Berita Viral
NGELUH soal Macet hingga Dukung Tunjangan Rp 50 Juta DPR RI Nafa Urbach Langsung 'Dihajar' Netizen
Ngeluh soal macet kemudian dukung tunjangan Rp 50 juta bagi anggota DPR RI, Nafa Urbach langsung dihajar netizen. Diingatkan posisinya wakil rakyat
TRIBUNPEKANBARU.COM - Ngeluh soal macet hingga mendukung tunjangan Rp 50 juta bagi anggota DPR RI, Nafa Urbach langsung di skak mat netizen.
tak tanggung-tanggung, artis yang kini menjadi anggota dewan dari partai Nasdem ini bahkan ditunjukkan cara memanfaatkan Commuter Line sebagai alat transportasi untuk menghindari macet.
Tak sampai disitu, anggota DPR RI Komisi IX ini juga diarahkan untuk kos di lokasi yang dekat dengan senayan serta menggunakan moda transportasi yang murah dan tidak macet.
Baca juga: NOEL EBENEZER Sudah Diingatkan Presiden Prabowo soal Amanah, Kini Malah Ditangkap KPK
Yang paling menohok tentu saja ketika netizen mengingatkan Nafa Urbach untuk turut merasakan bagaimana rakyat juga dalam posisi macet dan bahkan harus berhimpitan seperti sarden.
Ya, snetilan netizen pada Nafa Urbach ini tentu saja sebagai bentuk koreksi dan kritikan yang membangun. Bagaimana netizen mengingatkan Nafa Urbach untuk menyadari jika dirinya adalah wakil rakyat yang tentu saja juga merupakan rakyat biasa.
Netizen Skak Mat Nafa Urbach
Baru-baru ini Nafa Urbach, artis sekaligus anggota DPR RI Komisi IX ini menuai sorotan.
Hal itu lantaran dirinya mendukung tunjangan rumah anggota DPR RI sebesar Rp 50 juta.
Imbas mendukung kenaikan tunjangan yang menguntungkan dirinya sebagai anggota DPR RI, Nafa Urbach sontak menuai kemarahan warganet.
Nafa Urbach membela kenaikan tunjangan itu dengan alasan dirinya sering terjebak macet.
Bukannya mendapat dukungan, Nafa Urbach pun disarankan untuk naik Commuter Line oleh warganet agar mengikuti jejak Primus Yustisio yang sering naik Commuter Line atau KRL.
Sebagaimana diketahui, Primus Yustisio merupakan aktor tampan dulu populer hingga dijuluki raja sinetron.
Sama-sama pernah terjun di dunia entertainment, Primus sendiri pernah 4 tahun berpacaran dengan Nafa Urbach.
Namun, Primus menikahi lawan mainnya Jihan Fahira dan hingga kini keluarganya harmonis.
Hingga akhirnya Primus Yustisio dan Nafa Urbach pun banting setir sama-sama menjadi pejabat dan hidup sederhana.
Pada video yang diposting ulang oleh akun Instagram @rumpi_gosip, Nafa Urbach terlihat sedang berada di dalam mobil.
Ia pun mengeluhkan kalau dirinya sudah 30 menit di perjalanan dan terjebak macet.
Nafa lalu membela soal tunjangan rumah, agar lebih memudahkan mobilisasi anggota DPR.
Baca juga: TERIAKAN Terakhir IF, Santri yang Dihabisi Teman Sendiri, Lari ke Musala sebelum Menemui Ajal
"Anggota dewan itu tidak dapat rumah jabatan. Dikarenakan banyak sekali anggota dewan yang dari luar kota, maka dari itu banyak sekali anggota dewan yang kontrak di dekat Senayan," kata Nafa Urbach.
Hal itu, kata dia, agar memudahkan para anggota dewan berangkat ke kantor.
"Supaya memudahkan mereka untuk ke DPR, ke kantor," kata anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem itu.
Ia lalu membandingkan dirinya yang sering terjebak macet karena tinggal di Bintaro.
"Saya aja yang tinggalnya di Bintaro, itu macetnya luar biasa," kata dia.
Ia pun memperlihatkan suasana kemacetan dari dalam mobilnya.
"Ini udah setengah jam di perjalanan masih macet. Tadi kan udah dilihatin ya, gitu," kata Nafa Urbach lagi.
Menanggapi hal itu, pemilik akun Thread @arungbudoyo menyarankan Nafa Urbach untuk naik Commuter Line dari Bintaro ke DPR DI tanpa terjebak macet.
Hal itu kata dia, agar Nafa yang merupakan wakil rakyat itu bisa merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat selama ini.
"Kak Nafa Urbach, dari Bintaro ke DPR RI bisa loh bebas macet. Kurang dari 60 menit juga sampai. How?
Naik Commuter Line, kak. Murah lagi. Cukup Rp3.000,00!
Minusnya cuma satu, kak: jadi pepes alias sarden.
Sekali-kali coba rasakan jadi rakyat yang kakak wakili di DPR," tulisnya.
Ia bahkan memberikan petunjuk naik Commuter Line agar memudahkan Nafa Urbach.
Tak hanya itu, banyak warganet lain yang menyarankan Nafa Urbach untuk tinggal di kos-kosan daerah Taman Mini, sehingga bisa naik Transjakarta satu kali saja.
"Atau kalo mau ngekos atau ngontrak daerah taman mini aja Kak Nafa, bisa naik Transjakarta 1 kali, koridor 9
Langsung turun depan kantor kakak
Ngekos daerah jaktim murah kak, ga sampe sehari 3 juta
Lain kali kalo adu nasip jgn sama rakyat ya Kak!
Kakak macet dalem mobil, kita macet bediri di baswe kayak ikan pindang," tulis akun @hestywul.
Nafa Urbach pun disarankan naik KRL mengikuti jejak rekannya sesama anggota dewan, Primus Yustisio.
Anggota DPR RI Komisi XI itu pernah beberapa kali terlihat naik KRL.
Hal itu juga dibenarkan oleh istrinya, Jihan Fahira.
Jihan mengatakan kalau suaminya itu bukan tipe orang yang suka kemacetan.
Sehingga meski bergelimang harta, Primus lebih memilih naik KRL menuju ke tempat kerjanya.
"Jadi kalau Primus itu malas macet. Jadi kan kalau dapilnya itu ada yang tiga jam. Kan Kabupaten Bogor besar, jadi ada yang enak dilewatin mobil, ada yang enak pakai kereta," kata Jihan Fahira dikutip dari arsip tayangan Youtube Trans7 Official, Kamis (21/8/2025).
Selain itu, lanjut Jihan, jarak rumah mereka dengan stasiun kereta api cukup dekat.
"Kan rumah kami sama stasiun kereta itu cuma lima menit. Tiga menit sampai. Jadi naik kereta itu paling efektif," tambahnya.
Primus Yustisio merupakan Anggota DPR RI Dapil Jawa Barat V dari Fraksi PAN.
Primus mulai menjabat sebagai anggota DPR RI sejak tahun 2009.
Pada Pileg 2024, Primus kembali terpilih jadi anggota DPR RI hingga tahun 2029.
Sementara Nafa Urbach baru terpilih menjadi anggota DPR RI pada tahun 2024.
Nafa Urbach dan Primus Yustisio pernah berpacaran selama empat tahun dari 1997 hingga 2001.
Setelah hubungan keduanya kandas, Primus Yustisio menikah dengan Jihan Fahira.
Sementara Nafa Urbach menikah dengan Zack Lee.
Namun pada tahun 2017 Nafa dan Zack Lee bercerai.
Tunjangan Rp 50 Juta
Ketua DPR RI Puan Maharani mengeklaim penetapan besaran tunjangan perumahan bagi anggota dewan sebesar Rp 50 juta berdasarkan hasil kajian yang matang.
