Gadis Remaja di Kampar Riau Tewas Tertembak Senapan Angin, Darah Mengalir dari Kepala

Seorang gadis remaja bernama Chyssi Gita Cahyani (12) meregang nyawa setelah tertembak senapan airgun Kamis (12/12/2024).

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Sesri
Istimewa
Gadis Remaja di Kampar Riau Tewas Tertembak Senapan Angin 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Seorang gadis remaja bernama Chyssi Gita Cahyani (12) meregang nyawa setelah tertembak senapan airgun Kamis (12/12/2024).

Kepala Kepolisian Sektor XIII Koto Kampar, AKP. Sumaryadi menyebutkan, pria berinisial SH (27) pemilik senapan angin (Air Gun) itu telah diamankan. 

"Pelaku dan dijerat dengan Pasal 359 KUHP dan Pasal 1 Ayat (1) UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951," katanya dalam keterangan yang diterima Tribunpekanbaru.com, Minggu (15/12/2024).

Ia menjelaskan kronologi korban tertembak pada Kamis sore itu.

Bermula ketika SH yang merupakan warga Desa Aliantan Kecamatan Kabun Rokan Hulu memainkan jenis Predator Air Gun miliknya.

SH mengaku baru sepekan memiliki senjata airgun, melakukan uji coba atau tes menembak.

SH menembak buah nangka yang ada di depan rumahnya. Sebelum kejadian itu, SH sudah melepaskan tembakan sebanyak empat kali.

Baca juga: VIRAL Wanita Rebut Senjata Api Tentara saat Darurat Militer di Korea Selatan, INILAH Ahn Gwi Ryeong

Baca juga: Wanita Tewas di Pekanbaru Bersimbah Darah Akibat Senjata Tajam, Suaminya Menghilang

Pada tembakan ke lima, peluru mengenai korban.

Pelajar itu tinggal di Perumahan Kelompok Tani Bina Tiup (KTBT) Desa Koto Tuo, Kecamatan XIII Koto Kampar itu.

"Saat bersiap menembak untuk kelima  kalinya, tiba-tiba korban melewati lokasi tersebut sambil berlari," ujarnya.

Seketika itu, Chyssi ambruk dan jatuh ke tanah. Saat itu sedang hujan.

SH yang kaget langsung meletakkan senjatanya, lalu berlari mengampiri tubuh korban. 

Niat SH untuk membantu korban.

"Namun, ketika  SH mendekati Chyssi, ia melihat darah mengalir dari kepala korban," ujarnya.  

Setelah itu, SH dan ibu korban bersama warga setempat membawa Chyssi ke Klinik PT. Padasa Enam Utama untuk mendapat pertolongan medis. 

Karena peralatan medis di klinik itu tidak lengkap, korban dirujuk ke Rumah Sakit Umum Bangkinang. Tetapi nyawanya tidak tertolong. 

"Korban meninggal dunia sebelum sampai di rumah sakit," ungkapnya.

( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved