UMKM di Pekanbaru
Silva Sulap Sampah Plastik Menjadi Peluang Bisnis, Cikal Bakal Lahirnya Cen Craft
Tangan kreatif owner Cen Craft berhasil mendaur ulang sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomis seperti tempat tisu, taplak meja dan lainnya.
Penulis: Fernando | Editor: FebriHendra
TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU - Sampah plastik biasanya bakal berakhir di tempat pembuangan dan berdampak pada lingkungan.
Namun di tangan Silva Yenni sampah plastik berubah menjadi peluang.
Dengan kreativitas dan ketekunannya, ia berhasil daur ulang sampah plastik menjadi produk-produk yang bermanfaat dan bernilai jual.
Silva menyulap sampah plastik menjadi tas, tempat tisu, taplak meja, gaun daur ulang hingga celemek.
Bahkan pendapatan yang diperoleh dari usahanya tersebut telah membantunya untuk membiayai umroh tahun ini.
Wanita itu bersama suaminya mengelola Cen Craft, yang menjual aneka kreasi daur ulang dari plastik.
Mereka membuat produk itu dengan memanfaatkan ruang di dalam rumahnya yang berlokasi di Gang Dua Putri, Jalan Eka Tunggal, Kota Pekanbaru.
Satu persatu kreasi mereka rangkai berdua di rumahnya. Semua kreasi produk daur ulang ini dipelajarinya secara otodidak.
Ia memulainya sekitar tahun 2019, kala itu mendapatkan tugas di Bank Sampah dalam pengelolaan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru.
"Awalnya itu karena tuntutan kerja saja, tapi akhirnya saya dan suami berkreasi dengan sampah plastik yang ada," ujar Owner Gen Craft, Silva Yenni saat berbincang dengan Tribunpekanbaru.com.
Baginya ini adalah tantangan baru, apalagi sebelumnya Silva hanya berkreasi membuat aneka kerajinan manik dan akrilik. Ia akhirnya mulai mencoba membuat kreasi produk dari sampah plastik.
"Waktu itu bikin tas belanja dari kemasan minyak, pewangi pakaian dan deterjen," paparnya.
Tenaga honor di DLHK Kota Pekanbaru mengaku tidak pernah kehabisan pasokan sampah plastik.
Apalagi ketika mendapatkannya dari tabungan masyarakat yang dibelinya dari bank sampah. Ia hanya cukup memilah dan membersihkan sampah plastik yang ada.
Terkadang Silva mendapatkan sampah plastik dari teman-temannya. Ada juga yang diperolehnya ketika sedang melintas di jalan. Ia tidak segan memungut sampah plastik yang berada.
"Setelah itu baru kita kreasikan plastik kemasan mana untuk tas belanja maupun tempat bekal," ujarnya.
Silva dan suaminya bekerja sama untuk mengolah sampah plastik menjadi berbagai produk.
Gelang dari minuman kemasan saja bisa mereka sulap menjadi tempat tisu, rak minuman, tempat permen dan vas bunga.
Kreasi lainnya yakni menyulap kantong plastik menjadi bunga meja. Ada juga kemasan kopi jadi tempat permen dan styrofoam disulap menjadi panjangan dinding, serta tutup botol jadi panjangan.
Ibu dari tiga anak itu juga membuat tas belanja dari karung beras dan karung makanan kucing. Bagian dalam ia tambah dengan lapisan kain perca agar lebih kokoh.
Proses kreatif Silva tidak hanya menghasilkan produk yang unik dan bermanfaat. Tapi juga membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir.
Produk daur ulang hasil kreasi Cen Craft mendapat sambutan positif.
Banyak pembeli yang memesan tas belanja dari karung beras dan karung makanan kucing.
Mereka juga memasan tas laundry dari kemasan plastik deterjen atau pewangi.
Silva mengaku setiap hari ada saja pesanan dari sekolah, instansi pemerintah dan perorangan.
"Yang memesan secara online ada dari berbagai daerah. Ada dari Semarang, Jakarta hingga Bali," jelasnya.
Hadirnya Cen Craft bukan hanya sekedar menghadirkan kreasi daur ulang sampah plastik.
Namun ia memberikan energi positif dalam menjaga lingkungan dari sampah plastik.
Pada berbagai kesempatan, Silva berpesan mengajak masyarakat agar menyadari dampak sampah plastik.
Ia sempat didapuk menjadi pembicara tentang daur ulang sampah plastik di sejumlah kesempatan seperti di Lampung hingga Tanjung Balai Karimun.
Ada juga memberi materi seputar daur ulang sampah di beberapa sekolah.
Dirinya mengajak masyarakat untuk bisa manfaatkan sampah plastik di sekitar rumah menjadi produk yang bermanfaat.
Apalagi masih belum bisa berkreasi, mereka bisa memulainya dengan membuat eco brick. Mereka bisa membuat bata ramah lingkungan dari botol kemasan dan sampah plastik.
Kreasi daur ulang sampah plastik dari Silva tidak hanya menghasilkan pendapatan bagi keluarganya, tetapi juga membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Ia berharap bahwa pengalaman dan pengetahuannya dapat menginspirasi orang lain untuk mengambil tindakan yang sama.
Silva memiliki rencana untuk memperluas usahanya dengan membangun workshop di bagian belakang rumahnya.
Keberadaan workshop seluas 5 x 7 meter diharapkan bisa jadi wadah untuk memberdayakan masyarakat sekitar.
Sekaligus untuk belajar dan mengembangkan keterampilan dalam daur ulang dan pengelolaan sampah.
Dengan demikian, Silva dapat terus berkontribusi pada lingkungan dan masyarakat sambil meningkatkan pendapatan keluarganya.
Kisah Silva Yenni adalah contoh nyata bahwa dengan kreativitas dan ketekunan, semua orang dapat mengubah sampah menjadi peluang yang luar biasa.
Ia membuktikan bahwa pengelolaan sampah yang baik tidak hanya penting untuk lingkungan, tetapi juga dapat menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan. (Tribunpekanbaru.com/ Fernando Sikumbang)
Manisnya Bisnis Pisang Kepok Krispi Mak Inel Pekanbaru, Sebulan Bisa Raup Puluhan Juta Rupiah |
![]() |
---|
Kisah Martuji Peternak di Pekanbaru, Sapinya Dibeli Presiden Prabowo untuk Kurban Idul Adha |
![]() |
---|
Angkat Kearifan Lokal, Sambal Ikan Salai Buatan Teh Yuli Tembus Hingga ke Qatar dan Arab Saudi |
![]() |
---|
Afifah Safni, Gadis Cantik Penjaga Warisan Wastra Melayu dari Gang Jati Sukajadi Kota Pekanbaru |
![]() |
---|
Mantan Tukang Bangunan di Pekanbaru Jadi Petani Sukses, Kisah Aziz Mengubah Nasib Lewat Cabai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.