Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Apa Itu Penyakit Varikokel, Seperti Apa? Inilah Penyebab, Gejala Hingga Perawatannya

Apa itu penyakit Varikokel dan seperti apa Varikokel itu, simak disini penjelasan tentang Varikokel, Gejala Hingga Perawatannya

Shutterstock/rumruay Via Kompas/.com
Ilustrasi Varikokel 

TRIBUNPEKANBARU,COM - Mungkin ada yang belum tau apa itu penyakit Varikokel dan seperti apa Varikokel itu?

Belakangan pertanyaan seputar penyakit Varikokel banyak ditanyakan di internet.

Bahkan tercatat di Google trend, pertanyaan tentang apa itu penyakit Varikokel.

Berikut ini Tribunpekanbaru.com jelaskan untuk anda.

Varikokel merupakan kondisi yang tampak seperti varises, namun terjadi di area testis.

Kondisi ini umumnya tidak menyebabkan masalah serius, tetapi dapat memengaruhi kesuburan pada pria.

Penyebab

Menurut Healthline, varikokel dapat berkembang perlahan seiring dengan waktu akibat aliran darah yang tidak seharusnya pada testis.

Namun, perlu diketahui bahwa pada dasarnya tidak ada alasan pasti atau faktor risiko yang dapat dijelaskan sebagai penyebab varikokel.

Gejala

Berdasarkan Healthline, berikut gejala varikokel yang perlu Anda ketahui, antara lain:

  • Benjolan di salah satu testis
  • Pembengkakan di skrotum
  • Vena yang terlihat membesar atau bengkok di skrotum
  • Rasa sakit yang berulang di skrotum.

Segera hubungi dokter jika mengalami gejala di atas untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang tepat.

Diagnosis

Terdapat 3 tingkatan varikokel, yaitu:

  • Tingkat 1, varikokel berukuran kecil dan tidak terlihat. Dokter dapat merasakannya menggunakan manuver Valsava
  • Tingkat 2, varikokel tidak terlihat, tetapi dapat dirasakan tanpa manuver Valsava
  • Tingkat 3, varikokel terlihat.

Maka dari itu, menurut Medical News Today, varikokel dapat didiagnosis dengan cara sebagai berikut:

  • Tes pencitraan, mendeteksi subklinis
  • Tes ultrasound, membantu menyingkirkan kemungkinan penyebab varikokel lainnya, seperti tumor
  • Tes air mani dan tes hormon untuk mendeteksi hormon perangsang folikel tinggi dan testosteron rendah. Prosedur ini dilakukan jika dokter mencurigai adanya disfungsi testis.
Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved