Perang di Palestina

Netanyahu Prioritaskan Pembantaian di Gaza Ketimbang Bebaskan Sandera

Tampaknya, Netanyahu memanfaatkan serangan Hamas pada 7 Oktober lalu sebagai alasan Genosida di Gaza. 

AFP
Netanyahu Prioritaskan Pembantaian di Gaza Ketimbang Bebaskan Sandera 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Anggota keluarga dari beberapa sandera Israel yang ditawan Hamas di Gaza kesal dengan PM Benjamin Netanyahu yang lebih memilih berperang ketimbang berdamai dengan tujuan pembebasan sandera.

Tampaknya, Netanyahu memanfaatkan serangan Hamas pada 7 Oktober lalu sebagai alasan Genosida di Gaza. 

Netanyahu juga tampaknya sadar bahwa para sandera yang ditawan di Gaza bakal diperlakukan dengan baik oleh Hamas.

Namun, para keluarga sandera telah putus asa untuk mendapatkan jawaban dari pemerintah Israel.

Ketika negosiasi antara kelompok perlawanan Palestina Hamas dan pemerintah Israel berlanjut di Qatar, beberapa anggota keluarga para sandera memutuskan untuk keluar dari pertemuan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

“Kami tidak akan berhenti berperang sampai kami membawa pulang sandera kami,” kata Netanyahu setelah pertemuan tersebut.

Namun ada rasa frustrasi di antara beberapa keluarga.

“Kami ingin mendengar tentang kesepakatan dan bahwa kembalinya para korban penculikan adalah prioritas di antara tujuan perang,” kata Udi Goren, yang sepupunya Tal Haimi adalah salah satu dari mereka yang ditahan.

“Kami menunggu jawaban tapi mereka tidak memberikan apa pun,” katanya kepada televisi publik Israel.

Berdasarkan potensi kesepakatan tersebut, yang menurut sumber-sumber tersebut masih bisa diubah, antara 50 hingga 100 sandera sipil dan asing Israel akan dibebaskan, namun tidak ada personel militer.

Sebagai imbalannya, sekitar 300 warga Palestina akan dibebaskan dari penjara Israel, di antaranya perempuan dan anak di bawah umur.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved