Ini Upaya Facebook Hadapi Akun Palsu

Penulis: hasanah samhudi
Editor: Sesri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jurnalis Riau ikut Konferensi Digital Media Asia

Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Hasanah Samhudi

TRIBUNPEKANBARU.COM, HONG KONG - Facebook berusaha melindungi kepentingan followernya dengan mengawasi informasi-informasi yang bermunculan di media sosial ini.

Informasi atau konten yang diperkirakan akan mengurangi integritas Facebook bisa jadi akan dikurangi atau bahkan dicabut (remove) dari facebook.

“Misalnya informasi atau konten terkait akun palsu, ujaran kebencian, pornografi anak,” ujar Chiman Ng, mantan wartawan yang kini menjadi media partnership Facebook, pada acara Facebook Journalism Project yang berlangsung di Hong Kong, Rabu (7/11/2018).

“Termasuk juga kami keluarkan pelaku misinformasi yang bertujuan mencari uang,” katanya.

Chiman bicara banyak mengenai Newsfeed di Facebook, mulai dari nilai-nilainya, cara kerja newsfeed, hingga upaya-upaya mempertahankan integritas informasi tersebut. 

Baca: 50 Juta Akun Diretas, Cek Facebook Anda Sekarang! Silahkan Ikuti Langkah Berikut

Baca: Tips dan 10 Cara Mudah Menggenali Hoaks dari Facebook

Mencabut atau mengeluarkan informasi-informasi tadi adalah satu di antara beberapa cara untuk mempertahankan integritas newsfeed. Cara lain mengurangi konten-konten ini melalui pengecekan.

“Kami mencabut 95 halaman yang melanggar kebijakan SPAM,” ujarnya.

Pihaknya memanfaatkan teknologi, laporan users, dan fact checker untuk melacaknya.

Facebook Journalism Project kemarin merupakan event yang berlangsung jelang Konferensi Digital Media Asia (DMA) 2018,  pada 8-9 November.

Program Facebook ini merupakan upaya untuk meningkatkan kerjasama dan hubungan antara Facebook dengan industri media.

Termasuk sharing informasi keberhasilan media-media lain serta perkembangan media sosial semisal facebook, instagram, video.

Konferensi DMA 2018, seperti tahun-tahun sebelumnya diadakan oleh Asosiasi Suratkabar dan Penerbit Sedunia (WAN-IFRA).

Sekitar 20 wartawan Indonesia dari Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kalimantan Timur, dan Jakarta yang menjadi peserta RGE Journalism Workshop 2018 pun menjadi peserta pada acara Konferensi DMA 2018 dan Facebook Journalism Project.

Ini berkat kerjasama antara WAN-IFRA dan RGE, induk usaha RAPP yang beroperasi di Riau.

Pembicara lain adalah Alice Budisatrio, yang membahas masalah Group, Safety and Blueprint Journalist.

Wanita yang menjadi News Partnership Facebook ini menyoroti tentang efektivitas penggunaan grup dalam berinteraksi.

Menurutnya, aplikasi Whatsapp adalah cara paling efektif untuk bertukar informasi dan melibatkan orang.

“Namun hal sama juga berlaku untuk facebook,” katanya.

Namun ia mengingatkan masalah keamanan facebook tersebut, semisal upaya-upaya untuk meng-hacked akun seseorang.

Beragam topik  yang dibahas Facebook kemarin, seperti upaya-upaya fact checking konten yang disampaikan Yvonne Chua, project Director Vera Files.

Vera Files ini cukup berhasil men-trace informasi-informasi yang tidak benar (false news) terkait pemilihan presiden di Filipina beberapa waktu lalu.

Sementara pembicara Janieoctia, menyoroti tentang fitur pada facebook yang dapat meningkatkan performance media melalui penelusuran informasi yang sedang trending.

Di akhir acara Facebook Journalism Project kemarin, 20 wartawan Indonesia diajak mengunjungi kantor South China Morning Post dan berdiskusi mengenai keberhasilan koran berusia 115 tahun ini yang bertahan di era disruptive media saat ini. (*)

Berita Terkini