Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Nasional

Kisah ASN di Kemendikti Saintek, Awalnya Dipecat, Kemudian Viral, Lalu Berdamai dan Tak jadi Dipecat

Ini menjadi kebijakan yang aneh dan tak tegas. ASN dipecat, kemudian diviralkan . Akhrinya dibawa berdamai dan tak jadi dipecat

Editor: Budi Rahmat
tangkap layar / Tribunnews
Kemendiktisaintek didemo pegawainnya 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kabar terbaru pemecatan yang dilakukan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro .

Sosok Aparatur Sipil Negara ( ASN ) bernama Herlina smepat mengungkapkan terkait vdnegan pemecatan yang ia dapatkan .

Bahkan ia secara gamblang menceritakan perihal apa yang menjadi penyebab ia dipecat dan kemudian itu menjadi pemberitaan massif hingga pegawai unjuk rasa .

Baca juga: Sempat Viral, Kasus ASN di Bandung Dianiaya Istri Berakhir: Sang Suami Cabut Laporan

Tak hanya itu , pemecatan Herlina juga menjadi viral karena banyak publik yang menyorot kebijakan Mendikti Saintek yang melakukan pemecatan sepihak .

Namun , setelah kabar itu viral , Menteri langsung melakukan pertemuan dnegan ASN yang terkena kebijakan pemecatan .

Dan ujung-ujungnya kedua pihak berdamai hingga tak adanya perdamaian .

Tentu ini menjadi pertanyaan . Apakah kebijakan pemecatan itu bisa berubah jika sudah diviralkan ? 

Dan seharusnya pejabat terkait jika memang sudah mengeluarkan kebijakan hendaknya konsisten dengan pemikiran yang panjang .

Dipecat , Viral Lalau Damai

Ya , kabar terbaru Neni Herlina, pegawai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) yang sempat dipecat Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro disebut tetap menjadi pegawai kementerian itu.

Hal itu setelah Neni Herlina telah berdamai dengan Menteri Satryo.

Kabar itu diungkapkan Sekjen Kemendikti Saintek, Togar M Simatupang.

Tidak cuma Neni, pegawai lain bernama Angga dipastikan tetap berada di Kemendikti Saintek.

"Iya (tetap di Kemendikti Saintek)," kata Togar, Senin (20/1/2025) malam.

Togar mengatakan ada kesalahpahaman yang terjadi antara Menteri dengan Neni.

Tetapi, kedua belah pihak telah berdamai.

Baca juga: Sempat Lapor Polisi, ASN Bandung Barat yang Jadi Korban KDRT oleh Istrinya Cabut Laporan

"Iyalah (damai). Kita harus dewasa dalam menyikapi perbedaaan. Kan ini ada perbedaan miskom, interkultural, perseptual, dan macam-macam."

"Ini kan biasa dalam pemekaran organisasi," ungkapnya.

Neni Herlina Bertemu Satryo

Adapun kesepakatan damai didapat setelah Satryo bertemu dengan pihak-pihak terkait seperti Neni Herlina, Angga hingga Ketua Paguyuban Pegawai Dikti, Suwitno.

Togar mengatakan pertemuan berlangsung di rumah dinas Menteri Satryo Senin malam pukul 19.30 WIB.

"Di situ terjadi perbincangan dari mulai aspirasi perbedaan yang ada sampai rekonsiliasi. Saling menerima, memaafkan dan juga meluruskan hal-hal yang perlu diluruskan," ujarnya.

Sebelumnya, puluhan pegawai Kemendikti Saintek menggelar aksi demonstrasi mengecam dugaan pemecatan pegawai kementerian di depan Kantor Kemendikti Saintek, Senayan, Jakarta, Senin.

Dalam aksi tersebut, para pegawai menggunakan pakaian berwarna hitam dan membentangkan spanduk protes terhadap  Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Pengakuan Neni Herlina soal Pemecatan

Sebelumnya, Neni Herlina yang sempat dipecat oleh Satryo menceritakan pemecatannya dilakukan secara tidak etis.

Pemecatan tersebut, kata Neni, diduga akibat persoalan pergantian meja kerja di ruangan Satryo. 

"Saya sih sepertinya sudah ditandain, ketika pertama kali masalah meja itu. Meja itu ada di ruang beliau, sebenarnya minta ganti saja. Sejak itu, saya dipanggil. Dibilang, kamu sekali lagi melakukan kesalahan, saya pecat kamu," ujar Neni di sela-sela demonstrasi di kantor Kemendikti Saintek, Jakarta, Senin (20/1/2025).

Neni mengungkapkan permintaan pergantian meja itu datang dari istri Satryo.

Permintaan itu, kata Neni, disampaikan saat Satryo resmi dilantik sebagai Mendiktisaintek.

"Waktu itu permintaan mengganti meja itu dari istrinya sih. Karena waktu itu ke kantor, habis pelantikan beres-beres," tutur Neni.

Neni mengaku dimarahi oleh Satryo perihal penggantian meja tersebut. 

Neni Herlina Sempat Diminta Pindah Kementerian

Bahkan, Neni mengungkapkan Satryo memintanya pindah ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

"Ya saya disuruh ke Dikdasmen pokoknya, keluar ke Dikdasmen. Bawa barang-barang kamu," ujar Neni.

Pemecatan itu, kata Neni, bahkan diungkapkan oleh Satryo di depan para staf Kemendikti Saintek dan magang. 

"Cuma maksudnya sudah keterlaluan saja di depan anak magang, di depan staf-staf saya," ucapnya.

Neni berharap aksi dari Paguyuban Pegawai Dikti kemarin dapat mencegah kasus serupa yang terjadi kembali ke pegawai lain. 

"Saya tidak ingin kejadian ini berulang terjadi. Jadi teman-teman saya itu bekerja dalam ketakutan. Jadi tidak ingin ada Neni-neni yang lain, yang semena-mena disuruh pergi begitu saja," kata Neni.

Neni juga mengaku pemecatan hanya dilakukan via pesan WhatsApp dan telepon.

Neni menceritakan salah satu staf sekretariat pimpinan diberhentikan secara mendadak, melalui panggilan telepon pada 1 Desember 2024, tanpa adanya proses formal.

Selain itu, Ketua Tim Umum dan Barang Milik Negara (BMN) juga dipindahkan dari posisi rumah tangga, melalui pesan WhatsApp pada 3 Desember 2024, saat yang bersangkutan sedang sakit dan tidak dapat mengangkat telepon dari pimpinan.

"Apakah pantas seorang pimpinan tertinggi kementerian memindahkan atau memecat stafnya, tanpa mengacu kepada peraturan PNS/ASN yang berlaku?" ujar Neni.

Klarifikasi Satryo

Sementara itu Mendikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro memberikan bantahan sejumlah tudingan yang diarahkan kepadanya.

Selain dugaan mutasi pegawai yang tidak sesuai prosedural, Satryo juga disebut sebagai menteri pemarah dan suka main tampar.

Sebuah rekaman suara yang dinarasikan Satryo tengah melakukan kekerasan juga viral di media sosial.

Berikut bantahan yang disampaikan Menteri Satryo.

Ada Apa dengan Mutasi

Satryo mengatakan mutasi besar-besaran di kementerian dilakukannya karena ingin membenahi Kemendikti Saintek.

Hal itu sesuai dengan anjuran Presiden Prabowo Subianto untuk menghemat anggaran pemerintah.

Satryo menilai, kebijakan mutasi besar-besaran yang diambilnya ini membuat beberapa pihak tidak berkenan.

Sehingga berujung pada aksi demo yang dilakukan pegawai Kemendikti Saintek hari ini.

"Kita ingin membenahi. Pak Presiden mengatakan harus hemat dengan anggaran pemerintah."

"Ada mutasi cukup besar dan karena memang ada pihak-pihak yang tidak berkenan dimutasi," kata Satryo dilansir Kompas.com, Senin (20/1/2025).

Dugaan Penamparan

Satryo juga membantah adanya tuduhan bahwa dirinya menampar pegawainya.

Menurut Satryo aksi penamparan pada pegawai Kemendikti Saintek ini tak ada sama sekali.

"Penamparan? Tidak ada sama sekali," tegas Satryo.

Apakah Rekaman itu Benar ?

Satryo pun membantah terkait viralnya rekaman suara yang dinarasikan dirinya tengah melakukan kekerasan terhadap pegawai.

Satryo meyakini rekaman suara yang viral di media sosial tersebut telah diedit dan dimanipulasi oleh seseorang.

“(Rekaman suara) Bukan (dirinya). Saya tidak pernah bersikap seperti itu. Itu memang diedit dan dimanipulasi seakan-akan itu adalah suara saya,” ujarnya dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (21/1/2025).

Selain itu, Satryo juga menyebut bahwa adanya rekaman suara tersebut untuk menjatuhkan nama baiknya.

Dia pun meminta kepada para ahli IT untuk meneliti rekaman suara itu dan melacak sosok yang membuatnya.

“Akan saya minta tolong ke teman-teman dan pasti maksudnya untuk menjatuhkan saya. Maka saya minta teman-teman yang ahli dalam bidang tersebut untuk melacak dan melihat, kalau perlu mencari pelakunya siapa,” tegasnya.

Di sisi lain, Satryo mengatakan rekaman suara tersebut sudah dibuat cukup lama oleh pihak tertentu sebelum aksi demo yang digelar di Kantor Kemendikti Saintek pada Senin (20/1/2025) kemarin.

Dia kembali menegaskan hal tersebut sebagai upaya untuk mencemarkan nama baiknya.

“Ada sesuatu yang dibuat oleh mereka, dikaitkan dengan demo padahal demonya tidak seperti itu."

"Ada skenario yang dibuat cukup lama, tapi baru ditampilkan saat ini, khususnya pada event atau momentum aksi tadi pagi itu (kemarin),” katanya.

Ini tentu saja jadi kabar yang banyak mmantik penasaran publik . Bagaimana harusnya pejabat mengeluarkan kebijakan secara konsisten .

Karena jangan sampai karena viral kemudian baru kebijakan bisa diubah kembali .(*)

Berita sudah tayang di Kompas.com

( Tribunpekanbaru.com )

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved