Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Banjir di Sumbar

Kisah Erni yang Nekat Melompat dari Lantai 2 Rumah Ketika Galodo Datang , Rumah Habis Disapu Banjir

Tak ada pilihan . Ketika air belum benar-benar tinggi , Erni harus melompat . Karena itu keputusan cepat agar ia bisa selamat dari Galodo

Editor: Budi Rahmat
Tribunpadang.com
Erni yang setiap hari menantikan uluran tangan bantuan untuk dirinya yang merupakan korban banjir bandang di Sumbar 

Menembus air yang berwarna gelap pekat itu, Erni bersama anak gadisnya langsung mencari tempat yang aman.

Mereka diantarkan oleh suaminya, yang setelah itu mencari anak lelakinya yang tidak terlihat.

"Saya langsung naik kelantai dua rumah warga. Uda (suami) mencari anak laki-laki," jelasnya.

Meski sudah di tempat yang tinggi, Erni dan anaknya masih merasa belum aman, kondisi rumah itu goyang saat banjir terjadi.

Takut terjadi sesuatu, Erni dan anaknya memilih untuk melompat dari lantai dua rumah setinggi enam meter itu.

Pilihan itu ia ambil, saat kondisi air belum sepenuhnya besar dan tinggi, sampai di bawah Erni sempat merasakan ada yang salah dari tumpuannya melompat.

Baca juga: Lara Martias Kehilangan Ibu Usia 101 Tahun Tersapu Banjir di Sumbar, Kenang Permen Kesukaan Ibunda

Karena takut air akan bertambah deras dan tinggi, ia ansur saja langkah ke lokasi yang lebih aman berjarak ratusan meter.

"Malam itu belum terasa sekali sakitnya, karena saya fokus menyelamatkan diri dan anak," terangnya.

Merasa sudah aman, baru rasa sakit menyelimuti Erni, ia mulai kesusahan untuk berjalan dan mendirikan karena kakinya mengalami dislokasi.

Sampai akhirnya banjir mereda, Erni harus menggunakan alat bantu untuk melihat rumahnya yang sudah tidak tersisa dihantam banjir lahar dingin.

Beruntung dalam banjir itu seluruh anggota keluarganya selamat. Tapi seluruh hartanya habis.

Baca juga: Sepekan Banjir Bandang di Sumbar , 3 Warga Nagari Limo Kaum Masih Dicari, Ini Nama-namanya

Kini Erni tidak memiliki apa-apa kecuali baju yang terakhir ia gunakan malam itu.

Setiap hari Erni menunggu uluran tangan pemerintah dan masyarakat luas, untuk kembali menata kehidupannya.

"Malam saya nginap di rumah saudara, kalau pagi ke sini. Di sini saya menunggu bantuan masyarakat dan pendataan pemerintah," ujarnya.

Kejadian pada malam itu, menyisakan trauma mendalam bagi Erni, ia mengaku udah tidak berani lagi untuk kembali tinggal di sana.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved