Pemilih Pemula dan Media Massa Memberikan Dampak Besar Terhadap Kesuksesan Pemilu 2024

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Islam Riau menggelar sarasehan tentang Pemilihan Umum 2024 di aula Kampus FIKOM UIR pada Kamis (4/1/2024).

Sarasehan dengan tema Pemilih Pemula, Media dan Pemilu 2024 itu, mengupas tentang peran pemilih pemula dan media dalam konteks menyukseskan pemilihan umum yang akan digelar pada 14 Februari mendatang.

Dalam sarasehan itu, FIKOM UIR mengundang Amiruddin Sijaya (Anggota Bawaslu Riau), Rinal Marajo (Digital Manager Tribun Pekanbaru), Dr.Dafrizal,S.Pd.,M.Soc.Sc (Dosen FIKOM UIR) dan Ridho Ikhsan,S.E (Politisi) sebagai narasumber utama.

Wakil Rektor 1 UIR, Dr. Syafhendry,M.Si yang membuka kegiatan tersebut, dalam sambutannya menguraikan, sarasehan ini sangat penting dalam memberikan pengetahuan bagi para peserta terutama mahasiswa FIKOM UIR.

"Saya lihat, narasumber yang dihadirkan adalah orang-orang yang tunak di bidang mereka masing-masing. Kita berharap, paparan yang disampaikan akan memberikan pengetahuan baru bagi kita semua," sebutnya.

Amiruddin Sijaya dalam paparannya mengatakan, pemilih pemula yang nantinya didominasi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Mereka ini terkategori dalam kelompok millenials dan Generasi Z.

"Berdasarkan data dari KPU, jumlah pemilih dari generasi millenial ini generasi Z ini lebih kurang 113 juta orang. Atau lebih dari 52 persen dari total pemilih yang berjumlah kurang lebih 205 juta orang," sebutnya.

Dengan fakta itu, kata Amiruddin, kelompok millenials dan Generasi Z adalah penentu kesuksesan dari pemilu 2024, sekaligus penentu arah kepemimpinan bangsa di ruang legislatif dan eksekutif hingga 5 ke depan.

"Jadi, untuk kebaikan bangsa ke depan, generasi muda dari kelompok milenial dan gen z ini harus berpartisipasi aktif dalam pemilu. Memilih orang yang terbaik untuk menjadi pemimpin bangsa ini," sebutnya.

Sementara itu, Rinal Sagita mendedahkan tentang peran media dalam mengalirkan informasi menyangkut pemilu 2024.

Ia mengatakan, ruang persebaran informasi saat ini bergeser dari ruang konvensional ke ruang digital.

"Ruang digital dengan berbagi platformnya menjadi alat efektif dalam persebaran informasi. Masalahnya, otoritas ruang digital itu tak semata-mata dikelola oleh media massa mainstream. Namun, publik juga dengan menjadi agen informasi," sebutnya.

Ketika situasinya seperti itu, tambah Rinal, persebaran informasi bercampur aduk antara produk jurnalistik dengan informasi non jurnalistik.

"Dan informasi non jurnalistik itu, kesahihannya tak bisa dipertanggungjawabkan. Di sinilah bermula, persebaran kabar bohong, manipulasi informasi dan berbagi bentuk ketidakakuratan informasi lainnya," tambah dia.

"Dalam situasi itu, media massa seharusnya mengambil peran untuk tetap menjadi referensi utama atas kesahihan informasi," tukuknya.

Kegiatan seminar ini sendiri terealisasi atas bantuan UKM di FIKOM UIR yaitu Event Organizer Communicate (EVORCOMM).

UKM ini berfokus pada pengelolaan event baik di dalam dan di luar kampus.

( Rilis/Tribunpekanbaru.com )