Berita Viral
Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Korban Merupakan Penerima Ganti Rugi Lahan Tol Bangkinang-Pangkalan
Nenek yang jasadnya ditemukan berlumuran darah di Desa Ganting Damai Kecamatan Salo, benar sebagai salah satu penerima uang ganti rugi jalan tol.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Update penemuan mayat nenek penerima ganti rugi pembangunan tol di Kampar.
Nenek yang jasadnya ditemukan berlumuran darah di Desa Ganting Damai Kecamatan Salo, benar sebagai salah satu penerima uang ganti rugi jalan tol.
Nenek itu bernama Lamma. Pesan yang beredar di WhatsApp, menyebutkan nenek itu menerima ganti rugi tol terkonfirmasi benar.
Seperti diketahui, Ganting Damai salah satu desa yang dilintasi Jalan Tol Bangkinang-Pangkalan.
Saat ini pembangunannya sampai Desa Tanjung Alai Kecamatan XIII Koto Kampar yang merupakan sambungan dari ruas Tol Pekanbaru-Bangkinang.
Konfirmasi diperoleh dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja Balai Besar Jalan Nasional (BBJN) Wilayah II pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Asdiman, Jumat (22/3/2024) siang.
Asdiman mengkonfirmasi nama Lamma, terdapat dalam daftar penerima uang ganti kerugian pengadaan tanah tol di Desa Ganting Damai Kecamatan Salo.
Data yang merujuk KTP milik Lamma, merupakan wanita kelahiran Ganting pada 15 Juni 1959.
Kurang tiga bulan lagi, korban akan berusia 65 tahun.
Nenek Lamma beralamat di Dusun Sukun RT 001 RW 005 Desa Ganting Damai. Tertera pada status perkawinan petani itu, "cerai mati".
Asdiman mengatakan, Lamma menerima uang ganti rugi untuk tanah persawahan miliknya.
"Tapi sudah lama. Tahun 2022. Sekitar September 2022," katanya.
Menurut dia, kala itu Lamma menerima uang ganti kerugian sekitar Rp211 juta.
Ia menyatakan, tidak ada persengketaan selama proses pengadaan lahan pada tanah itu.
Proses ganti rugi tersebut tanpa konsinyasi di pengadilan. "Tanah beliau persawahan itu, tidak bersengketa," katanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kampar, AKP. Elvin Septian Akbar mengakui, pihak keluarga korban memang menolak otopsi. Sehingga tidak dapat memastikan penyebab kematian korban.
"Kami tidak dapat memastikan penyebab dari kematian korban, karena dari keluarga menolak untuk dilakukan otopsi," ujarnya.
Menurut dia, petugas telah turun ke lokasi untuk mengecek Tempat Kejadian Perkara (TKP). Ditemukan ada tanda-tanda bekas luka di tubuh korban.
Hanya saja, keluarga tidak mengizinkan dilakukannya otopsi. "Namun, kami tetap melakukan penyelidikan terkait temuan kami kemarin," katanya.
Elvin menanggapi isi pesan di WhatsApp yang mempertanyakan sikap Polres Kampar. Tribunpekanbaru.com menanyakan, mengapa polisi tidak tetap melakukan otopsi meski ditemukan luka.
Menurut dia, melakukan upaya otopsi jenazah yang harus mendapatkan izin dari pihak keluarga, memang tidak tersirat dan tersurat tertuang dalam aturan.
Tetapi tidak menutup kemungkinan, penyidik meminta pendapat ahli. Pendapat ahli atau dokter forensik tersebut berupa kesimpulan terkait penyebab kematian korban.
"Tidak menutup kemungkinan kami sebagai penyidik akan meminta pendapat ahli (dokter forensik) dan kesimpulan dari ahli terkait penyebab kematian korban," ujarnya.
Ia menyatakan, pihaknya akan terus melakukan penyelidikan. Keterangan dari beberapa saksi masih perlu diambil.
"Mengingat pihak keluarga besar sedang berkabung sehingga kami masih memberikan waktu terhadap mereka," katanya.
Seperti diwartakan, jasad ditemukan di dekat persawahan di Desa Ganting Damai sekitar pukul 12.00 WIB. Dalam keterangan Kepala Kepolisian Sektor Bangkinang Barat, Iptu. Rian Onel, jasad ditemukan pertama sekali oleh Ahmad yang sedang menggembala kerbau.
"Posisi korban telungkup di dekat semak yang tidak jauh dari sawah miliknya," kata Kapolsek. Ahmad sempat memanggil korban dengan sapaan akrabnya. Tetapi korban tidak menyahut.
Lalu Ahmad meninggalkan jasad itu dan bertemu dua remaja, Reza dan Adi, yang sedang mencari ikan. Ia menyuruh kedua remaja itu untuk melihat korban di dekat sawah.
Benar saja, korban ditemukan tertelungkup berlumuran darah. Mereka pun memberitahu Idrus, seorang warga yang tak jauh dari lokasi.
Idrus lah yang memberitahu keluarga korban. Setelah itu, keluarga dibantu warga membawa kirban ke rumah duka di Desa Ganting Damai.
Tak lama kemudian, Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) yang tiba di lokasi langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Lalu membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang untuk divisum.
Usai divisum, jasad dibawa kembali ke rumah duka. Setelah itu, barulah korban dimakamkan. Menurut Rian, terdapat luka tusukan di perut dan dada korban. Terungkap pula, korban kehilangan gelang dan kalung emas.
Keesokan hari setelah penemuan jasad, pesan beredar melalui WhatsApp, Jumat pagi. Ada dua pesan disertai foto-foto kondisi jasad korban yang beredar.
Pesan pertama menyebutkan, jasad adalah korban perampokan dan pembunuhan sadis di Desa Ganting Damai Kecamatan Salo. Kasus ini belum diungkap.
"Perampok dan Pembunuhan Sadis Terjadi Di Desa Ganting Damai KEC Salo Kab Kampar, Sampai Saat ini Belum Terungkap Oleh Satreskrim polres Kampar," tulis pesan yang diteruskan itu.
Pesan itu pun mempertanyakan belum terungkapnya kasus tersebut. Sementara pihak keluarga menolak dilakukan otopsi terhadap jasad korban.
Disebutkan pula, kalung dan gelang emas korban raib dengan kerugian ditaksir senilai Rp35 juta. Korban disebut penerima ganti rugi pembebasan lahan untuk jalan tol.
"Ada apa...? Pihak Keluarga tidak Mengizinkan pihak Polres Kampar, tidak Melakukan Otopsi jenazah korban, Diduga ini Korban Pembunuhan Beserta Perampokan Kalung Emas-Gelang Emas di taksir kerugian yang di alami korban di taksir, 35 Jt., dan korban Dapat Ganti Rugi Pengerjaan Jalan TOL. Tanah yang di Bayar BPN Kampar," tulis pesan kedua yang beredar itu.
( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing )
| Terungkap Sumber Kekayaan Kades Rengasjajar yang Istrinya Viral Pamer Tumpukan Uang |
|
|---|
| Randika, Anak Rantau yang Tewas Kelaparan Pernah Viral Saat Minta Dirinya Ditangkap Polisi |
|
|---|
| Curhatan Astri, Wanita Tunanetra yang Ditolak Buka Rekening Bank, Padahal untuk Lomba UMKM |
|
|---|
| Awal Mula Maling Tak Sengaja Terbakar Hidup-hidup di Surabaya, Satpol PP Mau Lepaskan Ikatan |
|
|---|
| Heboh Mobil Pengantar MBG Ketahuan Angkut Babi, Kepala BGN Sumut Buka Suara |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/Update-Penemuan-Jenazah-Nenek-Penerima-Uang-Ganti-Rugi-Lahan-Tol-Bangkinang-Pangkalan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.