Berita Nasional

Jejak Karir Wawanto, Kader PDIP yang Gabung PSI, Dulu Ngaku Diancam Dibunuh Hingga Polisikan Fx Rudy

Dugaan ancaman pembunuhan tersebut, disebutkan Wawanto, terjadi saat sela rapat internal PDIP Solo. 

Editor: Muhammad Ridho
TribunSolo.com / Andreas Chris
GABUNG PSI - Wawanto menunjukan surat pelaporan terhadap Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo di Mapolresta Solo, Selasa (3/9/2024). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Nama Wawanto jadi sorotan setelah 3 kader PDIP bergabung ke PSI.

Tiga sosok tersebut adalah Ginda Ferachtriawan, Dyah Retno Pratiwi, dan Wawanto.

Ketiganya bergabung dengan berbagai alasan.

Dua dari mereka bahkan diketahui sempat mengikuti penjaringan bakal calon wakil wali kota Solo dalam Pilkada 2024 melalui PDI-P.

Ketiga orang tersebut mendaftarkan diri sebagai kader dalam kurun waktu berbeda.

Kabar menyeberangnya eks tiga legislator dari partai Banteng ke partai Gajah ini membuat publik penasaran dengan tiga sosok tersebut, salah satunya adalah Wawanto.

Pendaftaran Wawanto dilakukan melalui situs resmi PSI pada Jumat (8/8/2025) sore.

Mantan anggota DPRD Kota Solo dua periode yang telah lama berkiprah di PDIP ini bukan sosok asing di panggung politik Solo.

Dihimpun oleh TribunSolo, Diketahui sosok Wawanto sudah aktif di bidang politik seusai lulus SMA pada 1988.

Kariernya dimulai dari pengurus ranting selama belasan tahun berlanjut menjadi anggota legislatif di Kota Solo.

Wawanto berhasil menjadi anggota DPRD Kota Solo selama 2 periode pada 2014-2019 dan 2019-2024.

Namun, pada Pilkada 2024, namanya tidak muncul sebagai Bacaleg Pemilu 2024 dari Partai PDIP.

Wawanto menjelaskan dirinya masuk ketika penjaringan 200 persen Bacaleg PDIP untuk DPRD Solo.

Namun namanya hilang setelah dikerucutkan menjadi 100 persen atau 45 Orang.

Wawanto pun kemudian mendaftar sebagai bakal calon wakil walikota (cawawali), di Kantor DPC PDIP Kota Solo sementara di Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo, Selasa (9/4/2024) lalu.

Pendaftaran itu seiring langkah DPC PDIP Solo yang membuka pendaftaran bakal Cawali-Cawawali bagi kader internal PDIP maupun figur eksternal partai.

Hal itu didasarkan pada instruksi dari DPP PDIP melalui surat bernomor 6027/IN/DPP/III/2024 tertanggal 28 Maret 2024.

Sempat Laporkan FX Rudi

Sosok Wawanto beberapa waktu lalu sempat menjadi sorotan setelah melaporkan Ketua DPC PDIP, FX Hadi Rudyatmo dan Rheo kepada pihak polisi dengan tuduhan ancaman pembunuhan.

Diberitakan Tribun Solo sebelumnya, saat itu dalam keterangan Wawanto, menyebut ancaman pembunuhan yang didapatkan bermula pada tanggal 29 Agustus 2024. 

Tepatnya, saat hari terakhir pendaftaran calon Pilkada Solo 2024.

Wawanto menjelaskan dugaan ancaman pembunuhan tersebut terjadi sekira pukul 12.00 WIB di Girly Corner, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

"Dengan insiden yang terjadi tanggal 29 kemarin di girly (pinggir kali) corner saya sudah merasa diancam dan sudah ada tindakan untuk menyakiti diri saya,"  terang Wawanto saat ditemui di Mapolresta Solo, Selasa (3/9/2024).

"Bahkan sudah ada ancaman pembunuhan," tambahnya.

Wawanto menceritakan, ancaman tersebut bermula saat sejumlah kader kecewa dengan keputusan PDIP Solo yang mengusung Teguh Prakosa-Bambang Nugroho (Bambang Gage) di Pilkada 2024.

Wawanto kemudian mempertanyakan keputusan tersebut kepada FX Rudy.

Ia juga menyatakan, tidak bersedia memenangkan pasangan tersebut.

Namun, menurut cerita Wawanto, FX Rudy malah emosi.

"Saya juga tidak tahu tiba-tiba (FX Rudy) naik pitam. Berdiri menyerang saya sambil nunjuk-nunjuk kepada saya waktu itu saya masih tetap duduk 'tak pateni-tak pateni (bunuh)'. Sudah mau mukul saya namun dilerai sama teman-teman," urainya.

Suasana rapat mulai kondusif setelah Wawanto keluar dari ruangan.

Pada akhirnya, Wawanto memilih mengambil langkah hukum dengan melaporkan FX Rudy ke kepolisian.

Kronologi Versi Wawanto

Dugaan ancaman pembunuhan tersebut, disebutkan Wawanto, terjadi saat sela rapat internal PDIP Solo. 

Rapat tersebut dihadiri hampir seluruh kader PDIP Solo. 

Pembahasan rapat yakni pengumuman pengusungan calon Pilkada Solo 2024 dari PDIP

PDIP, seperti diketahui, memutuskan mengusung Teguh Prakosa - Bambang Nugroho (Bambang Gage).

Ada sejumlah kader yang mempertanyakan surat rekomendasi calon wakil wali kota yang jatuh kepada Bambang Gage.

Wawanto menjadi salah seorang yang mempertanyakan itu.

"Kami sampaikan kepada beliau bahwa dengan turunnya rekomendasi, teman-teman menyatakan kecewa," tutur dia.

"Lalu menyatakan sikap masing-masing. Dan saya menyatakan tidak akan ikut tim pemenangan," tambahnya.

Namun dalam situasi tersebut, Wawanto mengatakan bahwa FX Rudy menanggapi protes tersebut dengan sikap emosi. 

Bahkan ia sempat akan dipukul menggunakan kursi namun sempat dicegah oleh salah seorang kader.

"Saya juga tidak tahu tiba-tiba (FX Rudy) naik pitam. Berdiri menyerang saya sambil nunjuk-nunjuk kepada saya waktu itu saya masih tetap duduk 'tak pateni-tak pateni'. Sudah mau mukul saya namun dilerai sama teman-teman," urai dia.

"Begitu kuatnya pak Rudy berontak lepas dari pegangan teman-teman itu. Lalu dia bilang kursi mau dikepruk kan ke saya namun kursi itu bisa disaut sama Muchus," tambah mantan anggota DPRD Solo periode 2019-2024.

Akibat insiden tersebut Wawanto pun digiring untuk meninggalkan lokasi rapat dengan upaya meredam situasi.

Namun saat di luar tempat pertemuan, Wawanto mengaku hampir diserang putra FX Rudy bersama rekan-rekannya.

Putra FX Rudy yang diduga melakukan penyerangan ke Wawanto, Rheo Yuliana Fernandez.

"Rheo itu sempat mukul saya dan masih bisa saya tangkis. Setelah itu kami digiring keluar oleh teman-teman," terangnya.

Atas apa yang ia alami tersebut, Wawanto memilih mengambil jalur hukum atas insiden yang ia alami.

Ia pun melaporkan FX Rudy dan Rheo kepada pihak polisi dengan tuduhan ancaman pembunuhan.

( Tribunpekanbaru.com / Tribunsolo )

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved