Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Video Viral Siswa SMA Brutal Pukuli Teman dalam Kelas Saat Jam Istirahat

Sebuah video viral menampakkan aksi brutal siswa SMA pukuli teman dalam kelas saat jam istirahat.

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
capture video Twitter
Video Viral Siswa SMA Brutal Pukuli Teman dalam Kelas Saat Jam Istirahat 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Sebuah video viral menampakkan aksi brutal siswa SMA pukuli teman dalam kelas saat jam istirahat.

Dalam video viral itu, tampak beberapa orang Siswa SMA memakai seragam Pramuka sedang berada di dalam kelas.

Ada tiga orang Siswa SMA yang terlibat dalam aksi pemukulan ini.

Satu orang Siswa SMA yang memukul, sau orang memegangi dan satu orang yang dipukul.

Siswa SMA yang memegangi juga menendang dan memukul setelah temannya selesai.

Sementara, beberapa siswa lainnya hanya memlihat pemukulan itu walau kemudian ada yang melerai.

Diketahui, berdasarkan unggahan akun Twitter @Aceh, kejadian itu terjadi di Pidie.

"Pemukulan terhadap siswa oleh 2 rekan siswa sekolah secara brutal di ruang kelas SMAN 1 Sakti Pidie pada 5 Agustus saat jam istirahat. Pelaku harus diproses hukum; dan keluarga harus bertanggung jawab. Tidak boleh terulang di Aceh! Apa aturannya," tulis akun tersebut dan menandai akun @disdikacehprov dan @humasaceh.

Hingga berita ini dilansir, video viral itu sudah ditonton 480 ribu kali dan sudah direport 3.033 kali.

Beragam komentar netizen soal video viral itu, berikut di antaranya :

@daod_yakub: Ujung2 damai, gak ada efek jera

@Aceh: Damai baik. Tapi disiplin sekolah dan disiplin hidup harus jalan. Anak lainnya bisa saja jadi korban selanjutnya.

@gilangTsubekti: Ini sih masuknya udah bukan lagi bullyan, tapi kriminal

@filcadet: mereka videoin & mereka viralin
maksudnya gimana tah? jangan smp jadi kejadian DO jilid 2 ya

@akujgmw: seketika teman sekelasnya jadi NPC semua

@kellambu: Jahat sekali , di sekolah udah berani buat kriminal

@gtk_kemdikbud: @ListyoSigitP. Kejadian sprti ini sudah berkali-kali lho pak. Mau sampai kapan ?

Dilansir dari BaraNewsAceh.co, Kepala SMAN 1 Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie, Muslem memberikan klarifikasi terkait peristiwa itu.

"Kisruh tiga orang siswa itu terjadi pada Sabtu, 5 Agustus 2023, di saat jam istirahat dan semua guru sedang di ruang dewan guru, yang lumayan jauh dari lokal para siswa yang berkelahi tersebut. Hingga kejadiannya tidak seorangpun dari guru pada sekolah itu yang mengetahui kejadian nya," terang Muslem saat di temui awak media di warung cofee di keude Beureunuen, Selasa Malam (8/8/2023)

Muslem mengatakan, ketika jam belajar kembali dilaksanakan, semua guru dan siswa masuk dalam lokalnya masing-masing, saat itu tidak ada satupun dari siswa yang menceritakan adanya perkelahian siswa di dalam kelas, termasuk siswa yang menjadi korban pemukulan dalam perkuliahan itu, tidak menceritakan hal yang barusan di alami oleh dirinya.

Kepala sekolah SMAN 1 Sakti kabupaten Pidie itu mengaku, ia mengetahui kejadian kisruh tiga orang siswa itu, pada malamnya, dari video yang dikirim oleh seorang guru lewat pesan WhatsApp kepada nya.

Lalu kepala sekolah, mempertanyakan kapan kejadian itu, katanya guru tersebut tadi siang, sepertinya pak. Berhubung keesokan harinya Minggu, aktivitas di sekolah libur, pada hari Seninnya, kepala sekolah melihat ketiga siswa yang bersangkutan hadir ke sekolah, dan ia memanggil siswa itu, mempertanyakan persoalan yang mereka lakukan pada hari Sabtu.

"Tiba-tiba datang orangtua siswa korban, yang mencari siswa pelaku pemukul anaknya di sekolah itu, karena suasana sedikit tegang, sehingga saya belum sempat mempertanyakan apa penyebab mereka berkelahi di ruang kelas," jelas Muslem.

Bersamaan dengan itu, tambah kepala sekolah, anggota kepolisian Polsek Kecamatan Sakti, juga tiba di lokasi sekolah dan keluarga siswa korban, mempertanyakan kejadian yang menimpa anaknya.

Setelah di jelaskan oleh kepala sekolah, orangtua korban saat itu bersedia untuk mediasi.

"Besok kita lakukan upaya, kami akan panggil kedua orangtua siswa yang melakukan pemukulan tersebut, kita duduk bersama, kita cari solusi yang terbaik," ulas Muslem.

Video kisruh tiga orang siswa SMAN 1 Sakti Kabupaten Pidie itu, sempat di unggah di Sosial media (FB Sipendosa mendambakan Syurga) hingga beredar ke akun FB lainnya dan jadi video viral .

Setelah itu, Kepala sekolah mengatakan, tak henti-hentinya datang Chat WA dan di telpon oleh berbagai kalangan yang mempertanyakan peristiwa perkelahian tiga orang siswa tersebut, dan kepala sekolah juga menjelaskan, tadi pagi sampai siang, Selasa 8 Agustus 2023.

"Pihak sekolah telah melakukan upaya untuk perdamaian kedua belah pihak, dengan memanggil orangtua dan keluarga tiga orang siswa sipelaku dan sikorban ke sekolah, untuk mencari solusi, yang tujuannya, agar yang sakit diobati dan yang salah wajib bersedia minta maaf, yang dilaksanakan di ruang Kepala SMAN 1 Sakti," paparnya.

Lebih lanjut, siswa yang menjadi korban pemukulan temannya itu, tadi juga telah kita bawa ke Puskesmas di Kecamatan Sakti, dan ke RSUD Tgk Chik di Tiro Sigli, untuk dilakukan Rontgen, guna untuk memastikan, apa ada yang fatal terjadi, akibat pemukulan oleh temannya.

"Alhamdulillah hasil rontgennya aman, tidak terjadi apa-apa, yang fatal," jelas Muslem.

Pada kesempatan itu, Kepala sekolah SMAN 1 Sakti Muslem berharap kepada semua orangtua siswa, untuk bisa bersinergi dalam mencetak generasi bangsa supaya bisa terwujudnya para siswa yang berakhlak mulia terpuji dan berguna untuk bangsa dan negara, bagi orangtua siswa sangat-sangat perlu untuk mengawali dan mengetahui tumbuh kembang sianaknya bagi masing-masing para orang tua.

Terutama mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh sianak, kerena sering bagi kita orang tua, tidak peduli terhadap permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh anak kita sendiri, terkadang ketika sianak bersikap pelawan pada orang tua di rumah, kita sebagai orangtua mengangganggap itu hal sepele dan melihat sebelah mata, mungkin bagi sianak akan memiliki dampak yang sangat luar biasa, yang bisa berpengurunya pada perilaku, karakteristik dan tingkah sianak di sekolah, hinga bisa berefek yang membahayakan teman-temannya di sekolah dan lingkungan.

Karena, lanjut Muslem, menurut cerita Wali kelas, ketiga orang siswa yang berkelahi dalam lokal SMAN 1 Sakti itu, mereka sangat sulit untuk di atur, karena persoalan di luar sekolah terkadang mereka selesaikan di sekolah, untuk menunjukan ke teman-teman yang lain, bahwa dirinya kuat, dan perkelahian yang terjadi kemarin itu, sepertinya mereka sudah menyusun rencana, jauh-jauh hari di luar sekolah.

"Yang ingin berkelahi satu lawan satu, dan meminta kawannya yang lain, untuk melakukan rekaman video dengan headphone (HP), dan rencanya ingin di unggah pada akun Tiktok dan FB milik mereka siswa masing-masing, kebetulan saat siswa korban mendatangi si pelaku, sedang menunggu bersama temannya di dalam ruang kelas, yang juga telah sepakat, dan meminta siswa-siswi lain, supaya tidak ada yang melaporkan pada guru, sehingga semua siswa yang nonton, perkelahian mereka, saat itu bungkam, tidak berani menceritakan pada guru yang masuk dalam kelas, ketika aktivitas proses belajar mengajar kembali dilaksanakan, setelah istirahat," papar Muslem.

"Mereka para siswa yang berkelahi itu, masing-masing masih duduk di bangku kelas dua, sementara siperekam video itu, juga kelas yang sama, diketahui kejadian perkelahian siswa oleh seorang guru, saat membuka FB, melihat ada video yang mirip siswa SMAN 1 Sakti, lalu guru itu mengirimkan pada saya," jelas Muslem.

Maka dalam hal ini, lanjut Muslem, kita sangat-sangat butuh kepedulian dari orangtua murid, jangan hanya mengharapkan untuk mengubah karateristik dan akhlak seorang anak, mutlak pada guru di sekolah saja, tidak akan terwujud pembentukan karakter dan akhlak sianak, jika lingkungan dan orangtua, tidak peduli terhadap sianak, ketika sudah pulang dari sekolah.

"Sebab para siswa, lebih banyak waktu beradaptasi dengan orang tua atau lingkungan, ketimbang di sekolah, para siswa hanya 6-7 jam saja berada dilingkungan sekolah, selapas itu 18 jam berada di luar sekolah, pernahkah orang tua memperhatikan mereka. Ini butuh kepedulian setiap orang tua siswa, untuk keberhasilan pembentukan karakter dan akhlak sianak, agar generasi bangsa kita bisa memiliki karakter yang baik dan memiliki akhlak yang mulia yang terpuji dan menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua," tutur Muslem.

Ia berharap, dengan peristiwa ini, semoga menjadi pengalaman dan pedoman bagi kita semua, terutama dirinya, para guru, para siswa dan para orang tua siswa SMAN 1 Sakti Kebupaten Pidie Kususnya.

( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved