Permainan Tradisional Gasing, Budaya yang Masih Dipertahankan Masyarakat Inhil

Permainan gasing mengisi rangkaian acara dalam rangka memeriahkan Milad Kabupaten Inhil ke 60 yang jatuh pada 14 juni mendatang.

Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: M Iqbal
Tribunpekanbaru.com/T. Muhammad Fadhli
GASING - Seorang pemain sedang melempar gasing di arena pertandingan yang digelar di Halaman Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Rabu (11/6/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, TEMBILAHAN – Putaran gasing membuat Halaman Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menjadi riuh, Rabu (11/6/2025) pagi.


Seorang pemain gasing tampak sedang mengambil ancang – ancang untuk mulai memutar gasing, berlahan dirinya mulai melempar gasing menggunakan tali yang menggulung gasing.


Gasing pun terlepas dari putaran tali menghantam gasing lainnya yanh sudah terlebih dulu berputar di arena yang telah dipersiapkan.


Semakin kuat hantaman dan putaran gasing, maka semakin semangat para pemain dan penonton menyaksikan permainan tradisional masyarakat melayu ini.


Hingga saat ini Permainan tradisional Gasing masih mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat Inhil, Riau.


Di tengah gempuran gawai dan permainan modern saat ini, permainan gasing tetap disambut antusias oleh masyarakat Inhil.


Oleh karena itu tidak heran bila permainan ini mengisi rangkaian acara dalam rangka memeriahkan Milad Kabupaten Inhil ke 60 yang jatuh pada 14 juni mendatang.


Selain untuk kemeriahan acara, kehadiran permainan ini juga menjadi wadah pelestarian kearifan lokal.
Total sebanyak 60 peserta dari 20 kecamatan se-Kabupaten Inhil ambil bagian dalam perlombaan gasing kali ini.


Diantara para peserta, Bupati Inhil Herman pun tidak mau ketinggalan mencoba permainan tradisional ini, meskipun tampak tidak terlalu lihai saat memutarnya tapi aksinya cukup menghibur.


Setelah berapa kali mencoba memutar gasing, Bupati tampak tidak bisa memutar gasing dengan sempurna sehingga mengundang gelak tawa penonton.


“Pertandingan gasing ini ada filosofinya, yang bisa dilihat dari gerakannya yang berputar atau dalam bahasa banjar disebut cinet artinya memutar,” ujar Herman usai membuka secara resmi perlombaan gasing dan mencobanya secara langsung.


Menurutnya, perputaran yang cepat itu diibaratkan pembangunan Kabupaten Inhil yang juga bergerak cepat seperti bermain Gasing.


“Permainan butuh keberanian untuk memulainya, maka memajukan daerah juga butuh keberanian yang luar bisa agar hasilnya istimewa,” jelasnya.


Agar kearifan lokal ini terus lestari, Bupati berharap pertandingan Gasing Tradisional dapat menjadi agenda tahunan yang juga bisa dilaksanakan sempena Hari kemerdekaan 17 Agustus. 


“Selain untuk mengembangkan hobby masyarakat, perlombaan ini menjadikan permainan Gasing tidak akan terlupakan sebagai budaya khas daerah yang harus kita lestarikan untuk menjadi warisan anak cucu kelak,” tambah Herman.


Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga dan Kebudayaan Inhil Qudri Ramaputera, menambahkan, masing – masing kecamatan mengirimkan 3 orang perwakilan untuk bertanding selama dua hari kedepan.


“Ini juga bisa menjadi hiburan bagi masyarakat karena pertandingannya kita gelar non-stop 2 kali 24 jam,” tambah Qudri Ramaputera. (Tribunpekanbaru.com/T. Muhammad Fadhli).

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved