Mutilasi di Padang Pariaman

MOTIF SJ Alias Wanda Bunuh Pacar dan 2 Mahasiswi, Cemburu karena Selingkuh, Soal KKN dan Uang

Terungkap motif SJ alias Wanda membunuh pacar nya bernama Siska Oktavia yakni cemburu karena Siska alias Cika selingkuh, singgung soal KKN

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
capture TikTok Search Cika
MUTILASI MAHASISWI : MOTIF SJ Alias Wanda Bunuh Pacar dan 2 Mahasiswi, Cemburu karena Selingkuh, Soal KKN dan Uang. Terungkap motif SJ alias Wanda membunuh pacar nya bernama Siska Oktavia yakni cemburu karena Siska alias Cika selingkuh, singgung soal KKN. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Terungkap motif SJ alias Wanda membunuh pacar nya bernama Siska Oktavia yakni cemburu karena Siska alias Cika selingkuh, singgung soal KKN.

Di ranah Minangkabau yang elok, terkuaklah kisah tragis Cika dan dua temannya, sang pujaan hati SJ alias Wanda selama enam tahun lamanya, hingga Cika menjadi mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di kota Padang.

Namun, di balik romantisme itu, tersimpan rahasia kelam. SJ alias Wanda, ternyata adalah dalang di balik tragedi pembunuhan berantai dan mutilasi tiga nyawa di Batang Anai, Padang Pariaman.

Pengakuannya yang menggentarkan mengguncang hati Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir.

Betapa mudahnya Wanda merenggut nyawa, seolah-olah nyawa manusia baginya tak lebih dari debu yang tak berarti.

Kekejamannya melukiskan gambaran yang mengerikan; tiga perempuan menjadi korban keganasannya, tubuh mereka dimutilasi tanpa ampun.

Dalam interogasi yang menegangkan, AKBP Ahmad Faisol Amir berhadapan langsung dengan Wanda, mencoba menguak tabir kelam di balik kasus ini.

Hening menyelimuti ruangan saat terungkap motif pembunuhan yang dilandasi dendam asmara. Kapolres pun terperangah, "Wanda, mengapa engkau begitu mudahnya membunuh?

Mari kita telusuri semuanya," ujarnya, seperti yang terpantau dalam video unggahan Facebook Hendri Mob Dtt, Kamis, 19 Juni 2025.

Tragedi ini terungkap terjadi dalam kurun waktu satu setengah tahun terakhir.

Septia Adinda (23) menjadi korban ketiga, sebelumnya adalah Siska Oktavia (23) dan Adek Agustina alias Dedek (24) yang dibunuh setahun silam.

Dendam Wanda kepada Dedek berakar dari kecurigaan bahwa Dedek telah menjadi dalang di balik perselingkuhan Siska, kekasih Wanda, saat KKN.

"Dedek yang mengajari Siska berselingkuh, saya sudah melihat percakapan mereka," aku Wanda.

Kapolres pun menyelidiki lebih lanjut, "Jadi Siska, kekasihmu, berselingkuh, lalu kau membunuhnya.

Tapi mengapa Dedek juga kau bunuh?" Wanda menjawab dengan suara datar, "(Saya bunuh Dedek) karena dia yang mengajari Siska berselingkuh saat KKN."

Kedua korban yang sebelumnya dilaporkan hilang, kini misterinya mulai terungkap.

Wanda bahkan telah menyusun skenario, menyatakan dirinya sebagai pelapor pertama atas hilangnya Siska tahun lalu.

"Saya bawa (korban) ke Lebak, saya baringkan, saya buang sendalnya, lalu pulang," ungkap Wanda.

"Sudah meninggal saat itu?" tanya Kapolres. "Sudah, Pak," jawab Wanda singkat.

Hening kembali menyelimuti ruangan, Kapolres tertegun mendengar pengakuan sadis tersebut.

3 Korban Pembunuhan

Amarah membuncah di dada Kapolres menyaksikan keganasan Wanda, yang begitu mudahnya merenggut nyawa manusia tanpa ampun.

Dua jasad telah ditemukan terkubur dalam sumur tua di belakang rumah pelaku di Pasar Usang, Padang Pariaman, Sumatera Barat; dua nyawa melayang di tangan sang algojo.

Kasus ini, menurut Kapolres Faisol, telah memasuki ranah pembunuhan berantai.

"Tiga nyawa telah menjadi korban kekejamannya. Ini sudah termasuk pembunuhan beruntun," ujarnya, seperti yang dilansir dari Tribunpadang.com.

Sepanjang satu setengah tahun terakhir, bayang-bayang maut Wanda menghantui Padang Pariaman.

Setahun silam, dua korban telah direnggut, jasad mereka telah ditemukan dan dimakamkan.

Namun, empat hari sebelum terungkapnya kasus ini, Minggu, 15 Juni 2025, Septia Ananda menjadi korban keganasan Wanda.

Tubuhnya dimutilasi menjadi sepuluh bagian, lalu dibuang ke aliran sungai.

Kini, tiga nyawa telah melayang, dengan motif dan cara yang berbeda.

"Kami masih menyelidiki apakah pelaku bertindak sendiri atau ada yang terlibat," ungkap Kapolres.

Penyelidikan intensif terus dilakukan untuk mengungkap seluruh motif dan detail aksi keji tersebut.

Dengan dingin, SJ alias Wanda menceritakan bagaimana ia menyekap, membawa korban ke kebun, lalu memutilasi tubuh SA.

Kapolres Faisol Amir menjelaskan motif mutilasi di Batang Anai ini bermula dari persoalan utang piutang.

Korban meminjam Rp3.500.000,- dari Wanda, namun tak kunjung melunasinya hingga waktu yang telah ditentukan.

"Hingga melewati batas waktu yang diberikan, korban masih belum mengembalikan uang tersebut," jelas Kapolres, Kamis, 19 Juni 2025.

Keputusasaan dan amarah membutakan Wanda. Ia menyekap korban, membawanya ke jembatan di Batang Anai, lalu memutilasi tubuhnya menjadi sepuluh bagian sebelum membuangnya ke sungai.

"Penyelidikan masih terus berlanjut, sementara ini informasi yang kami miliki," pungkas Kapolres.

Skenario Wanda Bunuh Pacar

Suji Selsya Utami (28), sepupu Siska Oktavia alias Cika tak pernah menyangka SJ alias Wanda sang kekasih Siska itu adalah pelaku kekejaman yang merenggut nyawa saudarinya.

Justru SJ alias Wanda dengan wajah penuh kepura-puraan, aktif membantu keluarga mencari Siska.

Ia bahkan menjadi orang pertama yang melaporkan hilangnya Siska ke Polsek Batang Anai.

"Tak pernah terlintas dalam benak kami bahwa SJ-lah pelakunya. Dia ikut mencari Siska, bahkan hingga motor Siska ditemukan di Tabing. Kami benar-benar tak menyangka," ungkap Suji pilu saat ditemui TribunPadang.com, Kamis, 19 Juni 2025.

Sebelum menghilang, Siska sempat bercerita kepada keluarga akan bertemu Wanda untuk mengambil uang.

"Siska bilang mau ambil uang ke SJ," jelas Suji.

Kepada keluarga, Wanda mengaku terakhir kali bertemu Siska di minimarket di Batang Anai sebelum Siska dilaporkan hilang.

"Katanya, dia menjemput teman Siska, Adek, lalu mengantar Adek ke tempat Siska. Setelah itu, Siska menghilang," cerita Suji.

Wanda, yang bekerja sebagai Satpam di sebuah pabrik di Padang Pariaman, adalah orang pertama yang melapor ke polisi, sehingga keluarga sama sekali tak menaruh curiga.

"Dia yang pertama melapor ke Polsek Batang Anai. Itu yang membuat kami tak curiga," ujar Suji.

SJ alias Wanda dikenal dekat dengan keluarga korban dan dikenal berhati baik.

Bahkan saat Lebaran lalu, setelah Siska dinyatakan hilang, Wanda masih sempat datang memberi THR kepada adik-adik Siska.

Hubungan Wanda dan Siska telah berlangsung lama, hampir enam tahun sejak 2019. Tempat ditemukannya jenazah Siska diduga kuat adalah rumah Wanda sendiri.

"Tempat Siska dikuburkan adalah rumah Wanda. Kami tak percaya ini semua terjadi," ucap Suji dengan suara bergetar.

Siska ternyata mengenal korban mutilasi lainnya yang diduga juga dibunuh Wanda yakni Septia Ananda.

"Korban mutilasi itu teman Siska, sering menginap di rumah kami," tegas Suji.

Tragedi ini pun telah merenggut nyawa ibunda Siska pada Kamis pagi, akibat serangan jantung setelah mendengar kabar pilu tentang putrinya.

"Ibu Siska meninggal karena serangan jantung setelah tahu Siska menjadi korban mutilasi," kata Suji.

Ibunda Siska bahkan sempat pingsan di dekat lokasi penggalian jenazah.

Duka semakin mendalam. Enam bulan lalu, ayah Siska telah lebih dulu meninggal dunia karena stres memikirkan keberadaan putrinya yang hilang.

"Enam bulan lalu, ayahnya meninggal karena terus memikirkan Siska. Sekarang ibunya menyusul," ungkap Suji dengan air mata berlinang.

Siska dilaporkan hilang sejak Januari 2024 dan baru ditemukan setelah lebih dari setahun.

"Dia hilang sejak Januari 2024, sudah lebih dari setahun," pungkas Suji.

Motif Wanda Bunuh Septia

Teka-teki di balik kasus mutilasi sadis di Batang Anai, Padang Pariaman, Sumatera Barat, akhirnya terkuak.

Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, mengungkapkan bahwa motif di balik tindakan keji ini adalah masalah utang piutang.

Menurut Kapolres, korban diketahui meminjam uang sebesar Rp3,5 juta kepada pelaku berinisial SJ.

Pinjaman ini seharusnya dikembalikan dalam jangka waktu yang telah disepakati.

Sayangnya, janji pembayaran ini tidak terpenuhi, yang kemudian memicu kemarahan pelaku hingga berujung pada tindakan mutilasi yang menggemparkan publik.

“Namun sampai waktu yang ditentukan, bahkan sudah memasuki tenggang waktu korban tidak kunjung mengembalikan uang tersebut,” ujar Kapolres, Kamis (19/6/2025).

Akibatnya, pelaku mengambil langkah gegabah dengan menyekap korban dan membawanya ke jembatan kawasan Batang Anai.

Di jembatan tersebut pelaku memotong tubuh korban sebanyak 10 bagian dan membuangnya ke aliran sungai secara terpisah.

“Penyidikan masih dilakukan secara intensif, informasi sementara seperti itu,” ujar Kapolres.

Kapolres menyebut, pelaku saat ini sudah diamankan pihaknya untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Geger, Awal Mula Penemuan Jenazah Korban

Penemuan tersebut membuat geger masyarakat sekitar karena sehari sebelumnya juga ditemukan potongan tubuh tanpa kepala, tangan dan kaki di aliran sungai yang sama.

Adapun potongan tubuh tersebut ditemukan nelayan yang hendak melaut.

Kapolsek Batang Anai, Iptu Wadriadi, mengatakan bahwa potongan tubuh dievakuasi oleh petugas dari BPBD dan kepolisian.

Kata dia, potongan tubuh manusia tersebut selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara Padang.

Iptu Wadriadi menyebutkan potongan tubuh tersebut diduga berjenis kelamin laki-laki.

"Kalau secara kasat mata, kami lihat indikasi jenis kelaminnya, laki-laki,” ujarnya.

Ia menceritakan, potongan tubuh ini pertama kali ditemukan oleh nelayan yang hendak pergi ke laut sekitar pukul 10.27 WIB.

“Mayat tersebut ditemukan dalam kondisi mengapung di dekat sejumlah kapal nelayan yang sedang bersandar,” sebutnya.

Kali pertama melihatnya, nelayan tersebut melihat seperti boneka sedang mengapung, namun saat didekati ternyata jenazah manusia.

Melihat itu, warga langsung melapor ke pihak kepolisian, untuk melakukan evakusasi dan identifikasi.

“Saat sampai di lokasi, kondisi mayat itu mengapung. Kondisinya tanpa tangan, kaki, kepala dan kelamin,” ujarnya.

Potongan tubuh yang ditemukan mengapung tersebut belum diketahui identitasnya. 

Kesaksian Warga Temukan Potongan Kepala

Sudirman (63), salah seorang warga di sekitar lokasi penemuan mengatakan bahwa yang pertama kali menemukan potongan kepala tersebut seseorang yang sedang mencari barang bekas di tepi pantai sekira pukul 09.30 WIB.

"Karena dia takut, lalu dia memanggil saya untuk membantu memindahkan," katanya kepada TribunPadang.com.

Selanjutnya, kata Sudirman, saat ia menuju lokasi penemuan itu, ia melihat potongan kepala tersebut terguling-guling oleh ombak.

"Kalau kondisinya sudah bengkak, tidak ada rambut, jadi mukanya tidak terlaku jelas, tapi jika dilihat sekilas sepertinya laki-laki, tapi tentu pihak kepolisian yang bisa memastikan," katanya.

Kemudian, Sudirman mengambil sebuah kantong plastik dan memindahkannya.

Saat hendak memindahkan, lanjut Sudirman, salah seorang temannya yang sedang mengambil pasir pantai memanggil menemukan potongan tangan.

"Tenyata teman saya ini juga menemukan potongan tangan orang tidak jauh dari tempatnya menambang pasir," ujarnya.

"Lalu ia menitipkan tangan tersebut kepada saya dan dimasukan ke dalam kantong plastik yang sama dengan potongan kepala untuk dibawa ke tempat lebih aman," sambungnya.

Kemudian Sudirman membawa potongan kepala dan tangan tersebut ke lapak penjualan ikan yang berada di sekitar lokasi.

Setelah itu, warga pun melaporkan penemuan tersebut ke pihak kepolisian.

Saat tiba di lokasi, polisi langsung mengevakuasi potongan kepala dan tangan tersebut untuk dibawa ke RS Bhayangkara Padang.

Proses tersebut tampak disaksikan oleh ratusan orang yang penasaran dengan penemuan potongan tubuh manusia tersebut.

Melalui penemuan tersebut, sudah terkumpul bagian kaki, tangan dan kepala, yang terindikasi merupakan satu kesatuan dengan potongan badan yang ditemukan kemarin.

( Tribunpekanbaru.com )

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved