Pembunuhan di Payakumbuh

Nasib Feni Ria, Anak Perempuan Satu-satunya yang Jasadnya Dibakar Hingga Tersisa Tulang Tangan

pembunuhan pegawai koperasi di Payakumbuh, Feni Ria Andriani merupakan anak perempuan satu-satunya di keluarga dari 4 bersaudara.

Editor: Muhammad Ridho
Tribunpekanbaru
Nasib Feni Ria, Anak Perempuan Satu-satunya yang Jasadnya Dibakar Hingga Tersisa Tulang Tangan 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sungguh malang nasib Feni Ria Andriani , korban pembunuhan pegawai koperasi di Payakumbuh .

Korban bernama Feni Ria Andriani (42) ini dihabisi nyawanya oleh pasangan suami istri RK (suami) dan E (istri).

Setelah korban dipukuli, pelaku membungkus jasad korban yang belum tentu masih hidup atau sudah meninggal itu ke dalam karung. 

Tak sampai disitu, pelaku lanjut membakar jasad Feni Ria Andriani .

Bahkan Feni Feni Ria Andriani yang hilang berhari-hari ini baru ditemukan ketika sudah menjadi tulang belulang.

Saat itulah pihak keluarga Ria heran kenapa Ria tidak pulang ke rumah sejak Rabu (26/6/2024) pagi.

Andi, suami korban mengatakan bahwa Feni Ria Andriani adalah anak sulung.

Bahkan Feni Ria Andriani merupakan anak perempuan satu-satunya di keluarga dari 4 bersaudara.

Ketiga adiknya laki-laki semuanya.

Semua adik Feni Ria Andriani hingga saat ini tidak terima atas perilaku sadistis yang dialami almarhumah. 

Sementara itu, Andi menyampaikan permintaan maaf almarhumah kepada semua masyarakat baik di kampung maupun di rantau, jika ada kesalahan semasa hidupnya.

Baik sengaja maupun tidak sengaja, agar almarhumah bisa tenang di alam kuburan. 

Getar suaranya masih terdengar sangat berduka saat menjawab telepon Tribunpekanbaru.com dan menyampaikan kondisi keluarga saat ini. 

“Memang masih berat, tapi inilah jalannya. Kami berharap penegak hukum dalam memberikan rasa keadilan yang seadil-adilnya, memberikan hukuman yang setimpal,” katanya. 

Pelaku Adalah Pasutri

Pelaku pembunuhan Feni Ria Andriani yang merupakan pegawai koperasi di Payakumbuh itu adalah RN dan E.

Feni dihabisi dengan cara dihajar. Bahkan korban dibakar pelaku di lokasi pembuangan sampah.

Jasad Feni Ria Andriani hanya tinggal tulang tangan yang gosong di unggunan api belakang rumah pelaku pembunuhan.

Rangka tulang ini kemudian dilakukan pemeriksaan forensik oleh pihak kepolisian.

Pelaku adalah pasangan suami istri. Tetangga mengenal keduanya sebagai orang yang akrab dan mudah bergaul.

Sang suami bekerja menjadi sopir pengantaran ayam.

Sedangkan istrinya E merupakan pedagang sayur keliling.

"Tentunya kami sebagai warga tidak menyangka, karena selama ini kami mengenal mereka baik-baik saja," ujar warga Jumat (5/7/2024), dikutip dari Tribun Padang.

Seminggu Tak Pulang

Sebelumnya, pihak keluarga heran Ria tidak pulang ke rumah sejak Rabu (26/6/2024) pagi.

Ria pergi dari rumah juga tidak membawa Ponsel. Biasanya, jika ia pergi sebentar saja memang tidak membawa Ponsel.

Ketika Ria sudah tidak pulang, pihak keluarga kebingungan untuk menghubunginya.

Akhirnya semua pihak kelurga mencarinya ke mana-mana, di tanya ke semua teman-temannya.

Setelah hampir 24 jam barulah suaminya melapor ke Polsek Guguk.

Hari hari berlalu, jejak Ria belum terlacak, hingga seminggu lamanya.

Sedangkan TKP tidaklah jauh dari kantor Polsek Guguk itu sendiri.

Adik kandung korban mempunyai firasat bahwa tidak mungkin kakaknya hilang begitu saja.

Setiap hari dan malam adik korban kesana kemari mencari si kakak.

Adiknya ini juga dikenal sebagai anak komunitas vespa di kampungnya.

Setelah seminggu kehilangan Ria, adiknya datang ke arah kandang ayam Ed Nawi.

Sesampai di situ ada warga yang mengatakan bahwa ada suara erangan minta tolong terdengar pada Rabu waktu kejadian.

Namun warga ini hanya mendengar sekali dan tidak menyangka itu korban pembunuhan.

Warga inilah memberi petunjuk dan menyarankan agar membuka rekaman CCTV kandang ayam milik Ed Nawi.

Sang Adik langsung feeling, lalu menghubungi kakak iparnya atau suami korban.

Pihak keluarga korban meminta kepada sekuriti kandang ayam agar membuka rekaman CCTV.

Suami korban dan keluarga korban dihadapkan pada urusan yang rumit, izin membuka rekaman CCTV belum dapat dari sang pemilik.

Akhirnya banyak pihak yang mendesak, maka dibukalah remakan CCTV itu.

Setelah dilihat, betapa terkejutnya suami korban dan pihak keluarga, bahwa Ria memang terekam masuk ke TKP, dan tidak kembali lagi.

Di rekaman yang lain, pelaku tampak mengendarai sepeda motor Aerox milik Riau.

Rekaman CCTV inilah yang kemudian menjadi bukti petunjuk bagi kepolisian untuk mengungkap kasus ini.

Polisi masuk ke TKP dan menangkap E.

Saat polisi tiba, E pucat dan tak dapat mengelak lagi.

Sedangkan suami pelaku, Rifki Novitra sudah tidak ada di rumah.

Rifki Novitra Kabur ke Duri Kendarai Sepeda Motor Korban

Menurut keterangan masyarakat setempat, pelaku E mengakui ke polisi bahwa suaminya Rifki Novitra alias Riki kabur ke Duri, kabupaten Bengkalis, Riau usai mengeksekusi Ria di rumahnya.

Celakanya, Riki kabur menggunakan sepeda motor milik korban.

Polres Kabupaten Limapuluh Kota langsung gerak cepat menuju Duri. Pada Kamis (4/7/2024) sekira pukul 12.00 WIB.

Satreskrim Polres Limapuluh Kota berhasil menangkap Riki dan dibawa ke Limapuluh Kota.

Riki menjadi pelaku utama dalam kasus ini, sempat tinggal beberapa hari di Duri.

Namun istrinya yang tinggal di rumahnya di Jorong Ketinggian tidak dapat mengelak saat diinterogasi pihak kepolisian.

Dalam sehari-hari Riki bekerja sebagai buruh bongkar muat di pasar-pasar tradisional.

Selain itu juga freelance sopir di kandang ayam Ed Nawi.

Ia belum lama mendapat bantuan rumah layak huni, di rumah inilah ia menghabisi nyawa Ria.

Riki dan E juga mempunyai 3 orang anak.

( Tribunpekanbaru.com /mayonal putra)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved