Berita Pelalawan
Proyek Turap Rp 16 M di Teluk Meranti Diprediksi Tak Selesai, Ini Kata Dinas PUPR Pelalawan
Nilai kontrak pembangunan turap ini tak tanggung-tanggung mencapai Rp 16 Miliar dengan waktu pekerjaan hampir 5 bulan lamanya.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Memasuki Bulan Desember 2023 ini, proyek pembangunan yang dilaksanakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mulai terlihat hasil akhirnya.
Banyak proyek yang sudah selesai pengerjaannya, ada yang sedang penyelesaian, dan sebagian proyek masih separuh pekerjaan dan diperkirakan tidak akan selesai hingga akhir tahun.
Satu diantaranya yakni pembangunan turap di Kelurahan Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti.
Proyek ini milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dengan nama kegiatan pembangunan penguatan tebing sungai Teluk Meranti kawasan Bono.
Informasi yang diperoleh tribunpekanbaru.com, proyek pembangunan turap itu merupakan penunjang objek Wisata Ombak Bono Sungai Kampar di Teluk Meranti yang telah mendunia.
Namun proses pengerjaannya sangat lamban dan progresnya masih minim. Padahal masa kontrak akan berakhir pada penghujung Desember ini.
Proyek itu dikerjakan oleh PT Polada Mutiara Aceh yang beralamat di Sigli Pidie, Aceh. Nilai kontrak pembangunan turap ini tak tanggung-tanggung mencapai Rp 16 Miliar dengan waktu pekerjaan hampir 5 bulan lamanya.
"Kondisi pekerjaan di lapangan masih menggantung sekali. Tiang pancang belum ditambah semuanya dan hasilnya masih jauh dari target," ungkap seorang sumber tribunpekanbaru.com, Rabu (6/12/2023).
Tentu sangat disayangkan apabila proyek bernilai fantastis itu tak selesai. Apalagi sampai mangkrak atau terbengkalai akibat kelalaian kontraktor pemenang tender dan pihak terkait lainnnya. Alhasil masyarakat tidak bisa menikmati hasil pembangunan turap di lokasi objek wisata Ombak Bono itu.
"Lokasi pembangunannya di dekat Pantai Ogis Teluk Meranti. Tempat menonton Ombak Bono kalau acara Bono Surfing," jelasnya.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Pelalawan, Latief Busromi ST MT ketika dikonfirmasi menyampaikan, sampai saat ini kontraktor masih bekerja untuk menuntaskan pekerjaannya. Ia mengakui jika proyek pembangunan penguatan tebing sungai Teluk Meranti kawasan Bono itu belum sampai 50 persen.
"Volume pekerjaan sampai saat ini sekitar 48 persen. Memang ini termasuk dalam proyek kategori kontrak kritis," beber Latief.
Dijelaskannya, ketersediaan material proyek di lokasi sudah maksimal, termasuk brikes. Hanya saja, tiang pancang belum semua tiba di lokasi proyek yang membuat proses pekerjaan lambat. Sebab pemasangan tiang pancang terlebih dahulu, barulah menyusul material lainnya.
Pihaknya menilai, lambannya progres pembangunan proyek sebesar Rp 16 M ini akibat proses pemesanan tiang pancang yang sulit dan terlambat tiba di lokasi proyek.
Kontraktor awalnya ingin memesan tiang pancang melalui transportasi darat, tapi mengingat kondisi Jalan Lintas Bono (Jalisbon) yang sulit dilalui kendaraan panjang alhasil dibawa melalui transportasi air. Ternyata kapal yang membawa tiang pancang dalam jumlah banyak lebih sulit karena melewati Ombak Bono di Sungai Kampar.
| Simpan Narkoba di Mesin Sepeda Motor, 38 Paket Sabu Disita Polisi dari Dua Pengedar di Pelalawan |
|
|---|
| Ada Laporan Gigitan Anjing di Pangkalan Kerinci, Disbunak Pelalawan Jadwalkan Lagi Vaksinasi Rabies |
|
|---|
| BPKAD Pelalawan akan Lelang 187 Kendaraan Dinas, Bagi yang Berminat Silahkan Mendaftar |
|
|---|
| Rekomendasi Pemprov Riau Turun, Sekdakab Pelalawan Hasil Seleksi Jabatan Segera Dilantik |
|
|---|
| APBD-P 2025 Mulai Dijalankan, BPKAD Pelalawan Prioritaskan Pembayaran Utang Tunda Bayar 2023 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/Proyek_Turap_Rp_16_M_di_Teluk_Meranti_Diprediksi_Tak_Selesai_Ini_Kata_Dinas_PUPR_Pelalawan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.