Mahasiswi Program Doktoral UNRI yang Bikin Rektor Emosi Belum Tanggapi Klarifikasi Mubarak
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Mahasiswi Program Doktoral Ilmu Lingkungan Universitas Riau (UNRI) bernama Komala Sari yang bikin rektor emosi belum menanggapi klarifikasi yang disampaikan Mubarak.
Rektor beriniasial MR yang kemudian diketahui adalah Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) bernama lengkap Mubarak, telah memberikan klarifikasi dan kronologi terkait ia emosi ketika bertemu dengan Komala Sari.
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Selebgram, Ada DM Nakal dan Bilang Beli Follower
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Indragiri Hilir Raih Lulusan Terbaik dan Berhasil Menulis Dua Novel
Namun, Komala Sari belum memberikan penjelasan dan kronologi versi dia bagaimana kejadian Mubarak emosi saat ditemui Komala Sari ketika ingin meminta tanda tangan untuk disertasinya.
Ketika dihubungi Tribunpekanbaru.com melalui facebook messenger, baik pesan maupun telepon, Komala Sari tidak menjawab sambungan atau pesan.
Diamnya Komala Sari ini seolah membenarkan kronologi kejadian yang disampaikan Mubarak.
Diberitakan sebelumnya, hubungan Mubarak dengan Komala Sari bukan antara mahasiswa dan rektor, namun antara dosen dan mahasiswa, karena Mubarak adalah dosen di Program Doktoral Ilmu Lingkungan UNRI.
Komala Sari adalah mahasiswi Program Doktoral Ilmu Lingkungan UNRI yang sedang menyelesaikan disertasi, dan Mubarak tercatat sebagai penguji Komala Sari.
Baca: Siswa SD di Indragiri Hulu Tetap Ujian dalam Banjir, Banjir Rendam Sekolah Mereka
Baca: KISAH Selebgram Cantik Bernama Shelly Moonza, Alami Pelecehan dan Ada yang DM Nakal Mau Booking
Namun, kemudian Komala Sari minta ganti penguji setelah bermasalah dengan Mubarak, dan sempat membuat Mubarak emosi.
Akibat Mubarak emosi itu, Komala Sari sakit hati dan membuat status di media sosial Facebook
Status Komala Sari pertama kali yang diduga terkait dengan Mubarak ada tiga status yakni status tanggal 15 November, status 30 November dan status tanggal 2 Desember.
Status pertama ditulis Komala Sari pada tanggal 15 November 2018 pukul 23.00 WIB. Ini kata statusnya:
"Sangat berat melakukan yg ini... memaafkan orang yg menyakiti saya. Bahkan skrg saya yg difitnah. Saya tetap keras membuktikan bahwa dia yg salah. Mediasi dari orang2 besar tidak saya terima krn hati saya yg sakit. Hingga hak saya juga dikorbankan. Semoga Allah memberi Hidayah bagi saya dan dia yang telah menyakiti saya".
INI Status Mahasiswi Program Doktoral UNRI di Medsos yang Bikin Rektor Emosi (Tribun Pekanbaru/Facebook/Komala Sari)
Status di atas disertai Komala Sari dengan video Ustadz Khalid Basalamah.
Status kedua yang ditulis Komala Sari yang diduga berkaitan dengan Mubarak adalah status tanggal 30 November 2018. Ini kata statusnya:
"Ini baru karakter seorang guru yang baik. Dosen atau guru falsafahnya memang "mendidik" Bukan menghambat atau menghancurkan anak didik/bimbingannya".
INI Status Mahasiswi Program Doktoral UNRI di Medsos yang Bikin Rektor Emosi (Tribun Pekanbaru/Facebook/Komala Sari)
Status di atas disertai Komala Sari dengan video yang menggambarkan hubungan guru dengan murid.
Status ketiga yang ditulis Komala Sari yang diduga berkaitan dengan Mubarak adalah status tanggal 2 Desember 2018. Ini kata statusnya:
"Hati2 Anda mengambil hak orang lain. Anda-Anda yang mengambil hak saya, anda2 yang pro pada orang dzalim pada saya!! Keputusan yang salah kalian buat telah mendzolimi saya lahir bathin. Insha Allah saya tidak ikhlas. Kalian tunggu saja azab Allah.. haji 2x, profesor tidak menunjukkan kepribadian yang baik".
INI Status Mahasiswi Program Doktoral UNRI di Medsos yang Bikin Rektor Emosi (Tribun Pekanbaru/Facebook/Komala Sari)
Status di atas juga disertai Komala Sari dengan video yang ia bagikan.
KRONOLOGI Rektor UMRI Emosi kepada Mahasiswi, Sampai Mendorong Barang di Meja Kerjanya
Kronologi Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) emosi kepada mahasiswi, sampai mendorong barang di meja kerjanya.
MR yang kemudian dipastikan adalah Rektor UMRI, yang juga menjadi dosen di Universitas Riau (UNRI) bernama Dr Mubarak.
Mubarak yang sempat emosi kepada Komala Sari, saat dihubungi Tribunpekanbaru.com pada Senin (10/12/2018) malam, Mubarak menjelaskan, ia adalah dosen S3 Ilmu Lingkungan di UNRI, dan hubungannya dengan mahasiswi bernama Komala Sari adalah sebagai dosen dengan mahasiswa.
"Tidak ada ada sangkut pautnya dengan posisi saya sebagai Rektor UMRI. Ini hanya hubungan antara dosen dengan mahasiswa, saya sebagai dosen ingin disertasi mahasiswa saya baik, sedangkan mahasiswi itu ingin cepat selesai," ungkap Mubarak.
Dirincikan Mubarak, mahasiswi bernama Komala Sari adalah mahasiswa yang diujinya.
Kejadian Mubarak emosi itu berawal dari sejak Komala Sari datang ke kampus UMRI untuk meminta tanda tangan Mubarak.
Namun, saat itu Mubarak tidak berada di tempat, sehingga lembaran yang harus ditanda tangani Mubarak itu ditinggalkan Komala Sari kepada pegawai UMRI.
Saat Mubarak sampai ke kampus, pegawai UMRI memberikan lembaran yang diberikan Komala Sari itu kepada Mubarak.
Mubarak memberikan penjelasan bahwa ada syarat yang belum dilengkapi Komala Sari sebelum ia memberikan tanda tangan.
Maka Mubarak menyampaikan kepada pegawai UMRI supaya menyampaikan hal itu kepada Komala Sari.
Sekitar seminggu atau dua minggu kemudian, Komala Sari datang lagi ke UMRI untuk menemui Mubarak.
Pegawai UMRI kemudian menjelaskan kepada Komala Sari bahwa Mubarak meminta melengkapi syarat yang belum lengkap tersebut.
Namun, Komala Sari marah.
Kemarahan Komala Sari tidak dipendamnya di hati, namun dilampiaskannya di media sosial dengan menjelekkan nama baik Mubarak.
Kemarahan Komala Sari itu berujung kepada permintaan Komala Sari kepada kampusnya untuk meminta ganti penguji.
Kampusnya pun mengizinkan Komala Sari mengganti penguji, namun dengan catatan Komala Sari meminta maaf kepada Mubarak atas apa yang telah ia umbar di media sosial yang merusak nama baik Mubarak.
Komala Sari pun kemudian menemui Mubarak.
Saat bertemu di kampus UMRI, Mubarak meminta Komala Sari membersihkan namanya di media sosial atas apa yang telah diumbar Komala Sari sebelumnya di media sosial yang menjelekkan nama Mubarak.
Akan tetapi, bukannya permintaan Mubarak yang dituruti Komala Sari, malahan Komala Sari menghubungkan masalah lain yang tidak diketahui Mubarak.
Mubarak didesak untuk menjelaskan masalah yang tidak diketahuinya itu, padahal Mubarak tidak mengetahinya.
Saat didesak itulah Mubarak emosi, Mubarak pun mendorong apa yang ada dimeja kerjanya, barang-barang dan termasuk lembaran disposisi disertasi Komala Sari yang saat itu ada di meja kerja Mubarak.
"Jadi, tidak saya lempar, saat itu saya emosi, apa yang ada di depan saya jadi lampiasan. Barang-barang yang ada di meja kerja, saya dorong dengan tangan dan jatuh ke bawah. Dia tidak kena, karena dia jauh dari posisi meja saya," tegas Mubarak.
Walaupun Mubarak sempat emosi, namun kemudian Mubarak istigfar dan melupakan apa yang terjadi.
Kemudian Komala Sari ia ajarkan membuat surat penggantian penguji.
"Saya ajarkan buat surat ganti penguji, bahkan saya telpon pihak kampusnya supaya mudah prosesnya," jelas Mubarak.
Walau apa yang sudah dilakukan Mubarak untuk Komala Sari, namun yang terjadi selanjutnya tidak diduga Mubarak.
"Sepertinya ia tidak terima, begitu lah kronologinya," ujar Mubarak.
Vivi Kaget, Tahu Rektor Bernisial MR Emosi, Selama Empat Tahun Dikenal Lembut dan Kalem
Vivi mahasiswi di universitas yang rektornya berinisial MR, kaget ketika mengetahui kabar rektornya itu diduga melempar disertasi kepada mahasiswa.
Selama empat tahun Vivi mengenal dan berurusan dengan MR, Vivi tidak pernah mendapati MR emosi.
Vivi sering berinteraksi dengan MR saat Vivi menjadi pejabat di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) dan Menteri Sosial dan Politik (Mensospol).
Setiap menemui MR atau MR memanggil Vivi dan pengurus BEM lainnya untuk urusan tertentu, tidak pernah sekalipun MR emosi, walau masalah yang dihadapi BEM berat.
"Saya mengenal beliau orang yang lembut dan kalem. Berbicara beliau lembut sekali, dan selalu senyum. Makanya saya kaget ketika ada kabar beliau emosi, bahkan diduga melempar disertasi kepada mahasiswanya," ungkap Vivi kepada Tribunpekanbaru.com pada Senin (10/12/2018).
Hal yang sama menurut Vivi pastinya dirasakan oleh teman-teman seperjuangannya di BEM waktu itu.
"Kawan-kawan pastinya kaget, karena kami pernah punya masalah dengan beliau, tidak pernah beliau emosi. Apalagi masalah BEM berat, tidak pernah beliau emosi, bahkan tetap lembut dan tenang," jelas Vivi.
Diberitakan sebelumnya seperti diukutip dari Kompas.com, Komala Sari (35) seorang mahasiswa yang mengambil program doktor bidang Ilmu Lingkungan di sebuah universitas di Riau mendapat perbuatan yang tidak menyenangkan dari salah satu penguji berinisial MR.
MR merupakan rektor di salah satu universitas di Pekanbaru, Riau.
Korban pun melaporkan rektor tersebut ke Polda Riau.
Saat dikonfirmasi, Minggu (9/12/2018), Komala mengatakan, oknum rektor tersebut melemparnya dengan disertasi milik Komala.
"Kejadiannya pada hari Senin 1 Oktober 2018. Lalu saya buat laporan ke Polda Riau tiga hari setelah kejadian, Rabu 3 Oktober 2018," ungkap Komala.
Dia menyebutkan, terlapor melemparkan disertasi yang tebalnya 250 halaman lebih itu, mengenai lengan korban.
Lantas, korban yang juga sebagai dosen ini akhirnya tidak terima.
"Sempat saya diamkan sejenak. Tapi enggak enak juga rasanya diperlakukan seperti itu. Makanya saya lapor (polisi) saja," akui Komala.
Korban melaporkan MR ke Polda Riau dengan tuduhan tindak penganiayaan dan atau penghinaan seperti yang diatur dalam Pasal 315 atau Pasal 352 KUHP.
Komala menceritakan, kasus itu bermula saat korban datang menemui rektor MR ke ruangannya sekitar pukul 13.30 WIB.
"Saya datang menemui dia (rektor) meminta tanda tangan untuk maju seminar doktor. Dia penguji keempat saya," kata Komala.
Dalam pertemuan itu, lanjut dia, membicarakan soal kontrak kerja sama, yang berujung terjadi perdebatan.
"Saya dikontrak di Umri dua tahun. Tapi kata anak buahnya, saya diputus kontrak kerjasama atas perintah dia (rektor). Jadi saya tanyakan ke dia apa benar. Tapi dia bilang bukan dia yang memutus kontrak tersebut," ujar Komala.
Saat terjadi perdebatan, sambung dia, rektor tersebut marah dan melempar disertasi miliknya hingga mengenai lengan.
"Dia lempar disertasi saya sambil mengatakan saya binatang tidak bermoral. Ucapan dia disaksikan oleh wakil rektor satu," sebut Komala.
Permasalahan itu berimbas kepada proses permintaan tanda tangan untuk menuju seminar.
"Ini sangat tidak profesional, karena dikaitkan bisnis dengan perkuliahan," tuturnya.
Lebih lanjut, Komala Sari menyampaikan, sejak kejadian tersebut, dia mengaku sempat dituduh pembohong dan menyebar fitnah.
"Kita bicara sesuai fakta. Saya tunggu dia ngomong jujur apa yang disampaikannya. Bersumpah di atas Alquran mau dia enggak?," terangnya.
Di samping itu, dia menyebutkan, permasalahan ini sempat dibahas secara internal. Korban diminta untuk mencabut laporan polisi.
"Kalau saya tidak cabut laporan, saya tidak bisa maju seminar. Ini kan sudah intervensi," sambungnya.
Menurut Komala, harusnya dari akhir Juli, Agustus, September, Oktober dan November sudah dua kali seminar dan semuanya sudah selesai.
" Disertasi sudah ACC. Tiga pembimbing sudah oke. Jadi tinggal tanda tangan dari dia (rektor). Dia kan penguji keempat dari tujuh orang penguji," tambah Komala.
"Jadi atas kejadian itulah saya lapor ke Polda Riau. Selain itu saya juga lapor ke Ombudsman Riau," tutupnya.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto membenarkan adanya laporan atas nama Komala Sari tersebut.
"Iya, ada. Masih didalami," jawab Sunarto pada Kompas.com, Minggu.
Dia menambahkan, kasus tersebut ditangani oleh Direktorat Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Riau.
Sementara itu, terlapor rektor MR saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, belum menjawab. (*)