PERCAYA atau TIDAK dengan Kerasukan Arwah Vina Cirebon? Simak Penjelasan Ilmiahnya
Menguak fakta Kesurupan atau kerasukan dalam kasus Vina Cirebon yang saat ini menjadi sorotan publik
TRIBUNPEKANBARU.COM - Saat ini fenomena kesurupan atau kerasukan menjadi perbincangan hangat.
Apalagi setelah kasus Vina Cirebon yang kembali diangkat.
Dimana kasus itu terkuak setelah seseorang yang mengaku tengah kerasukan arwah Vina.
Dia kemudian memberikan petunjuk terkait pelaku pembunuhan.
Namun, apakah fenomena tersebut nyata?
Bagaimana ilmu pengetahuan menjelaskannya?
Memang tidak dapat disangkal bahwa kesurupan adalah hal lumrah di kalangan masyarakat Indonesia.
Apalagi Indonesia memiliki kepercayaan tradisional yang kental akan mistisme dan masih diyakini oleh penduduk setempat.
Kesurupan bisa membuat tak sadarkan diri. P
enyebabnya tak lain adalah hantu atau arwah orang mati yang merasuki tubuh.
Oleh sebab itu, tak jarang penyelesaiannya dilakukan dengan cara agama, seperti rukiah atau eksorsisme.
Kesurupan Hadir dalam Masyarakat yang Religius
Menurut para ilmuwan, fenomena kesurupan hadir di tengah-tengah masyarakat yang religius.
Gagasan ini bahkan sudah ada sejak di bangunnya gereja yang kerap mengasosiasikan suatu tindakan buruk karena ulah roh jahat.
Gagasan adanya kepercayaan terhadap makhluk supranatural menyebabkan kehidupan spiritual masyarakat yang tidak biasa.
Pada awalnya, spiritualisme merupakan agama yang berkembang di Amerika pada 1800-an.
Agama tersebut mengajarkan kalau roh dapat merasuki manusia. Mereka percaya roh orang yang telah tiada dapat menghuni tubuh sebagai medium berkomunikasi.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya literatur yang merujuk pada komunikasi manusia dengan roh.
Masyarakat yang belum memiliki pendidikan akhirnya pergi ke tempat ibadah terdekat untuk menyembuhkan tubuh orang yang diyakini telah menjadi medium.
Dilansir The Guardian, Canon Michael Perry, Christian Parapsychologist, menambahkan,
“Roh jahat itu kemudian diusir pergi ke tempat lain melalui kekuatan yang lebih besar (Tuhan).”
Masih dalam sumber yang sama, Psikolog dari Bristol, Susan Blackmore percaya bahwa fenomena kesurupan menggambarkan kuatnya kepercayaan masyarakat.
Untuk menghindarinya, mereka cenderung selalu berbuat baik sesuai aturan kepercayaannya.
Bahkan, mereka terkadang bisa saja berperilaku seolah-olah kesurupan ketika sedang dihadapkan pada suatu masalah.
Padahal, “Seringkali, ini adalah orang-orang yang putus asa. Ini mungkin hanya salah satu cara untuk mengatasinya,” ungkap psikolog wanita itu.
Pemikiran ini pun terus terpatri dan membentuk stigma bahwa salah satu jalan keluarnya adalah melakukan ritual pengusiran roh jahat. Padahal, bisa saja sebenarnya kita mengalami penyakit mental karena tekanan.
Akhirnya, banyak masyarakat awam yang lebih memercayai para pemuka agama daripada memeriksakannya ke psikolog. Namun, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, kondisi tersebut dikategorikan dalam gangguan jiwa.
Hal ini pun juga ditekankan oleh Christopher French, Kepala Unit Penelitian di Goldsmith's College di London, bahwa “Di masa lalu, epilepsi, sindrom tourette, dan beberapa bentuk skizofrenia, semuanya dicap sebagai kesurupan.”
Mengalami Skizofrenia atau Kepribadian Ganda
Orang yang kesurupan memiliki gejala utama halusinasi terhadap hal-hal yang tak kasat mata. Misalnya, mereka terbayang-bayang akan suatu sosok atau mendengar suara-suara semu.
Hal ini sama seperti gejala skizofrenia yang membuat pengidapnya mengalami delusi, halusinasi, kekacauan dalam berpikir, hingga perubahan berperilaku.
Selain itu, perubahan perilaku juga bisa diasosiasikan dengan multiple personality disorder (MPD) atau dissociative identity disorder (DID). Penderita gangguan mental ini meyakini dirinya adalah orang lain, sebuah benda, atau seekor hewan.
Dalam dunia psikiatri, gejala ini disebut juga sebagai gangguan disosiasi yang merupakan bagian dari neurosis histerik yang dipicu stres berat sehingga memicu seseorang beralih menjadi pribadi yang lain.
Dilansir Kompas.com, kondisi mental orang yang kesurupan serupa dengan orang yang dihipnotis.
Hal ini terjadi sebagai coping mechanism untuk bertahan dari tekanan mental yang dialami.
Selain itu, kesurupan juga bisa disebabkan oleh amnesia karena orang yang bersangkutan kehilangan memori yang disertai dengan terciptanya identitas baru.
Itulah sebabnya, tak semua penyebab kesurupan berasal dari roh jahat. Jika ditelisik lebih jauh, kesurupan bisa dipicu oleh tekanan stres berat yang sudah berada di ambang batas.
Tekanan tersebut meledak hingga akhirnya merusak kesehatan mental secara tiba-tiba.
(TRIBUNPEKANBARU.COM)
Nestapa Hasan Nasbi: Dulu Ingin Mundur tapi Ditolak Prabowo, Namun Kini Justru Dicopot |
![]() |
---|
Pesan Prabowo kepada Djamari Caniago yang Dilantik Jadi Menko Polkam di Usia 77 Tahun |
![]() |
---|
Kini Jadi Menpora, Apakah Erick Thohir Siap Melepas Jabatan Ketua PSSI? |
![]() |
---|
Apa Itu Leving Together? Temukan Jawaban Leving Together Artinya dalam Bahasa Gaul Disini |
![]() |
---|
Hasan Nasbi Dicopot Prabowo: Siapa Angga Raka Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan yang Baru? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.