergerak sedikitpun. Kondisi itu jadi pemandangan bagi warga lokal.

Tribunnews/Jeprima
illustrasi: Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di ruas jalan lingkar Gentong, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (3/5/2022). Memasuki H2 Lebaran, kedua ruas jalan arah Bandung menuju Tasikmalaya dan sebaliknya mengalami kemacetan sepanjang kurang lebih 5 kilometer.. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kemacetan parah terjadi di sepanjang Jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat, pada musim libur panjang Lebaran 24-25 April 2023.

Kemacetan itu terjadi mulai dari arah atas Puncak Pass, Cianjur mengular hingga ke bawah Bogor atau arah ke Jakarta. Kemacetan parah terjadi selama 24 jam lamanya.

Warga lokal Puncak Bogor merasakan dampak langsung dari kemacetan tersebut. Harry Prasetyo (30) menyaksikan kemacetan panjang hingga berganti hari.

Pagi, malam hingga dini hari pemandangan Puncak layaknya ibu kota. Kendaraan roda dua dan empat merayap, ada di mana-mana. Puncak kehilangan keasriannya.

Laju roda dua dan empat itu bahkan tersendat tak bisa bergerak sedikitpun. Kondisi itu jadi pemandangan bagi warga lokal.

"Dari jam 8 pagi kemarin itu sudah macet sampai dini hari itu masih ada," ujar Tyo, sapaan akrabnya kepada Kompas.com.

Tyo mengatakan, kemacetan yang disaksikannya itu berada di titik Tugu Selatan sebelum Gunung Mas, Kebun Teh.

Macet dimulai dari wilayah Cisarua sampai Megamendung Gunung Mas, atau dari Kebun Teh menuju Taman Safari.

Sebagai warga lokal di situ, Tyo mengaku sangat terdampak kemacetan tersebut. Tyo berangkat dari Kota Bogor menuju rumah orangtuanya di Cisarua sejak hari H Lebaran.

Ia hendak bersilaturahmi merayakan Lebaran dengan orangtuanya, sembari menikmati liburan masa kecilnya.

Namun, harapannya tak sesuai, ia terjebak kemacetan hingga tak bisa bergerak ke mana-mana.

"Kita juga jadinya seharian aja di rumah, kalau kepepet amat ya terpaksa ikut macet-macetan. Demi menghindari macet itu, akhirnya kita memilih di rumah saja lah (seharian)," ungkapnya.

Selain itu, ketika warga sekitar punya kebutuhan sehari-hari seperti pergi ke pasar, otomatis terganggu.

Buat belanja belanja ke pasar akhirnya menempuh waktu berjam-jam. Normalnya hanya beberapa menit saja.

"Terus buat yang sakit, itu kan mereka sangat butuh untuk berobat atau segala macamnya. Kalau misalkan ada yg sakit otomatis kita harus ke luar dong.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved