19 Kasus DBD Muncul di Pelalawan Sejak Januari, Diskes Sebut Semua Pasien Sembuh 

Sebanyak 19 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) muncul di Kabupaten Pelalawan mulai Bulan Januari sampai Maret ini. 

Penulis: johanes | Editor: Ariestia
Foto: Dok Diskes Pelalawan
DBD - Tim Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan melakukan penyelidikan epidemiologi ke rumah pasien DBD di Kecamatan Pangkalan Kuras beberapa waktu lalu. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Sebanyak 19 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) muncul di Kabupaten Pelalawan mulai Bulan Januari sampai Maret ini. 

Data ini berdasarkan laporan dari fasilitas kesehatan yang menangani penyakit DBD sepanjang tahun 2024 ini. Warga yang mengidap penyakit DBD datang ke rumah sakit atau Puskesmas maupun klinik untuk berobat.

Setelah dipastikan menderita DBD, langsung dilakukan penanganan terhadap pasien hingga sembuh.

"Sampai Maret ini tercatat 19 kasus DBD di Pelalawan, ada di beberapa kecamatan. Alhamdulillah semua pasien telah sembuh," kata Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Pelalawan, Drg Aulia Rachman Khalid kepada tribunpekanbaru.com, Senin (17/3/2025).

Adapun 19 pasien DBD itu muncul pada Bulan Januari 8 kasus dan Februari, 11 kasus, sedangkan bulan ini belum ada laporan kasus penyakit tersebut.

Tersebar di empat kecamatan dengan jumlah terbanyak di Pangkalan Kerinci 10 kasus, Bandar Seikijang 3 kasus, Langgam 4 kasus, dan Pangkalan Kuras 2 kasus. 

Jika dibandingkan dengan tahun 2024, kasus tahun ini masih jauh lebih rendah meskipun baru tiga bulan berjalan.

Sepanjang 2024 Diskes Pelalawan mendata ada 65 kasus DBD dan 35 diantaranya ada di Pangkalan Kerinci yang merupakan ibukota Pelalawan. 

"Setelah mendapat informasi kasus DBD, kita lakukan pengobatan dan tim langsung penyelidikan epidemiologi ke lapangan," tambah Aulia. 

Ia menyampaikan, nyamuk penyebab DBD sebenarnya bukan di tempat yang kotor, parit, ataupun sejenisnya.

Namun jentik nyamuk DBD ini berkembang biak di penampungan air seperti drum bekas, ember, kaleng, maupun tempayan atau sejenisnya. Kondisi itu sering didapati di wilayah permukiman padat penduduk. 

"Jangan sampai ada penampungan air hujan di pekarangan kita. Gotong royong juga harus digalakkan. Jika dibutuhkan, kita akan fogging," ujarnya. (Tribunpekanbaru.com/Johannes Wowor Tanjung)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved