Viral Ibu di Kampar Masuk Parit

Nestapa Ibu Viral di Kampar, Tanahnya yang Kena Tol Pekreng Diserobot, Anak Terancam DO dari Kampus

Rosmidah Daulay, ibu viral yang masuk ke parit untuk mempertahankan tanahnya kena tol, dirundung masalah berat lainnya.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Istimewa
Tangkapan video seorang ibu masuk parit galian alat berat di areal yang kena Tol Pekreng I di Desa Rimbo Panjang. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Rosmidah Daulay, ibu viral yang masuk ke parit untuk mempertahankan tanahnya kena tol, dirundung masalah berat lainnya.

Ia mengaku putranya akan dikeluarkan dari kampus.

Kabar tentang tanahnya berukuran 17,5x23 meter persegi di Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang masuk jalur Tol Pekanbaru-Rengat Tahap I (Pekreng I) membawa kegembiraan.

Ia berharap uang ganti rugi dapat membantu perobatan anaknya.

Putra bungsunya, Indra Kurniawan mengalami kelumpuhan.

Putranya yang kini berusia 25 tahun, divonis mengidap kanker getah bening saat duduk di bangku Kelas II Sekolah Dasar (SD).

Kala itu, dokter meminta Indra harus menjalani kemoterapi 18 kali.

"Setelah yang ke-16, (Indra) tidak bisa berdiri sampai sekarang," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (5/9/2024).

Sekarang, Indra sudah kuliah. Ia mahasiswa Semester 7 Jurusan Teknik Informatika di Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI). 

"Pas kira-kira seminggu yang lalu ke UMRI membayar uang kuliah Semester 7, anak kami Indra disuruh keluar dari kampus," ujar warga Pekanbaru ini.

Ia kaget dan sedih. Pihak kampus beralasan Indra tidak bisa mengikuti perkuliahan yang dilaksanakan di Laboratorium.

Sehingga ia tidak mendapatkan nilai. 

Indra yang lumpuh memperbaiki sepeda motor.
Indra yang lumpuh memperbaiki sepeda motor. (Istimewa)

Persoalan bertubi-tubi membuat hidup Rosmidah dan keluarga kian rumit. Ia hanya berharap pihak-pihak yang berwenang, dapat membantu penyelesaian masalahnya. 

Sebelumnya, video Rosmidah masuk parit galian alat berat viral. Setengah tubuhnya tenggelam di genangan parit itu. 

"Beginilah perjuangan. Memperjuangkan tanah yang kena tol," katanya dalam sebuah video yang beredar. 

Tanah itu dibelinya dengan cara mencicil dari Gabungan Koperasi Pegawai Negeri (GKPN) pada tahun 1980-an. Belakangan diserobot oleh pihak yang mengeklaim tanah itu ulayat masyarakat adat.

Menurut ibu 50 tahun itu, alat berat didatangkan oleh pihak penyerobot. Sementara uang ganti rugi tanah tol belum jelas hingga kini. (Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved