Tentara Israel Usir Aktivis Palestina dari Rumahnya Sendiri di Tepi Barat

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pasukan Israel mengusir seorang aktivis Palestina terkemuka dari rumahnya sendiri di Tepi Barat. 

Aktivis itu diusir setelah menjadi tuan rumah bagi seorang jurnalis asing dan seorang aktivis Israel terkenal.

Kritikus menuduh militer menggunakan kedok perang Israel-Hamas untuk mengusir Issa Amro dari Hebron yang bergejolak, satu-satunya kota di Tepi Barat di mana pemukim Yahudi tinggal di antara warga Palestina.

Pihak militer belum memberikan komentar.

Amro mengatakan jurnalis tersebut datang ke rumahnya di Hebron untuk mengumpulkan bahan untuk artikel tentang situasi di Tepi Barat yang diduduki sejak pecahnya konflik Israel-Palestina pada 7 Oktober .

Di Tepi Barat, militer Israel meningkatkan serangan penangkapan dan lebih dari 100 warga Palestina , termasuk beberapa anak di bawah umur, terbunuh, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Amro mengatakan tentara memaksa dia dan tamunya keluar dari rumahnya dan mengatakan kepadanya pada akhir pekan bahwa dia tidak diizinkan kembali sampai diberitahu. 

Mereka kemudian mengusirnya ke wilayah Hebron yang dikelola oleh Otoritas Palestina, sebuah pemerintahan mandiri yang memiliki kendali sipil atas pusat-pusat populasi Palestina.

“Mereka tidak ingin saya berbicara dengan media,” kata Amro.

Pada tanggal 7 Oktober, tambahnya, dia ditahan di sebuah pangkalan militer di mana dia ditahan selama 10 jam dan dipukuli meskipun diborgol, ditutup matanya dan disumpal.

Aktivis Israel Yehuda Shaul bersama Amro ketika dia diusir dari rumahnya. Dia mengatakan tentara dan polisi memerintahkan dia, jurnalis asing, dan Amro untuk pergi tanpa memberikan perintah resmi apa pun.

“Ketika sesuatu terjadi di Gaza, yang terjadi adalah 'Ayo kita hajar Issa,'” kata Shaul.

“Saya pikir hal ini dapat berfungsi sebagai kompas untuk mengetahui arah perkembangan dan dinamika yang terjadi di Hebron.”

Amro telah ditahan oleh militer Israel beberapa kali. Dia mengatakan kepada Associated Press pada hari Kamis bahwa dia belum pernah diusir dari rumahnya sebelumnya.

Dia adalah satu dari lebih dari 200.000 warga Palestina yang tinggal di Hebron.