Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Siaga Darurat Kathutla Dicabut

Hingga Oktober 2023, 68 Ton Garam Sudah Disemai Lewat Operasi TMC di Riau

Selama operasi TMC di Riau, total jumlah garam atau NaCL yang disemai dalam operasi TMC di Riau mencapai 68 ton dengan 82 kali sortie atau penerbangan

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nurul Qomariah
Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio
Operasi TMC di Riau dilakukan hingga 6 tahap dengan total jumlah garam atau NaCL yang disemai dalam operasi TMC di Riau mencapai 68 ton dengan 82 kali sortie atau penerbangan. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal mengungkapkan, sepanjang tahun 2023 ini tim Satgas telah melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hingga 6 tahap.

"Mulai awal tahun hingga Oktober 2023, total jumlah garam atau NaCL yang disemai dalam operasi TMC di Riau mencapai 68 ton dengan 82 kali sortie atau penerbangan," kata Edi disela pengumuman pencabutan status siaga darurat Karhutla di kantornya Jalan Sudirman Pekanbaru, Kamis (30/11/2023)

Operasi TMC di Riau merupakan bantuan dari pemerintah pusat. Ada yang diberikan melalui Kementerian LHK, BNPB dan BRGM.

Operasi TMC dilaksanakan dibawah kendali BRIN.

"Kita bersyukur karena selama operasi TMC saat cuaca kering, beberapa kali turun hujan, sehingga dapat membantu dalam proses pemadaman dan membasahi lahan gambut," ujarnya.

Saat ini operasi TMC sudah dihentikan.

Pesawat Casa yang digunakan untuk melakukan penyemaian garam juga sudah kembali basecamp nya ke Jakarta.

"Termasuk heli water bombing juga sudah kembali ke basecamp nya masing-masing. Memang ada heli yang masih standby kan di sini (Lanud Roesmin Nurjadin). Tapi itu tidak bisa dioperasikan lagi seiring dengan sudah berakhir nya status siaga," ujarnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi Riau, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau resmi mencabut status siaga darurat bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) pada Kamis (30/11/2023).

Status tersebut ditetapkan mulai tanggal 13 Februari 2023 lalu oleh Gubernur Riau Syamsuar saat itu.

Pencabutan status siaga darurat Karhutla diumumkan langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal di kantornya Jalan Sudirman Pekanbaru, Kamis (30/11/2023).

"Berdasarkan hasil rapat yang kita laksanakan pada 27 November kemarin yang dihadiri seluruh instansi terkait, disimpulkan bahwa saat ini seluruh wilayah Riau sudah masuk musim hujan," ujarnya.

"Titik hotspot dan titik api juga sudah tidak ditemukan lagi. Dengan demikian maka, status siaga darurat Karhutla kami nyatakan berakhir pada hari ini, Kamis 30 November 2023," sambung Edi.

Pada kesempatan tersebut pihaknya menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu Satgas dalam melakukan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Riau sepanjang tahun 2023 ini.

Sehingga pada tahun 2023 ini Riau bisa bebas dari kabut asap.

"Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua yang sudah membantu kami dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan," ucapnya

"Baik itu baik itu dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, Damkar, Masyarakat Peduli Api, pemerintah daerah, Forkopimda, dunia usaha, dan masyarakat Riau," imbuhnya.

Edi menjelaskan, berdasarkan data dari Satgas Karhutla Riau, jika dibandingkan tahun 2019 yang juga sama-sama dilanda El Nino, Satgas Karhutla Riau mampu menekan luas lahan yang terbakar hingga 299 persen.

Dimana pada tahun 2019 lalu luas lahan yang terbakar mencapai 9.714 hektare.

Sedangkan di tahun 2023 ini luasan lahan yang terbakar seluas 2.432 hektare.

Terjadi penurunan luasan lahan yang terbakar hingga mencapai 7.281 hektare.

"Kenapa perbandingannya dengan tahun 2019, tidak dengan tahun 2022, karena di tahun 2019 dan 2023 itu sama-sama terjadi El Nino," ujarnya.

"Sedangkan di tahun 2022 tidak ada El Nino. Jadi kita membandingkannya dengan tahun 2019 karena sama-sama terjadi El Nino," imbuhnya.

Dijelaskan Edy Afrizal, Pemprov Riau telah melakukan upaya terbaik dengan mengerahkan sumberdaya yang dimiliki.

Termasuk juga dukungan penuh oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam melakukan segala upaya penanggulangan, termasuk TNI dan Polri.

“Berkat kerja sama ini, kita berhasil menekan jumlah hotspot, sebanyak 11 persen. Pada tahun 2019 jumlah hotspot di Riau berjumlah 3.689 titik. Sedangkan tahun 2023 ini sebanyak 3.323 titik," katanya.

( Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgio )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved