Berita Viral

Nasib 37 Siswa di Padang yang Robek Bendera Merah Putih, Dinyatakan Tak Lulus

Siswa merobek bendera merah putih ini viral di media sosial hingga menimbulkan perdebatan dari masyarakat

Editor: Muhammad Ridho
TribunPadang.com/Tangkap Layar Youtube Tribun Jateng
SISWA ROBEK BENDERA - Siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Padang merobek bendera ketika Pramuka padaJumat (15/8/2025) lalu. Kepala sekolah minta maaf, 37 orang tidak lulus viral di media sosial, kronologi, penyebab dan duduk perkara terungkap, ada kesalahpahaman. 

TRIBUNPEKANBARU.COM -- Begini nasib siswa yang merobek bendera merah putih di Padang.

Video siswa merobek bendera merah putih ini viral di media sosial hingga menimbulkan perdebatan dari masyarakat karena dianggap melecehkan simbol negara.

Peristiwa itu terjadi di MAN 1 Padang saat kegiatan Pramuka pada Jumat (15/8/2025) lalu menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-80 .

Adapun pada potongan video terlihat perobekan pinggiran bendera Merah Putih yang dilakukan siswa MAN 1 Padang.

Para pelajar tersebut menggunting pinggiran bendera Merah Putih dengan pisau cutter.

Terkini, nasib para siswa berseragam pramuka yang terekam dalam video itupun disorot.

Sebanyak 37 siswa dinyatakan tak lulus usai video siswa merobek bendera merah putih itu jadi sorotan.

Penyebab Kejadian

Menanggapi hal ini, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sumatera Barat langsung melakukan penelusuran. 

Setelah ditelusuri, Plt Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, Edison menjelaskan tidak ada unsur penghinaan terhadap bendera. 

“Tidak ada niat dari kepala madrasah maupun siswa untuk menghina bendera" jelas Edison, Sabtu (16/8/2025) melansir TribunPadang.com (grup suryamalang).

"Hanya saja, karena kesalahpahaman, siswa melakukan tindakan itu" ucapnya. 

Edison membenarkan kejadian itu benar terjadi di MAN 1 Padang, namun dalam konteks kegiatan ujian Pramuka.

“Peristiwa itu terjadi pada 15 Agustus 2025 dalam kegiatan ujian kenaikan tingkat Pramuka dari Bantara ke Laksana" urainya. 

"Salah satu materi yang diberikan adalah ujian ideologi, yaitu pemahaman siswa tentang makna bendera sebagai lambang negara. Namun, ujian ini disalahpahami oleh siswa,” kata Edison. 

Edison menuturkan, dalam ujian tersebut para siswa diminta menunjukkan pemahaman mengenai kehormatan bendera Merah Putih. 

Namun, siswa justru langsung menggunting pinggiran bendera dan menyerahkannya kepada kepala madrasah.

Akibat gagal mengerjakan materi uji, puluhan siswa dinyatakan tidak lulus ujian.  

"Sebagai konsekuensi, sebanyak 37 siswa yang ikut ujian dinyatakan tidak lulus,” jelas Edison.

Menurut Edison, setelah dilakukan pengkajian secara menyeluruh, tidak ditemukan unsur pelecehan terhadap bendera Merah Putih.

Kendati demikian, Edison menyayangkan beredarnya potongan video tersebut. 

Kepala Sekolah MAN 1 Padang juga telah meminta maaf. 

“Kami sudah menerima laporan resmi dari kepala madrasah. Kepala MAN 1 Padang Minta Maaf. Kepala MAN 1 Padang juga telah menyampaikan permohonan maaf karena video yang beredar menimbulkan persepsi keliru,” terang Edison.

Edison menegaskan, Kemenag akan menjadikan kasus ini sebagai pelajaran penting untuk memperkuat pemahaman siswa terkait nasionalisme.

“Kami terus menekankan pentingnya menanamkan cinta tanah air dan penghormatan terhadap lambang negara di madrasah maupun pesantren,” tambahnya.

Klarifikasi Kepala Sekolah

Sementara itu, Kepala Sekolah MAN 1 Padang, Afrizal juga memberikan klarifikasi. 

Afrizal memastikan kegiatan tersebut merupakan bagian dari ujian Pramuka, bukan upaya merendahkan bendera Merah Putih.

“Itu bukan tindakan pengguntingan dengan maksud melecehkan, tetapi bagian dari ujian integritas untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap bendera Merah Putih" urainya.

"Hanya saja, mereka salah menafsirkan instruksi, yang jelas, tidak ada sedikit pun unsur kebencian atau penghinaan terhadap bendera,” pungkasnya.

Kata Gubernur Sumbar
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi menegaskan perobekan bendera Merah Putih tidak boleh terjadi dalam situasi apa pun.

Menurut Mahyeldi, bendera adalah simbol penghormatan bangsa kepada para pahlawan dan pejuang kemerdekaan.

“Saya belum dapat informasi peristiwa itu tapi yang jelas, perobekan bendera tidak boleh terjadi" kata Mahyeldi, Minggu (17/8/2025).

"Justru pada saat sekarang ini kita harus menjaga dan merawat serta menunjukkan penghargaan kepada para pahlawan dan pejuang kita dengan cara menaikkan bendera Merah Putih,” imbuhnya. 

Mahyeldi menambahkan, Pemprov Sumbar sebelumnya juga telah mengeluarkan edaran kepada seluruh Bupati dan Wali Kota agar selama bulan Agustus masyarakat mengibarkan bendera Merah Putih di rumah masing-masing, termasuk di kantor-kantor pemerintahan.

“Itulah simbol penghargaan kita. Dengan menaikkan bendera Merah Putih, kita menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada para pahlawan bangsa" ucapnya. 

"Mudah-mudahan ke depan, Merah Putih tetap kita kibarkan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme,” pungkas Mahyeldi.

Sedangkan Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Muhidi berharap perobekan bendera itu dilakukan tidak secara sengaja tapi karena faktor ketidaktahuan atau kurang memahami makna bendera.

“Mudah-mudahan itu bukan karena kesengajaan, mungkin faktor kecelakaan atau kurang memahami makna" kata Muhidi di Istana Gubernur Sumbar, Minggu (17/8/2025).

"Ke depan, sekecil apapun kesalahan itu harus kita minimalisasi agar tidak menimbulkan salah tafsir" katanya. 

"Apalagi ini menyangkut bendera Merah Putih yang dulu diperjuangkan dengan tumpah darah,” lanjut Muhidi.  

Muhidi menegaskan, bendera Merah Putih harus selalu dijaga, dihormati, dan dimuliakan.

“Kita sekarang menikmatinya dengan menaikkan dan menurunkan bendera sebagai simbol penghormatan. Itu yang harus dijaga oleh generasi penerus,” ujarnya.

Terkait tindak lanjut masalah ini, Muhidi menyerahkan sepenuhnya kepada instansi sesuai prosedur yang berlaku.

“Kalau ada pemanggilan pihak sekolah, tentu kita serahkan kepada dinas terkait yang jelas ini menjadi pelajaran penting agar tahun-tahun ke depan tidak terjadi lagi,” pungkas Muhidi.

( Tribunpekanbaru.com / Tribunpadang )

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved