Pacu Jalur Kuansing 2025
Kisah Rayyan Arkan Dikha, Bocah Penari Pacu Jalur Kuansing yang Kini Jadi Duta Pariwisata Riau
Rayyan Arkan Dikha bukan hanya tampil sebagai bocah penari Pacu Jalur Kuansing, tapi sebagai ikon budaya yang menyatu dengan zaman.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Theo Rizky
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Rayyan Arkan Dikha tampil mencolok di antara barisan pegawai dan pejabat Pemerintah Provinsi Riau di halaman Kantor Gubernur Riau pada Selasa (8/7/2025).
Dengan penuh percaya diri, bocah asal Kuantan Singingi ini mengenakan tanjak Melayu yang menjulang gagah di kepalanya, simbol kehormatan dan kebanggaan budaya Riau.
Namun yang paling mencuri perhatian adalah kacamata hitam besar yang ia pakai: lensa bergradasi warna pelangi, dengan bingkai putih mencolok, membuat penampilannya tampak nyentrik sekaligus penuh gaya.
Di lehernya, kain merah cerah melingkar rapi, terikat dengan simpul sederhana namun kuat, menambah kesan dramatis dan teatrikal layaknya seorang seniman yang siap tampil di panggung budaya.
Ia mengenakan baju serba hitam dengan potongan ramping, dihiasi motif garis kuning dan putih yang menjalar dari sisi kiri, seolah membelah busana itu menjadi dua dimensi yang hidup, sisi tradisi dan sisi kekinian.
Penampilannya yang unik dan berani itu tidak hanya memancing senyum para ASN dan pejabat, tapi juga menjadi simbol semangat baru dalam promosi budaya, bahwa anak muda, dengan gayanya sendiri, tetap bisa menjunjung tinggi warisan tradisi.
Dika bukan hanya tampil sebagai bocah penari Pacu Jalur, tapi sebagai ikon budaya yang menyatu dengan zaman.
Bahkan Gubernur Riau Abdul Wahid menetapkan bocah viral asal Kuantan Singingi yang ini sebagai Duta Pariwisata Riau.
"Senang sekali. Gak nyangka bisa ketemu langsung sama Pak Gubernur, apalagi sampai dikasih penghargaan,” ujar Dika, sapaan akrabnya, dengan mata berbinar, Selasa (8/7/2025).
Baca juga: Saat Tradisi Kuansing Riau Diperlombakan, Pacu Jalur Diperebutkan
Nama Dika mulai dikenal publik setelah videonya menari lincah di atas perahu panjang tradisional Pacu Jalur viral di media sosial.
Aksinya yang energik, penuh penghayatan, dan sarat makna budaya, membuat banyak orang terpesona.
Gerakannya yang menirukan aura dan semangat para pendayung itulah yang melahirkan tren “Aura Farming” sebuah bentuk ekspresi kreatif anak-anak muda Kuansing.
Tak butuh waktu lama, dunia digital menjadikan Dika sebagai simbol budaya hidup.
Dari gelombang viral itulah, undangan pun datang. Ia diboyong ke Kantor Gubernur Riau, bukan sekadar tamu kehormatan, tapi pahlawan budaya di usia belia.
Baca juga: Aura Farming Pacu Jalur Kuansing Viral, Ini yang Perlu Diketahui Tentang Anak Tari di Pacu Jalur
“Saya sudah jadi Anak Coki sejak umur 9 tahun. Belajar sendiri, gak ada yang ngajarin. Susahnya itu jaga keseimbangan sambil nari. Perahu kan goyang terus,” ujar Dika, sambil tersenyum malu-malu.
"Sering juga terjatuh ke sungai dari perahu, untung pandai berenang," tambahnya lagi.
Anak Coki adalah penari di bagian depan perahu Pacu Jalur.
Tugasnya bukan hanya menari, tapi menjadi ikon semangat, menggoyangkan tubuh sambil berdiri di atas perahu yang melaju cepat, pekerjaan berat untuk anak seusianya.
Meski kini menyandang gelar Duta Pariwisata, Dika tetaplah bocah sederhana yang punya mimpi besar.
Ketika ditanya soal cita-cita, jawabannya mengundang senyum banyak orang.
Baca juga: Viral Aura Farming Pacu Jalur Kuansing: Misteri Kayu Raksasa untuk Sampan dan Kejadian Aneh di Hutan
“Saya mau tetap jadi Anak Coki. Tapi nanti juga mau jadi tentara atau kalau bisa, jadi Gubernur juga,” katanya sambil tersenyum kecil.
Bagi Dika, hari ini adalah mimpi yang jadi nyata.
Tapi bagi Riau, Dika adalah simbol bahwa masa depan budaya terletak di pundak anak-anak muda yang berani tampil, berani bermimpi, dan mencintai akar budayanya.
Usai memimpin apel bersama seluruh pegawai di lingkungan Pemprov Riau, Gubernur Riau Abdul Wahid mendampingi Dika menampilkan tarian Pacu Jalur di hadapan seluruh pegawai Pemprov.
Irama musik randai khas Kuansing menggema, disambut gerakan khas Dika yang seolah menghidupkan kembali semangat dari tepian Sungai Batang Kuantan.
Tak ingin ketinggalan, Gubri pun ikut menari, menirukan gerakan mendayung.
Sorak-sorai membahana. Banyak ASN spontan ikut berjoget, merekam dengan ponsel, atau sekadar bertepuk tangan memberi semangat.
Momen ini bukan hanya hiburan, tapi bukti nyata bahwa budaya bisa menyatukan, menyentuh, dan menginspirasi siapa saja.
Baca juga: Rayyan Arkan Dikha, Bocah Penari Pacu Jalur Kuansing Riau Itu Dapat Telpon dari Inggris Hingga Dubai
“Hari ini kita lihat langsung, semangat budaya hidup di jiwa anak-anak muda kita. Dika ini bukan sekadar viral, tapi sudah menjadi simbol kebanggaan Riau,” kata Gubernur Wahid.
Sebagai bentuk penghargaan, Gubernur Abdul Wahid menobatkan Dika sebagai Duta Pariwisata Riau dan memberinya beasiswa pendidikan senilai Rp 20 juta.
Bukan hanya simbolik, ini adalah bentuk komitmen pemerintah untuk mendukung generasi muda pelestari budaya.
“Dika telah memperkenalkan Pacu Jalur ke mata dunia. Ini bukan hal kecil. Kita wajib mengapresiasi sekecil apapun upaya anak-anak Riau yang berkontribusi untuk daerahnya,” tegas Wahid.
Tak hanya Dika yang mendapat apresiasi. Gubernur juga menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada para konten kreator lokal.
Menurutnya, merekalah jembatan digital yang telah menyulut perhatian publik terhadap Pacu Jalur dan budaya Riau lainnya.
“Tanpa konten kreator yang rela panas-panasan, bahkan berendam di sungai berjam-jam demi gambar terbaik, budaya kita tak akan semendunia ini. Mereka pahlawan di balik layar,” ucap Wahid penuh haru.
Ia pun mengajak generasi muda untuk tidak malu berkarya dan memperkenalkan budaya daerahnya lewat cara-cara kreatif.
Media sosial, katanya, adalah panggung besar yang bisa mengantar budaya lokal ke panggung global.
Gubernur Abdul Wahid juga menjadikan momen ini sebagai undangan terbuka bagi masyarakat nasional dan internasional untuk datang menyaksikan langsung Pacu Jalur di Tepian Narosa, Kuantan Singingi, yang akan digelar 20-24 Agustus 2025 mendatang.
“Kalau selama ini hanya lihat viralnya saja, sekarang saatnya datang langsung. Saksikan bagaimana budaya ini benar-benar hidup di tengah masyarakat,” ajaknya penuh semangat.
(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)
Festival Pacu Jalur Kuansing 2025 Berakhir, PETI Kembali Obok-obok Kejernihan Sungai Kuantan |
![]() |
---|
Turunkan 330 Petugas, Aksi Bersih-Bersih Kota Pasca Festival Pacu Jalur Kuansing Berlangsung 4 Hari |
![]() |
---|
Bupati dan Kapolres Kuansing Kembali Ikut Bersihkan Timbunan Sampah Festival Pacu Jalur |
![]() |
---|
Timbunan Sampah Selama Festival Pacu Jalur 2025 Capai 2 Ribu Ton |
![]() |
---|
Jalur Atlet dan Mantan Atlet Dayung Riau Tidak Berkutik di Pacu Jalur Kuansing 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.