Padahal Rutin Menstruasi, Wanita Ini Syok Saat Periksa Kesehatan, Ternyata Tak Punya Rahim

Kabar baiknya, pernikahan tetap dilangsungkan sesuai rencana.

Tunangan Xiao Wu, yang sebelumnya telah mengetahui kondisi calon istrinya, tetap menerima dan mendukungnya sepenuhnya.

Meski Xiao Wu tidak dapat hamil secara alami, peluang untuk menjadi ibu tetap terbuka lewat teknologi medis seperti transplantasi rahim atau adopsi embrio.

“Saya lahir dengan kekurangan kecil, tapi itu tidak membuat saya merasa kurang sebagai perempuan. Seperti ulat yang harus berjuang sebelum menjadi kupu-kupu, perjalanan saya penuh tantangan, tetapi saya bersyukur telah menemukannya sebelum terlambat,” ujar Xiao Wu dengan penuh semangat.

Dr. Ly juga menekankan pentingnya kesadaran dini terhadap gejala kelainan reproduksi.

“Jika anak perempuan usia 16 tahun belum juga mengalami menstruasi, atau usia 14 tahun belum ada perkembangan payudara, keluarga sebaiknya segera membawa mereka ke dokter spesialis,” tegasnya.

Sindrom MRKH memang masih jarang dibicarakan, namun di seluruh dunia, jutaan perempuan hidup dengan kondisi ini.

Kuncinya, menurut para ahli, adalah tidak diam, mendengarkan sinyal tubuh, dan mencari bantuan profesional sedini mungkin.

Cerita Xiao Wu menjadi pengingat bahwa meski seseorang lahir dengan keterbatasan, dengan dukungan medis dan emosional yang tepat, mereka tetap bisa menjalani hidup yang penuh, mencintai, dan dicintai sepenuhnya.

( Tribunpekanbaru.com )