Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru: Rizky Armanda
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menggelar kegiatan latihan bersama dengan Rescue Command Center (RCC) Singapura.
Skema latihan Indonesia-Singapura (Indopura) Search and Rescue (SAR) ke-36 dengan Basarnas Pekanbaru sebagai SAR Mission Coordinator (SMC) ini berupa simulasi penyelamatan korban kecelakaan pesawat dengan rute penerbangan Singapura - Pekanbaru.
Baca: Pensiunan PT KAI Tewas Dilindas Truk di Jalan Bypass-Teluk Bayur
Saat diperjalanan, pesawat yang membawa belasan penumpang itu tiba-tiba mengalami technical problem dan akhirnya hilang kontak. Titik Last Known Position (LKP) diketahui di daerah perairan Riau, tepatnya dekat Pulau Bengkalis, Selat Malaka.
Dalam operasi penyelamatan ini, RCC Singapura mengerahkan Pesawat Hercules C-130 dan Heli Superpuma. Mereka lebih difokuskan melakukan pemantauan lewat udara.
Baca: Yuk Intip Kemewahan Rumah Paul Pogba Seharga Rp 55 Miliar, Isinya Sungguh Fantastis
Jumlah personel gabungan yang dilibatkan dalam kegiatan latihan bersama ini yakni sekitar 150 orang.
Sedangkan Basarnas Pekanbaru, sebagai mengerahkan Kapal Negara (KN) 218 dan KN 402 yang ada di Bengkalis. Yang melakukan pemantauan sekaligus penyelamatan korban di laut.
Iwan Rosyadi selaku Kasubdit Standarisasi dan Perencanaan Operasi SAR Kantor Pusat Basarnas, Rabu (18/7/2018) menjelaskan, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan latihan bersama ini.
"Yang pertama tentu menjaga hubungan baik dan kerjasama bilateral kedua negara. Kemudian juga untuk meningkatkan kemampuan personel SAR dari kedua negara," kata dia.
Baca: Yuk Intip Kemewahan Rumah Paul Pogba Seharga Rp 55 Miliar, Isinya Sungguh Fantastis
Tak hanya sampai disitu, melalui kegiatan ini, kedua belah pihak juga ingin melakukan uji coba peralatan SAR yang meliputi seluruh aspek. Terutama terkait unsur penyelamatan udara dan juga laut.
"Pada intinya yang dilatih adalah komunikasi dan juga koordinasi. Terutama dalam hal kecepatan untuk melakukan penyelamatan. Karena kan golden time seseorang bisa bertahan itu hanya beberapa menit saja," papar Iwan lagi.
Baca: Kapolresta Pekanbaru Pimpin Pengamanan Keberangkatan Calon Jemaah Haji
Dibeberkannya, dari standar response time sejauh ini yang ditetapkan yakni selama 30 menit. Namun dengan latihan ini, diharapkan waktu tiba tim pencarian dan pertolongan ke lokasi terjadinya peristiwa semisal kecelakaan di laut seperti ini, dapat lebih singkat lagi.
Ditambahkan Iwan, sebelum bergerak, tim pencarian dan pertolongan terlebih dahulu akan melakukan perencanaan operasi.
Baca: Oknum Mahasiswa di Pekanbaru Beberapa Kali Ditangkap Terlibat Peredaran Narkoba, Ini Kata Kapolresta
"Karena perencanaan sangat menentukan keberhasilan operasi SAR. Semuanya kita analisa, mulai dari perkiraan pergerakan korban, lalu kecepatan angin dan arus air laut," tuturnya.
"Guna menentukan dimana titik keberadaan korban agar dapat cepat dievakuasi. Kalau dalam hal ibi terjadinya di laut, maka akan dibawa ke pelabuhan terdekat," imbuh dia lagi.(*)