Pacu Jalur Kuansing 2025

Cerita di Balik Tambal Jalan untuk Pacu Jalur Kuansing, Warga Mengeluh 3 Anaknya Sakit Akibat Debu

Perbaikan jalan dalam rangka menyambut Festival Pacu Jalur di Kuansing memicu keluhan dari warga.

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Guruh Budi Wibowo
TAMBAL JALAN - Penimbunan ruas Jalan Raji Ali Haji, Desa Koto Taluk, Kecamatan Kuantan Tengah, Kuansing menimbulkan debu, beberapa waktu lalu menjelang acara puncak Festival Pacu Jalur Kuansing 2025. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KUANSING - Perbaikan jalan dalam rangka menyambut Festival Pacu Jalur di Kuansing memicu keluhan dari warga.

Salah satunya akibat penutupan lubang jalan di ruas Jalan Raja Ali Haji, Koto Taluk, Kecamatan Kuantan Tengah menggunakan pasir yang menimbulkan debu tebal, terutama saat kendaraan melintas.

Seperti yang dialami warga di sekitar ruas jalan yang diperbaiki sementara tersebut.

Hendrawan, seorang warga, menyebut debu dari jalan masuk ke dalam rumah dan membuat keluarganya terganggu.

“Sudah beberapa hari ini, tiga anak saya batuk-batuk dan sesak. Kami yakin karena debu ini,” ungkapnya, Senin (25/8/2025).

Baca juga: Sehari Semalam Tarik Jalur ke Lokasi Lomba Tepian Narosa Kuansing, Juara pun Tak Balik Modal

Baca juga: Minim Penginapan, Wisatawan Asal Batam Terpaksa Tidur di Teras Masjid Demi Lihat Pacu Jalur Kuansing

Penutupan lubang jalan dengan pasir dilakukan beberapa hari sebelum Festival Pacu Jalur dimulai.

Namun, dampak debu justru semakin parah pada hari terakhir festival saat arus kendaraan meningkat tajam.

Menurut Hendrawan, ada 5 titik ruas jalan yang dilakukan penimbunan menggunakan pasir. 

Berharap Diaspal

Ia berharap Dinas terkait segera turun tangan melakukan penanganan permanen, agar jalan tidak hanya nyaman dilalui, tetapi juga aman bagi kesehatan warga sekitar.

“Debunya sampai seperti kabut. Tolong segera ditangani. Jangan pakai pasir, lebih baik langsung ditambal aspal saja,” harap Hendrawan.

Senada Hendrawan, Defrizal, warga Jalan Raja Ali Haji lainya juga mengeluhkan kondisi jalan tersebut.

Ia berharap jalan tersebut diaspal segera mungkin.

Defrizal yang mengidap asma mengaku merasa tersiksa dengan debu yang bertebaran hingga masuk ke dalam kamarnya.

"Apalagi saat jam anak-anak sekolah pulang, debu semakin pekat. Sudah 10 hari ini kami tersiksa dengan debu jalan itu," ujarnya.

Suasana Tepian Narosa Padat Kendaraan Saat Penutupan Pacu Jalur

Kuansing banyak dikunjungi wisatawan sempena event Festival Pacu Jalur Kuansing 2025.

Arus kendaraan terpantau sangat padat di malam penutupan event Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Minggu (25/8/2025).

Hal ini dikarenakan masyarakat berbondong-bondong bergerak menuju panggung utama di Tepian Narosa.

Terlebih pada malam penutupan ini, dimeriahkan dengan penampilan rapper asal Amerika Serikat (AS), Melly Mike, pelantun lagu ‘Young Black and Rich’ yang viral dengan tren ‘aura farming’ di media sosial dan penyanyi senior kenamaan asal Riau, Iyet Bustami.

Menyikapi situasi kepadatan arus lalu lintas (lalin) ini, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Riau, Kombes Pol Taufiq Lukman Nurhidayat bersama jajarannya, turun ke jalan melakukan aksi pengaturan arus kendaraan.

Untuk mengantisipasi penumpukan arus kendaraan, pihaknya memberlakukan skema rekayasa atau pengalihan lalin.

Ada jalan ditutup, atau yang hanya bisa dilalui pengendara roda dua, ada pula yang dialihkan ke jalan lainnya.

Tak hanya itu, petugas juga memantau titik-titik kantong parkir guna memastikan ketersediaannya, agar arus tetap lancar.

“Alhamdulillah, meskipun padat, tapi lalu lintas bisa kita atur dan masyarakat tertib, mau bekerjasama dan mengikuti arahan petugas di lapangan,” kata Taufiq.

Perwira menengah berpangkat bunga melati tiga ini bilang, personel juga disebar di sejumlah titik strategis lainnya untuk memastikan situasi tetap aman dan kondusif.

(Tribunpekanbaru.com/Guruh Budi Wibowo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved