TRIBUNPEKANBARU.COM - Bulan ramadan sudah memasuki hari-hari terakhir. Senin (11/6/2018) sudah memasuki ramadan ke 26.
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengumumkan secara resmi awal puasa, awal Ramadhan ini jatuh pada 17 Mei dan Idul Fitri 1439 H pada 15 Juni 2018.
Hal ini berdasarkan keterangan resmi yang diterima Tribunnews.com, pada Selasa (13/3/2018), melalui hasil hisab Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah tertulis :
Awal Ramadhan 1439 H.
Ijtima' akhir bulan Sya'ban terjadi pada Selasa Kliwon, 29 Sya'ban 1439 H - 15 Mei 2018 pukul 18.50'.28" WIB.
Tinggi Hilal di Yogyakarta (saat terbenam Matahari) : -00°, 02', 50" (Hilal belum wujud).
"1 Ramadhan 1439 H jatuh hari Kamis Pahing, jatuh pada 7 Mei 2018," ujar tutur pimpinan pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, di Jakarta.
Sementara itu, hari raya Idul Fitri ditetapkan PP Muhammadiyah akan jatuh pada Jumat 15 Juni 2018.
"1 Syawal 1439 H jatuh hari Jumat legi, 15 Juni 2018," kata Haedar.
Baca: Tentukan 1 Syawal, Kementerian Agama Gelar Sidang Isbat 14 Juni, Akan Pantau Hilal di 95 Titik
Baca: Selama Cuti Lebaran Pelayanan Kesehatan Tetap Buka 24 Jam di Pelalawan. Ini Dia Lokasinya
Awal Syawal 1439 H:
Ijtima' akhir bulan Ramadhan 1439 H terjadi pada Kamis Kliwon, 29 Ramadhan 1439 H - 14 Juni 2018 pukul 02. 45' 53" WIB
Tinggi Hilal di Yogyakarta (saat terbenam Matahari) : +07°, 35', 20" (Hilal sudah wujud),
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Agama RI melalui Ditjen Bimas Islam akan kembali menggelar sidang isbat untuk penentuan Hari Raya Idul Fitri 2018 atau (penetapan) awal bulan Syawal 1439 H.
Sidang isbat Idul Fitri 2018, awal Syawal 1439H ini akan digelar pada Kamis, 14 Juni mendatang.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin rencananya akan memimpin langsung sidang isbat Idul Fitri 2018.
Melalui mekanisme sidang isbat tersebut, Kemenag akan menetapkan kapan umat muslim Indonesia akan berhari raya Idul Fitri, 1 Syawal 1439H.
"Sidang isbat awal Syawal akan dilaksanakan pada Kamis, 14 Juni 2018M di Auditorium HM. Rasjidi, Kementerian Agama RI, Jl. MH. Thamrin No. 6, Jakarta," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Juraidi di Jakarta, Rabu (06/06) seperti dilansir kemenag.go.id.
Menurut Juraidi, sidang isbat akan dihadiri para Duta Besar Negara sahabat, Mahkamah Agung, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Kemudian Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama; dan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.
"Sidang isbat wujud kebersamaan Kemenag dengan Ormas Islam dan instansi terkait dalam menetapkan awal bulan qamariyah, terutama Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah," ujarnya.
Juraidi menjelaskan, rangkaian Sidang Itsbat diawali dengan pemaparan secara terbuka mengenai posisi hilal berdasarkan data hisab oleh pakar astronomi.
Data hisab menunjukan bahwa ijtimak menjelang Syawal 1439H jatuh pada Kamis, 14 Juni 2018 M sekitar pukul 02:43 WIB. Tinggi hilal pada saat Matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia berkisar antara 6° 4’ sampai 7° 34’.
“Rukyatul hilal akan dilaksanakan pada Kamis sore,” jelasnya.
Selepas Magrib, lanjut Juraidi, digelar Sidang isbat secara tertutup yang dipimpin oleh Menteri Agama. Dalam sidang tersebut, Direktur Urais dan Binsyar akan melaporkan hasil pemantauan hilal (rukyatul hilal) yang dilakukan pada 95 titik lokasi di seluruh Indonesia.
“Laporan itu akan dijadikan dasar pengambilan keputusan penetapan 1 Syawal,” jelasnya.
Usai sidang, Menteri Agama akan menggelar konferensi pers mengenai hasil sidang isbat, yaitu Penetapan Pemerintah 1 Syawal 1439 H, Idul Fitri 2018. (banjarmasinpost.co.id/restudia)