Drum Terapung-apung di Laut Jatim Ternyata Berisi 35 Kg Sabu, Modus Baru Peredaran Narkoba Terkuak

BNNP Jawa Timur mengungkap pola baru dalam jaringan peredaran narkoba di wilayah kepulauan Jatim.

Editor: Ariestia
Foto/Pixabay.com
NARKOBA - Drum berkarat yang terapung-apung di laut Jatim ternyata berisi 35 Kg sabu, modus baru peredaran Narkoba terkuak. Foto Ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur mengungkap pola baru dalam jaringan peredaran narkoba di wilayah kepulauan Jawa Timur.

Modus yang digunakan terbilang unik, yakni pengiriman narkoba menggunakan drum yang dilempar ke laut.

Kasus ini terkuak setelah sebuah drum berisi 35 kilogram sabu ditemukan mengapung di perairan Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada 28 Mei 2025 lalu.

Dugaan Peredaran Melalui Laut Dikuatkan

Kepala Seksi Intelijen BNNP Jatim, AKBP Damar Bastian, menyebut temuan tersebut menguatkan dugaan distribusi narkoba melalui jalur laut.

“Dengan ditemukannya drum ini, menguatkan sinyal kepada kami bahwa bisa jadi ada peredaran narkoba jenis sabu dengan cara melempar drum, yang kemudian akan dijemput oleh seseorang untuk diedarkan di wilayah Jawa Timur,” kata Damar, Jumat (30/5/2025).

Ia menambahkan bahwa temuan ini menjadi konfirmasi atas kecurigaan sebelumnya mengenai metode penyelundupan sabu melalui perairan.

“Ini menjadi perhatian serius untuk BNN RI Pusat agar memperkuat pengawasan di wilayah pesisir,” ujarnya.

Drum Diduga Sudah Lama di Laut

Drum tersebut ditemukan sekitar 4 mil dari garis pantai Pulau Masalembu. Secara fisik, kondisinya menunjukkan telah cukup lama mengapung di laut.

“Sekilas kami lihat kondisi drum sudah berkarat, tulisan-tulisan mulai rusak, cat terkelupas, dan ada tritip menempel. Ini menunjukkan drum berada di air cukup lama,” kata Damar.

Untuk memastikan berapa lama drum berada di laut, BNNP Jatim akan melakukan penyelidikan lanjutan.

Tulisan Asing pada Drum Masih Diselidiki

Menariknya, drum itu bertuliskan beberapa bahasa asing, seperti Jepang, Thailand, China, dan Inggris. Namun hingga kini belum ada kepastian asal muasal negara pengirim.

“Kami tidak bisa menyatakan secara pasti apakah dari China, Thailand, Jepang, atau Inggris. Semuanya masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut,”
ujar AKBP Damar.

Saat ini BNNP Jawa Timur tengah berkoordinasi dengan otoritas terkait guna memperkuat pengawasan jalur laut, serta mencegah penggunaan modus serupa di kemudian hari.

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved