Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Cuaca Makin Panas dan Kering, Pekan Depan Bantuan TMC Akan Dikirim ke Riau

Jika tidak ada aral melintang bantuan TMC untuk Riau akan dikirim pada 7 Agustus 2023 mendatang.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: M Iqbal
Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir
Petugas sedang memasukkan garam kedalam konsul garam untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Pangakalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Selasa (24/9/2019). (Tribunpekanbaru.com/Doddy Vladimir). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau kembali mengajukan bantuan Tekhnologi Modifikasi Cuaca (TMC) ke pemerintah pusat. Hujan buatan dengan menyemai garam di awan potensial ini dinilai cukup efektif untuk membantu mencegah terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau.

Terlebih saat ini Riau suda masuk musim kemarau yang cukup kering dan minim curah hujan. Sehingga dibutuhkan tekhnologi modifikasi cuaca agar curah hujan bisa turun dan membasahi lahan yang ada di Riau. Terutama di daerah yang rawan Karhutla.

"Iya, TMC kita kan sudah habis, kami sudah ajukan bantuan ke BNPB, tapi balum datang," kata Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, Kamis (3/8/2023).

Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edy Afrizal mengatakan, jika tidak ada aral melintang bantuan TMC untuk Riau akan dikirim pada 7 Agustus 2023 mendatang. Jika garam untuk TMC tersebut sudah tiba, maka operasi TMC pun akan segera dimulai.

"Kami sudah koordinasi dengan BNPB dan KLHK, direncanakan tim TMC tanggal 7 Agustus akan ke Riau untuk melaksanakan operasi penyemaian garam," ujarnya.

Pihaknya berharap saat operasi TMC dimulai, ada awan potensial yang bisa dilakukan penyemaian garam. Sebab operasi ini tidak akan bisa dilakukan jika tidak ada potensial. 

"Iya, TMC ini kan sangat bergantung dengan awan potensial, kalau tidak ada awan potensial susah juga kita melakukan penyemaian garamnya, padahal TMC ini sangat kita butuhkan, karena kalau hujan turun itu sangat membantu sekali, terutama untuk membahasi lahan gambut" katanya.

Sementara untuk perkembangan terbaru Karhutla di Riau, Edi mengatakan sejak Januari hingga Agustus 2023, pihaknya mencatat sudah 990,59 lahan di provinsi Riau yang terbakar. Untuk luas daerah yang paling banyak terjadi Karhutla adalah Kabupaten Bengkalis dengan 363,48 hektare.

Kemudian di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) 154,10 hektare. Kemudian Kota Dumai 110,37 hektare, Kabupaten Pelalawan seluas 92,23 hektare. Selanjutnya Kabupaten Kampar 58,77 hektare, Indragiri Hilir (Inhil) 49 hektare, Indragiri Hulu 45,70 hektare, Siak 36,64 hektare, Pekanbaru 35,15 hektare, Rokan Hulu (Rohul) 26,40 hektare, Meranti 17,25 hektare, dan terendah Kuansing 2 hektare.

Melihat adanya pengingkatan Karhutla di Riau, pihaknya juga terus melakukan upaya pemadaman. Baik melalui satgas darat maupun satgas udara menggunakan helikopter water boombing.  Selain itu, pihaknya juga melakukan upaya-upaya pencegahan. Yakni dengan melakukan deteksi dini baik melalui sosialisasi, patroli udara dan darat, serta pencegahan.

"Kami tetap memaksimalkan sarana prasarana baik SDM, peralatan yang semuanya itu kami kerahkan. Kami juga selalu berpesan kepada masyarakat, jangan membuka lahan dengan cara membakar," katanya.

(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved