Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sinopsis Film

Kapan Film G30S PKI Tayang di TV 2023? Link Nonton Film G30S PKI

kapan film G30S PKI tayang di TV 2023 namun anda bisa nonton secara offline tanpa nunggu tayang dan klik link di bawah ini

|
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Desain Grafis TribunPekanbaru/Didik Ahmadi
Kapan Film G30S PKI Tayang di TV 2023? Link Nonton Film G30S PKI 

Dan pada 30 September hingga 1 Oktober 1965, Kolonel Untung dan sekelompok personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) membentuk sebuah kelompok revolusi yang dikenal sebagai Gerakan 30 September.

Gerakan ini mendatangi satu per satu rumah para Jenderal TNI AD saat itu yang dianggap sebagai gerakan anti-revolusioner atau disebut dengan "Dewan Jenderal".

Ada tujuh unit dikirim untuk menculik para jenderal tersebut. Jenderal Abdul Haris Nasution (Rudt Sukma) berhasil meloloskan diri dengan melompati tembok rumahnya. Namun, putrinya, Ade Irma Suryani Nasution (Keke Tumbuan), justru tertembak.

Ketika para tentara PKI mencari keberadaan A.H Nasution, ajudannya yang bernama Pierre Tendean (Wawan Wanisar) mengaku sebagai Jenderal Nasution. Ia pun tewas dan jasadnya diseret ke dalam truk.

Rumah kedua yang menjadi target adalah Jenderal A. Yani. Karena melawan, A. Yani diceritakan tewas diberondong tembakan senapan. Hal yang sama juga terjadi kepada Mayor Jenderal MT Haryono di rumahnya.

Pada saat itu, ekonomi bangsa Indonesia, pada malam 30 September sampai 1 Oktober, PKI mengirim 7 unit berseragam dan senjata lengkap dan mengaku sebagai Cakrabirawa, dengan tujuan untuk menculik target 7 jendral yang terkait dengan Dewan Jenderal.

Tujuh jenderal yang masuk dalam target penculikan itu adalah Abdul Haris Nasution, Ahmad Yani, MT Hariono, Sutoyo Siswomiharjo, S Parman, Soeprapto dan DI Pandjaitan.

Jendral Abdul Haris Nasution berhasil meloloskan diri dari penculikan tersebut dengan melompati tembok belakang rumahnya.

Namun anaknya Ade Irma Suryani tewas tertembak. Sementara atase militer Piere Tendean memasang badan dan menyatakan pada PKI bahwa dirinya adalah Jenderal Nasution. PKI percaya, Piere diboyong.

Unit PKI yang lain mendobrak masuk ke rumah Jenderal Ahmad Yani. Ahmad Yani sedikit melawan, lalu tanpa basa-basi, PKI menembak Ahmad Yani di depan sang putra dan asisten rumah tangganya.

MT Hariono bernasib sama, jasadnya dibawa. Sementara Kepala Jaksa Militer Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen S Parman, dan Letnan Jenderal Soeprapto ditangkap hidup-hidup.

Brigadir Jenderal DI Pandjaitan ikut dengan suka rela, namun ketika masih di halaman rumah dan hendak berdoa sebelum memasuki truk, PKI meluncurkan tembakannya.

DI Pandjaitan tewas seketika. Jasadnya ikut diboyong. Putrinya yang melihat kejadian itu histeris dan berlari ke halaman rumah, kemudian mengusap darah sang ayah ke wajah dan tubuhnya.

Ketujuh unit PKI tersebut membawa tahanan dan mayat para Jenderal ke kamp PKI di Lubang Buaya. Para tahanan yang tersisa diinterogasi dan disiksa, dimana kemudian turut dibunuh secara sadis. Ketujuh korban diseret dan dimasukkan ke dalam sumur.

Keesokan harinya, PKI di bawah arahan anak buah letnan Kolonel Untung mengambil alih Radio Republik Indonesia (RRI) dan memaksa penyiar membacakan pesan dari Kolonel Untung yang menyatakan bahwa G30S telah bergerak untuk mencegah kudeta oleh Dewan Jenderal dan mengumumkan pembentukan ‘Dewan Revolusi’.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved