Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sholawat

Bacaan Sholawat Burdah Lengkap: Maula Ya Sholli Wasallim Daiman Abada

Sholawat Burdah atau Qasidah Burdah merupakan karya Al Imam Muhammad Bin Said Bin Hamad As-Shonhaji Al-Bushiri.

Editor: Muhammad Ridho
Gambar oleh matponjot dari Pixabay
Bacaan Sholawat Burdah Lengkap: Maula Ya Sholli Wasallim Daiman Abada 

نَعَمْ سَرَى طَيْفُ مَنْ أَهْوَى فَأَرّقَنِي
وَالْحُبّ يَعْتَرِضُ اللّذّاتَ بِالَلَــــــمِ
Na ‘ am saraa tayfu man ahwaa fa arraqanii Wal hubbu ya’ taridul ladhdhati bil alami

يَا لَا ئِمِي فِي الهَوَى العُذْرِيِّ مَعْذِرَةً
مِنّي إِلَيْكَ وَلَوْ أَنْصَفْتَ لَمْ تَلُمِ
Yaa laa- imii fil hawal ‘udhriyyi ma ‘dhiratan Minniia ilayka wa law ansafta lam talumi

عَدَتْكَ حَـــالِـي لَاسِرِّيْ بِمُسْتَتِرٍ
عَنِ الْوِشَاةِ وَلاَ دَائِيْ بِمُنْحَسِــمِ
‘Adatka haaliya laa sirriibi mustatirin ‘Anil wushaati wa laa daa – ii bi munhasimi

مَحّضْتَنِي النُّصْحَ لَكِنْ لَّسْتُ أَسْمَعُهُ 
  إَنّ الُحِبَّ عَنِ العُذَّالِ فِي صَمَمِ
Mahhadtanin nusha laakin lastu asma ‘uhu Innal Muhibba ‘anil ‘udhdhaali fii samami

إِنِّى اتَّهَمْتُ نَصِيْحَ الشّيْبِ فِي عَذَلِي
وَالشّيْبُ أَبْعَدُ فِي نُصْحِ عَنِ التُّهَمِ
Innit tahamtu nasiihash shaybi fii’ adhalii Wash shaybu ab ‘adu fi nushin ‘anit tuhami

Artinya:

Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat ta’dhim dan keselamatan atas kekasih-Mu yang terbaik di antara seluruh makhluk.

Aраkаh kаrеnа teringat tetаnggа уаng tіnggаl di “Dzі Salam”. Sehingga engkau сuсurkаn airmata bеrсаmрur dаrаh уаng mеngаlіr dari matamu

Ataukah kаrеnа tiupan angin kеnсаng уаng bеrhеmbuѕ dаrі аrаh “Kаzhіmаh”. Atаu kаrеnа sinar kіlаt yang mеmbеlаh kеgеlараn mаlаm dari Gunung “Idhаm”

Mengapa bila kau tahan air matamu ia tetap basah? Dan mengapa pula bila kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah?

Apakah sang kekasih kira bahwa tersembunyi cintanya. Diantara air mata yang mengkucur dan hati yang bergelora.

Jika bukan karena cinta takkan kau tangisi puing-puing rumahnya. Dan takkan pula kau bergadang untuk mengingat pohon Ban dan gunung (dekat rumah orang yang engkau cintai yakni Nabi Muhammad).

Dapatkah engkau pungkiri cintamu, sedang air mata dan derita telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta?

Kesedihanmu menimbulkan dua garis tangis dan kurus lemah. Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah.

Memang! Ia terlintas di dalam mimpiku, hingga aku susah tidur. Cintaku menghalangiku dari berbagai bentuk kenikmatan karena rasa sakit yang ku derita.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved