Kisah Ustadz Syarifuddin dari Santri Hingga S2 di Sudan, Perkenalkan Cara Zakat yang Mudah
Bersama IZI, Syarifuddin terlibat dalam usaha memperkenalkan zakat dengan konsep mudah dan dimudahkan.
Penulis: Syahrul | Editor: harismanto
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Syahrul Ramadhan
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Syarifuddin muda tak pernah menyangka, keputusannya untuk menjadi santri Tsanawiyah membuatnya melanglang buana hingga ke Timur Tengah.
Pria kelahiran Jakarta 13 Mei 1973 silam ini mengatakan, tak pernah terlintas dibenaknya keinginan menjadi seorang pendakwah.
Namun, pengetahuannya tentang Mualimin Islam yang sudah mengakar sejak muda membawanya menempuh jenjang pendidikan S1 di Mesir dan S2 di Sudan.
Baca: Tribun Pekanbaru dan IZI Akan Gelar Buka Puasa Bersama Pekan Depan
"Bagi saya, prinsip dasar yang tergambar dalam hadits nabi bahwa, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
Prinsip ini yang kemudian menjadi pijakan saya untuk menjadi seorang dai, seorang pendakwah," jelas Syarifuddin Lc MA kepada Tribunpekanbaru.com.
Diterangkan olehnya, menjadi seorang dai yang menempuh jalur dakwah bukanlah perkara mudah. Apalagi, jika hak itu dipandang dari sisi ekonomi.
Namun, keinginannya yang kuat tidak luntur untuk mencoba memberi manfaat bagi banyak manusia lain.
"Seperti kebanyakan dai tidak sepenuhnya hidup dari dakwah. Saya juga begitu. Saat ini saya menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Al Hikmah dan Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Al Hikmah sebagai dosen," jelasnya.
Baca: Beredar Foto-foto Ustadz Abdul Somad Ketika Masih Muda, Bikin Pangling
Syarifuddin juga menceritakan, sebelum berkegiatan bersama Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), dirinya pernah terlibat bersama PKPU untuk aktifitas dakwah offshore.
"Dalam kegiatan itu, saya aktif melakukan pendekatan dakwah kepada masyarakat pesisir di beberapa wilayah di Indonesia," sampainya.
Bersama IZI, Syarifuddin terlibat dalam usaha memperkenalkan zakat dengan konsep mudah dan dimudahkan.
Disini, Syarifuddin berperan aktif dalam memperkenalkan manfaat zakat dengan cara yang sangat mudah dan sederhana bagi semua orang.
Kepada generasi muda, Syarifuddin berpesan, bahwa menjadi pendakwah merupakan hal yang tidak mudah.
Baca: Bayar Zakat Bisa Bikin Bahagia, Ini Buktinya Secara Ilmiah
Namun, bukan berarti tidak bisa dilakukan sejak dini.
"Apalagi dengan munculnya platform digital, proses dakwah menjadi lebih mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja," pungkasnya. (*)