Siak

Kompetisi Tempa Daya Saing, Lebih Dekat dengan Sarifah Ratih, Guru Fisika yang Hobi Menulis Sastra

Penulis: Mayonal Putra
Editor: Nurul Qomariah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratih Uswatun Hasanah, Guru Fisika pada MAN 1 Siak yang telah menulis 3 buku.

TRIBUNSIAK.COM, SIAK- Sarifah Ratih Uswatun Hasanah (36), guru MAN Siak tidak menyangka bakal masuk 5 besar pada Olimpiade Science Riau Competition (OSRC) 2019 untuk guru tingkat SMA, MA dan SMK se Riau dan Kepulauan Riau (Kepri).

Kegiatan yang digelar pada akhir Februari 2019 itu memperebutkan piala bergilir Gubernur Riau dan Rektor Unri.

Itulah prestasi terbaru yang mengejutkan banyak pihak. Seorang guru MAN mampu mengalahkan guru sekolah umum pada OSRC.

Bahkan Ratih sendiri tidak mengira Awalnya mampu bertengger pada 5 besar.

Sebenarnya banyak prestasi lain yang didulang Ratih. Melalui kepiawaiannya dalam bidang science, ia kerap membawa harum nama Siak.

"Beliau memang cerdas dan humble. Dalam belajar kami sangat terkesan cara beliau sederhana dan mampu kami pahami," ujar alumni jurusan IPA MAN Siak, Syafrinaldi, Kamis (7/3).

Syafrinaldi juga memuji gurunya tersebut. Selain kerap memenangkan perlombaan di luar juga telah melahirkan buku. "Sekolah bangga memiliki guru seperti beliau," kata dia.

Ratih merupakan guru Fisika di MAN 1 Siak. Tentang OSRC 2019, ia berhasil lolos seleksi ujian tertulis bersama 11 orang guru peserta lomba lainnya.

Pada fase final masuk dalam peringkat 5 besar se-Riau dan Kepri. Atas capaian itu Ratih kemudian menerima medali perak dan sejumlah hadiah dari panitia.

"Alhamdulillah berkat doa keluarga dan rekan-rekan seprofesi para guru di Siak, saya bisa membawa pulang medali perak," kata Ratih di Siak Sri Indrapura.

Perempuan kelahiran 28 Juli 1983 itu bercerita, OSRC 2019 ditaja oleh Lembaga Olimpiade Sains Plus Indonesia (LOSPI), dan berlangsung 2 hari pada akhir Februari 2019 lalu di GOR Tribuana Pekanbaru.

"Atas pencapaian ini, saya mengucapkan terimakasih kepada Kepala Madrasah yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti kompetisi ini. Juga Kabid Pendidikan Madrasah Disdikbud Siak dan semua pihak yang telah mendukung," kata dia.

Ikut berjuang dan berkompetisi kata dia bukan baru sekali ini saja. Sejumlah prestasi membanggakan pernah diraih sebelumnya.

Antara lain, kompetisi karya sastra bertema “Stop The War” tingkat nasional, dan lomba Cipta Puisi bertema “Arti Sebuah Nama” yang juga tingkat nasional.

Penghargaan lain, Pegiat Literasi Provinsi Riau tahun 2018 oleh Gubernur Riau bersama Media Guru Indonesia, juara 2 Guru Berprestasi tingkat Provinsi Riau dalam Ajang Anugerah Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah 2018, serta Anugerah Guru Penulis tahun 2018 dari Bupati Siak melalui PGRI Kabupaten Siak.

Salah satu hikmah dari menempa diri dari berkompetisi kata alumnus Universitas Negeri Yogyakarta itu, melatih peserta agar berdaya saing di tingkat nasional dan internasional. (Tribunpekanbaru.com/mayonal putra)

Berita Terkini