TRIBUNPEKANBARU.COM - Kecelakaan mengerikan menimpa maskapai penerbangan Helios dengan pesawatnya Boeing 737 pada 4 Agustus 2005 lalu.
Pesawat berubah menjadi 'peti mati terbang' beku sebelum akhirnya jatuh dan menewaskan 121 penumpangnya.
Penerbangan dari Siprus menuju Athena itu kemudian menjadi kisah paling aneh sekaligus tragis.
Pilot dan co-pilot diyakini bertanggung jawab telah mengubah pesawat
Baca: Live Streaming Indosiar Sriwijaya FC vs Arema FC Liga 1 2018, Ini Perkiraan Susunan Pemain
Pada ketinggian lebih dari 10 km, seluruh penumpang terduduk membeku di kursinya masing-masing dengan suhu minus 50c.
Seorang pramugara berjuang mati-matian untuk mencari tahu yang terjadi dan justru menemukan pilot dan co-pilot yang sudah tak sadarkan diri.
Namun setelah akhirnya dia juga pingsan, pesawat masih dapat terbang selama hampir dua jam dalam mode auto-pilot.
Hingga akhirnya kehabisan bahan bakar dan menabrak gunung 40km sebelah utara Athena.
Baca: Tak Akan Undang Lucinta Luna di Acara Hitam Putih, Deddy Corbuzier Ungkap Alasannya
Menurut laporan resmi, para teknisi di Siprus yang memeriksa sistem dekompresi ungkap kesalahan terletak pada aktivasi awal.
Yakni pilot lupa menekan tombol 'otomatis' pada tekanan udara.
Setelah take-off, pesawat gagal memberi tekanan dan kedua pilot tidak mengenali "peringatan dan alasan untuk aktivasi peringatan."
Termasuk mengabaikan salah satu peringatan yang menunjukkan bahwa masker oksigen turun.
Kegagalan itu menyebabkan kekurangan oksigen.
Kapten sempat menghubungi pusat operasi Helios setelah take-off.
Pesawat itu pun juga mengeluarkan dua sinyal "Mayday" ketika mesin pertama berhenti dan jatuh 13 menit kemudian setelah mesin kedua terputus.