Hal itu disampaikan Puan saat merespons munculnya anggapan di masyarakat bahwa nominal tunjangan perumahan tersebut terlalu besar.
“Itu sudah dikaji dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan kondisi ataupun harga yang ada di Jakarta karena kan kantornya ada di Jakarta,” ujar Puan di Gedung DPR RI, Kamis (21/8/2025).
“Namun, apapun itu, kami pimpinan DPR akan memperhatikan aspirasi dan apa yang disampaikan oleh masyarakat. Tolong selalu awasi kinerja dari kami di DPR,” sambungnya.
Dia pun berharap agar masyarakat tak ragu menyampaikan hal-hal yang dianggap masih belum sempurna dari DPR.
Puan memastikan bahwa DPR RI akan melakukan evaluasi dan perbaikan.
“Kalau kemudian ada hal-hal yang memang dianggap masih belum sempurna, masih terlalu berlebihan, tentu saja kami akan mengevaluasi hal tersebut,” jelas Puan.
Terlepas dari hal itu, Puan menegaskan bahwa besaran tunjangan perumahan sudah dikaji secara matang, yang salah satunya mempertimbangkan biaya sewa rumah di sekitar Senayan.
“Hal tersebut sudah menjadi satu hal yang kami kaji dengan baik dan merupakan hal yang sudah dikaji untuk 580 anggota DPR yang datang dari 38 provinsi. Namun apa yang menjadi aspirasi dan masukan dari masyarakat akan kami sangat perhatikan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, polemik tunjangan perumahan sebesar Rp 50 juta per bulan untuk anggota DPR RI yang telah diberlakukan sejak Oktober 2024 lalu, kembali mencuat ke ruang publik dan menjadi perbincangan.
Pihak DPR menilai, besaran yang diberikan itu wajar dan masuk akal, tetapi kelompok masyarakat sipil berpendapat berbeda.
Kebijakan tersebut justru dianggap tidak pantas di tengah kondisi keuangan negara yang terbatas.
Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir mengatakan, tunjangan perumahan diberikan sebagai pengganti rumah dinas yang sebelumnya pernah disediakan negara untuk para anggota DPR.
Besaran Rp 50 juta, menurut dia, sudah sebanding dengan rata-rata harga sewa rumah di kawasan Senayan, Jakarta.
“Saya kira make sense (masuk akal) lah kalau Rp 50 juta per bulan. Itu untuk anggota, kalau pimpinan enggak dapat karena dapat rumah dinas,” ujar Adies, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Sementara itu, Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai, tunjangan Rp 50 juta per bulan menunjukkan DPR tidak memiliki sense of crisis.
Menurut dia, pemberian tunjangan besar kepada anggota dewan dikeluarkan justru di tengah situasi ekonomi rakyat yang sulit dan kondisi keuangan negara yang terbatas.
“Kalau DPR punya sense of crisis, memilih prihatin dengan menggunakan fasilitas rumah dinas yang masih bagus akan menjadi pilihan. Sehingga uang tunjangan Rp 50 juta per orang itu diperuntukkan bagi rakyat saja,” ujar Lucius, kepada Kompas.com, Selasa (19/8/2025).(*)
Sumber : Kompas.com / Tribun Bogor
TERIAKAN Terakhir IF, Santri yang Dihabisi Teman Sendiri, Lari ke Musala sebelum Menemui Ajal |
![]() |
---|
DETIK-DETIK Kepala Cabang Bank BUMN di Cempaka Mas Diculik dan Dibunuh, Dihadang saat Naik Mobil |
![]() |
---|
Usai Hasil Tes DNA Negatif, Lisa Mariana Siap Blak-blakan ke KPK soal Ridwan Kamil |
![]() |
---|
Heboh, Baru Sebulan Belajar 42 Siswa SMA Negeri di Bengkulu Dikeluarkan, Ternyata Ada Kesalahan Ini |
![]() |
---|
Fakta Baru Kematian Arya Daru Pangayunan, Ada yang Bohong soal CCTV, Istri Korban atau Penjaga Kos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.