Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Antrean Solar di Pelalawan, Sopir Sampai Menginap di SPBU, Diskoperindag Konfirmasi ke Pertamina

Masyarakat mengeluh kesulitan mencari BBM jenis solar subsidi di SPBU yang ada di Pangkalan Kerinci maupun Pelalawan.

Penulis: johanes | Editor: Theo Rizky
Tribunpekanbaru.com/Johannes Wowor Tanjung
Beberapa kendaraan besar memilih menunggu di SPBU Jalintim Kilometer 55 Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan menunggu stok solar, Kamis (19/12/2024).  Satu pekan terakhir terjadi kelangkaan BBM jenis solar subsidi di Pelalawan. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Antrean panjang kendaraan di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Pelalawan menjadi pemandangan yang tidak biasa dalam satu pekan terakhir. 

Kendaraan yang mengantre menunggu giliran untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis biosolar.

Mobil rela menunggu lama dan berjejer memanjang asalkan mendapatkan BBM subsidi tersebut.

Kondisi itu terjadi juga di Kecamatan Pangkalan Kerinci di antaranya di SPBU yang terletak di tengah Kota Pangkalan Kerinci, SPBU Jalan Lintas Timur Kilometer 55, SPBU Jalintim dekat RS Efarina, dan SPBU Jalan Koridor PT RAPP Kilometer 5. 

Masyarakat mengeluh kesulitan mencari BBM jenis solar subsidi di SPBU yang ada di Pangkalan Kerinci maupun Pelalawan.

Antrean panjang selalu terlihat ketika stok solar masuk ke SPBU mulai dari bus pengangkut penumpang, bus pengangkut karyawan dan pekerja perusahaan, truk-truk besar, coltdiesel, hingga kendaraan masyarakat yang mengkonsumsi solar lainnya. 

"Dari kemarin susah nyari solar. Kalau udah ada, pasti antre panjang di SPBU. Sampai macet di jalan," tutur Dedi (43) warga Pangkalan Kerinci. 

Pemilik usaha kelontong ini menggunakan mobil yang mengonsumsi solar untuk mengangkut dagangannya.

Selama ini ketersediaan solar di SPBU masih aman dan tidak ada kendala. Namun satu pekan terakhir, solar semakin langka dan sulit didapatkan di SPBU sepanjang Lintas Timur. 

"Lebih parah di SPBU dekat RS Efarina. Sering bikin macet jalan karena truk-truk besar mengantri di badan jalan," ujar warga lainnya, Hotma (33). 

Keresahan atas kelangkaan solar subsidi menjelang akhir tahun ini juga disampaikan warga di Media Sosial (Medsos).

Pasalnya, warga yang sangat membutuhkan BBM solar selalu kalah saing dengan bus-bus milik perusahaan yang digunakan mengangkut karyawan maupun pekerja.

Selain itu, truk dan mobil besar selalu lebih dulu mengantre karena ukurannya yang bongsor.

"Ada juga sopir yang telah menginap di SPBU menuggu stok solar masuk. Pas sudah datang, pasti langsung habis. Awak tak kebagian lagi," katanya. 

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan UMKM Pelalawan, Hanafie saat dikonfirmasi membenarkan terjadinya kelangkaan BBM jenis solar subsidi sejak pekan lalu di Pelalawan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved