Kakek Nenek Tewas di Jonggol
UPDATE Kakek Nenek Tewas di Jonggol: 3 Anak Hans Tomasoa Dilaporkan, Terancam Penjara 3 Tahun
dengan adanya proses hukum bisa berdampak agar tak ada lagi anak-anak yang tega menelantarkan orang tuanya semacam ini.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Kasus Kakek Nenek Tewas di Jonggol saat ini disorot publik.
Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (73) ditemukan membusuk di rumahnya di Perumahan Citra Indah, Jonggol.
Pasutri itu diketahui memiliki tiga anak kandung, namun diduga tak pernah datang menjenguknya.
Padahal ketiga anaknya diketahui tinggal di Jakarta, Bandung, dan Bekasi.
Menyikapi fakta tersebut, pengacara yang juga Ketua Bidang Hukum dan HAM PB Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI), Gurun Arisastra menyebut akan mempolisikan ketiga anak Hans dan Rita.
"Saya meminta atensi kepada Kapolri serta Kapola Jawa Barat untuk memanggil, memeriksa dan memproses hukum anak kandung yang diduga telah menelantarkan orang tuanya yang lansia hingga meninggal," kata Gurun saat dihubungi, Jumat (19/7/2024)
Rencananya, Gurun akan membuat laporan resmi ke Polres Bogor pada Senin (22/7/2024) pekan depan.
Menurut Gurun, tindakan penelantaran yang dilakukan ketiga anak korban melanggar Pasal 49 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan hukuman pidana tiga tahun dan denda belasan juta.
Baca juga: Ternyata Bukan Sakit Stroke, Rita Tomasoa Lumpuh Karena Sakit Parkinson Hingga Tewas di Kamar
Baca juga: Reka Ulang Wartawan Tewas Terbakar, Terungkap Cara BG Perintahkan Bakar Rumah Rico Sempurna
"Harusnya orangtua ini kan dirawat oleh anaknya tetapi ini justru ditelantarkan hingga akhirnya meninggal dunia," kata advokat dari Law Firm Gurun Arisastra & Partners ini.
Selain itu, ia berharap dengan adanya proses hukum bisa berdampak agar tak ada lagi anak-anak yang tega menelantarkan orang tuanya semacam ini.
"Alasan sosiologisnya supaya ini jadi pembekajaran penting dan aturan hukum kepada anak-anak maupun lingkup rumah tangga bahwa tidak boleh menelantarkan keluarganya karena ini jelas sangat tidak manusiawi," ujar Gurun.
ALASAN Anak Opa Hans Jarang Berkunjung Terbongkar
Alasan anak Opa Hans jarang berkunjung terbongkar.
Si bungsu kuak hubungan keluarganya ada masalah.
Anak Hans Tomasoa rupanya sempat curhat ke Ketua RT setelah kedua orangtuanya meninggal dunia.
Anak bungsu oma opa meninggal di Jonggol itu mengurai alasan kenapa dirinya tak pernah menjenguk Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa.
Rupanya, ia mengaku kalau hubungannya dengan Opa Hans dan Oma Rita sedang tidak harmonis.
Baca juga: Ditolak Berhubungan Suami Istri, Pria di Anambas Bakar Diri Depan Anak, Sudah 4 Hari Cekcok
Baca juga: Momen Toni RM dibikin Sibuk oleh Penggemar Pegi Setiawan saat Beli Baju di Mall
Ketua RT mengatakan, sejak Hans Tomasoa dan istrinya tinggal di wilayahnya, dirinya tidak pernah bertemu dengan anak-anak mereka.
Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (79) tinggal di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
"Oma opa punya tiga putra, kalau yang pernah ketemu sama saya langsung mohon maaf sampai kejadian ini belum ada," kata Ketua RT dikutip dari Intens Investigasi via TribunnewsBogor.com, Jumat (19/7/2024)
Saat oma opa meningga, Ketua RT baru pertama kali bertemu dengan anak Hans Tomasoa.
"Jadi saya untuk pertama kalinya bertemu dengan anak bungsu opa oma ini setelah opa dan oma disemayamkan," kata dia.
Sementara saat anak pertama dan kedua datang ke wilayahnya pascakematian oma opa, kebetulan tidak sempat bertemu dengan Ketua RT.
Kepada Ketua RT, anak bungsu mengaku ada masalah keluarga di antara mereka.
"Dari penyampaian anak bungsu opa dan oma, dia menyampaikan bahwa ada ketidakharmonisan di dalam hubungan mereka," tuturnya.
Namun ia menghargai privasi keluarga Opa Hans dengan tidak menanyakan masalahnya.
"Itu menjadi ranah privasi mereka, saya hanya mengetahui mungkin mereka sedang tidak dalam hubungan yang baik," kata dia.
Sementara itu, Pengurus RT, Jonathan Tobing mengatakan kalau anak bungsu Hans Tomasoa baru datang di tengah-tengah pemakaman.
"Anak bungsu hadir di tengah-tengah acara pemakaman, anak pertama dan kedua datang ke lingkungan kami Sabtu malam," kata dia dikutip dari Youtube tvOneNews, Jumat.
Kepada Jonathan, anak pertama dan kedua Opa Hans mengaku baru tahu kabar orangtuanya meninggal pada siang hari.
"Alasan mereka berdua itu mendapat informasi sekitar jam 1 siang, tidak menjelaskan apapun soal adanya permasalahan keluarga," tutur Jonathan.
Sementara itu, bendahara RT, Uthe mengaku sempat menghubungi anak bungsu Hans Tomasoa.
Uthe berusaha menghubungi sang anak bungsu tapi tidak mendapat respon.
"Saya sebenarnya sangat kesal sama anak-anaknya, kalau emang gak mau mengakui orangtua ini ya sudah berikan ke orang lain dan jangan mengejar hal-hal lain setelah mereka meninggal," kata dia.
Ia bahkan mengaku kesal dengan perilaku anak-anak Hans Tomasoa.
"Apalagi di saat meninggalnya itu saya coba telepon itu gak diangkat, saya coba kirim videonya itu pun gak direspon," ujarnya.
Bahkan pihak gereja yang mencoba menghubungi anak bungsunya itu juga sama-sama tak mendapat respon.
Barulah saat oma dan opa dibawa ke RSUD Cileungsi, anak bungsunya baru menanggapi.
"Terus begitu kita bawa ke RSUD barulah di situ direspon. Pas direspon itu sebetulnya gak enak ngeresponnya," kata dia.
(TRIBUNPEKANBARU.COM)
Bantah Telantarkan Orangtua, Anak Kakek Nenek Tewas di Jonggol Sebut Sering Rebutan Urus Orangtua |
![]() |
---|
Putra Sulung Hans Tomasoa Jawab Isu Anak Tak Berbakti: Singgung Hak Waris Rumah |
![]() |
---|
Anak Sulung Hans Tomasoa & Rita Klarifikasi, Tuding Ada Persekongkolan Jahat Terkait Isu Beredar |
![]() |
---|
Anak Pertama Opa Hans dan Oma Rita Bantah Telantarkan Orangtua Hingga Tewas Membusuk |
![]() |
---|
Curhatan Anak Opa Oma yang Tewas di Jonggol, Ungkap Masalah Keluarga Hingga Telantarkan Orangtua |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.