Mayat Dalam Karung di Pontianak
Diluar Dugaan, Begini Saran Dukun ke Ibu Tiri yang Bunuh Anak di Pontianak
Dari bukti itulah Tiwi meyakini bahwa pembunuhan anaknya telah direncanakan pelaku sejak lama.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Fakta terbaru Mayat Dalam Karung di Pontianak dengan korban berusia 6 tahun atas nama Ahmad Nizam.
Pelaku adalah ibu tiri korban, Iftahurrahman (24).
Ichan, ayah korban mengungkap tabiat istri keduanya itu.
Diakui Ichan, selama tiga tahun menikah dengan pelaku, ia tidak curiga sama sekali bahwa anaknya disiksa begitu kejam.
Sebab jika di depan suami, pelaku selalu berperilaku baik nan lemah lembut.
"Dia (pelaku) itu kelihatannya orang baik banget, dari keluarga baik-baik, saya pikir kayak gitu. Akhirnya saya suka, saya nikahi, kan sebelumnya saya tanya 'gimana saya punya anak'. Dia oke 'gimana nantinya apa dengan saya atau mamanya atau nenek kakek'. Kata (pelaku) 'enggak bisa Nizam itu tanpa saya, karena Nizam bisa jalan karena saya, belajar makan dari dia'," kata Ichan dilansir dari Podcast Curhat Bang Denny Sumargo, Minggu (1/9/2024).
Atas perbuatan sang istri, Ichan mengaku sangat murka dan meminta agar pelaku membusuk di penjara.
Kepada ibu kandung Nizam, pelaku mengakui perbuatannya seraya mengurai alasan kenapa menghabisi nyawa sang anak tiri.
Selama ini pelaku cemburu karena anak kandungnya tidak diberikan perhatian besar seperti Nizam.
"Saya merasa papa Nizam lebih sayang Nizam dibanding adiknya. Nizam itu dulu waktu masih kecil selalu papa Nizam, sementara adiknya enggak pernah digendong papa Nizam," kata pelaku dicontohkan oleh ibu kandung Nizam.
Dari bukti itulah Tiwi meyakini bahwa pembunuhan anaknya telah direncanakan pelaku sejak lama.
Baca juga: Prabowo Berikan Bocoran Susunan Kabinetnya, Para Menteri Jokowi Bakal Diangkut
Baca juga: Partai Baru Anies Baswedan Dideklarasikan Usai Jokowi Lengser? Jubir Sebut Namanya Lagi Dicari
"Ada indikasi ini bisa aja pembunuhan berencana karena si tersangka merasa kalau papa Nizam lebih sayang dibanding adiknya (anak pelaku). Pelaku di depan penyidik dia mengutarakan itu," ungkap Tiwi.
Tak hanya itu saja, fakta mengejutkan lainnya diungkap oleh Tiwi.
Rupanya ia berhasil menemukan bukti bahwa pembunuhan anaknya, Nizan adalah perencanaan yang dibuat oleh pelaku, Ifta.
Bukti baru yang diurai Tiwi itu salah satunya berasal dari dukun.
Ternyata sebelum aksi sadis pembunuhannya kepada Nizam terbongkar hingga ke hadapan polisi, pelaku sempat menghubungi dukun.
Dari percakapan antara dukun dan pelaku itulah didapatkan fakta soal dugaan pembunuhan berencana.
"Kemarin saya menyerahkan bukti tambahan, ada percakapan tersangka sama dukun. Jadi pada saat Nizam sudah kolaps seperti itu, dia (pelaku) menghubungi dukun. Jadi si tersangka menghubungi dukun untuk meminta saran kepada dukun itu bagaimana Nizam harusnya," pungkas Tiwi.
"Pada saat kolaps?" tanya Denny Sumargo.
"Pada saat Nizam itu sudah kayak gitu, dalam keadaan entah meninggal atau sudah tidak sadarkan diri. Dia (pelaku) panik, dia menghubungi dukun. Nah dukun itu pada saat dia (pelaku) menghubungi itu dia (dukun) merekam," kata Tiwi.
Alih-alih menjerumuskan pelaku, sang dukun justru mengarahkan pelaku agar mengakui perbuatan kejinya ke polisi.
Sebab sang dukun sadar bahwa pelaku sudah melakukan pembunuhan.
"Saya ada rekamannya, jadi dia (pelaku) nanya 'gimana kalau misalnya Nizam kayak gini'. Si dukun sudah tahu 'wah kalau kayak gini namanya pembunuhan, silahkan kamu laporkan ke polisi atau RT untuk diproses lebih lanjut'. Tapi dia (pelaku) enggak mau," imbuh Tiwi.
Namun setelah disadarkan oleh dukun, pelaku malah mengelak dan kian ketakutan.
Hingga akhirnya pelaku malah mengatur skenario pura-pura korban diculik oleh pria berinisial Y.
"Kan (pelaku) ngasih tahu kronologinya, Nizam itu kenapa-napa. Dia (pelaku) ngurung Nizam di luar, Nizam enggak sadarkan diri. Dukunnya malah ngasih arahan 'kamu harus pergi ke kantor polisi atau RT setempat, itu sudah tidak bagus'. Akhirnya sudah ditutup teleponnya, dia tidak melakukan apa yang disarankan dukun itu," pungkas Tiwi.
Mengetahui nasib pilu Nizam, Tiwi juga berharap pelaku bisa dihukum maksimal yakni hukuman mati.
"Saya enggak rela, saya menuntut seadil-adilnya. Saya sedih, yang tersisa di hati saya ini cuma rasa untuk membalas, berjuang untuk anak saya. Gimana caranya tersangka dapat vonis maksimal hingga dapat hukuman mati," imbuh Tiwi.
Seperti diketahui, Nizam ditemukan tak bernyawa di dalam karung di halaman belakang rumahnya di Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada 22 Agustus 2024.
Mayat Nizam yang sudah terbujur kaku pertama kali ditemukan oleh sang ayah kandung, Ichan.
Belakangan diketahui bahwa Nizam sudah meninggal dunia sejak tanggal 19 Agustus 2024.
Untuk itu Ichan dan Tiwi selaku orangtua kandung Nizam memperjuangkan nasib putra mereka yakni agar pelaku dihukum seberat-beratnya bahkan sampai hukuman mati.
Minta Pelaku Dihukum Mati
Kedua orang tua Nizam, bocah 6 tahun yang meninggal dunia dianiaya ibu tiri akhirnya muncul ke publik saat menjadi bintang tamu podcast Denny Sumargo.
Ibunda kandung Nizam, Tiwi berharap tersangka berisial IF itu dihukum seberat-beratnya sesuai dengan perbuatannya.
"Saya gak rela. Saya ingin menuntut keadilan (untuk) anak saya seadil-adilnya. Saya sedih, merasa kehilangan dan itu sudah saya lalui. Yang tersisa di hati saya sekarang rasa ingin fight untuk keadilan anak saya," kata Tiwi dilihat pada tayang channel YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo, Minggu (1/9/2024).
Bahkan Tiwi berharap tersangka IF dihukum mati karena ada indikasi pembunuhan berencana.
"Saya berjuang gimana caranya tersangka ini mendapatkan vonis semaksimal mungkin hingga hukuman mati," kata Tiwi menegaskan.
Dirinya mengaku sempat dipertemukan dengan tersangka IF oleh penyidik Ditreskrimun Polda Kalimantan Barat.
Pada kesempatan tersebut, Tiwi mengungkapkan bahwa tersangka merasa ayah Nizam lebih sayang dibanding adiknya yang merupakan anak kandung tersangka.
"Tersangka bilang papanya Nizam lebih saya Nizam dibanding adiknya. 'Nizam waktu masih kecil selalu digendong papanya. Sementara adiknya gak digendong sama papanya Nizam'," kata Tiwi menirukan ucapan tersangka.
"Kalaupun merasa keberatan mengurus anak saya, silakan sampaikan keberatan kepada saya. Tapi dia tidak pernah menyampaikan itu," kata Tiwi.
Sementara Ichan, ayah Nizam juga menginginkan tersangka dihukum seberat-beratnya.
"Mau busuk, busuklah dia (tersangka) di penjara. Gak nyangka apa yang diperbuatnya itu. Kok sekejam itu," kata Ichan sambil menitikkan air mata.
Ichan tak ingin tersangka mendapatkan keringanan hukuman karena memiliki anak perempuan berusia 1 tahun.
Anak perempuan tersebut merupakan hasil hubungan Ichan dan tersangka.
"Saya tidak mau tersangka ada keringanan hukuman karena punya anak kecil. Saya mau dia dihukum seberat-beratnya, hukuman mati," tegas Ican.
"Berarti kalian berdua ingin (tersangka divonis) hukuman mati?" tanya Denny Sumargo memastikan.
"Iya, karena sudah ada indikasi dia (tersangka) merencanakan itu," jawab Tiwi.
(TRIBUNPEKANBARU.COM)
'Kalau Kayak Gini Namanya Pembunuhan' Dukun Sarankan Ibu Tiri Menyerah usai Habisi Nyawa Nizam |
![]() |
---|
Dituding Tak Sedih Anaknya Dibunuh Ibu Tiri, Ibu Nizam: Saya Perjuangkan Tersangka Dihukum Mati |
![]() |
---|
Terungkap Percakapan Ibu Tiri dan Dukun Sebelum Nizam Tewas, Pembunuhan Berencana? |
![]() |
---|
Sederet Kekejaman Ibu Tiri di Pontianak Aniaya Anak hingga Tewas: Beri Air Zam-zam Pakai Tutup Botol |
![]() |
---|
UPDATE Bocah SD Tewas Dianiaya Ibu Tiri di Pontianak: Hasil Autopsi Nizam, Tersangka Akui Kekejaman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.