Amalan Utama di Bulan Ramadhan, Jangan Sampai Ketinggalan Jalankan 7 Ibadah Ramadhan Ini
TRIBUNPEKANBARU.COM - Ibadah di bulan ramadhan memiliki nilai pahala tinggi. Ada beberapa amalan utama di bulan Ramadhan yang sebaiknya Anda lakukan.
Ada 7 ibadah ramadhan yang sebaiknya Anda lakukan. Sebab, 7 amalan ini memiliki nilai pahala yang berlipat ganda bila dilakukan di Bulan Ramadhan.
Apa saja amalan utama di bulan Ramadhan yang sebaiknya kita lakukan. Simak penjelasan berikut :
Amalan pertama dan terpenting di bulan penuh berkah ini adalah puasa alias shiyam.
"Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (Al-Baqarah: 183)
Ini diperkuat lagi dengan sabda Nabi Muhamma SAW, "Islam dibangun di atas lima perkara: Syahadat ‘laa ilaha illallah’ dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji, dan berpuasa ramadhan. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar)
Lalu, Rasulullah SAW bersabda mengenai keutamaan puasa di Ramadhan ini, Setiap amal anak Adam kebaikannya dilipatgandakan menjadi 10 sampai 700 kali lipat. Allah Ta’ala berfirman :
“Kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah (khusus) bagi-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya, ia (orang yang berpuasa) meninggalkan syahwatnya dan makanannya karena Aku.” (Lafazh hadits dari Imam Muslim)
Dari Abu Umamah, berkata:” Ya, Rasulullah, beritahukan kepadaku amalan yang akan mengantarkanku masuk surga. Beliau menjawab: Engkau wajib berpuasa, sesungguhnya puasa tidak ada tandingannya, atau beliau bersabda, tidak ada semisalnya.”
Dari Abu Said Al-Khudri secara marfu’:
Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah kecuali karenanya Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh 70 tahun perjalanan. (HR. Al-Bukhari)
Baca: Puasa Ramadhan bagi Penderita Diabetes, Simak Trik Berikut Agar Aman Berpuasa
Baca: BOLEHKAH Ibu Hamil 6 Bulan Olahraga dan Puasa di Bulan Ramadhan? Ini Kata Dokter Zaldy Zaimi SpOG
Para ulama di dunia bersepakat, shalat Qiyamu Ramadalan (Shalat Tarwih) itu disyariatkan. Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar kita menghidupkan malam Ramadhan dengan memperbanyak ibadah ini di sepanjang malam Ramadhan.
Dari Abu Hurairah r.a., berkata: Rasulullah SAW menganjurkan (shalat) qiyami Ramadhan kepada mereka (para shahabat), tanpa perintah wajib.
Beliau bersabda, Barangsiapa mengerjakan (shalat) qiyami Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Al- Bukhari dan Muslim).
Dalam melaksanakan Shalat Qiyamu Ramadhan, hendaklah dicontoh tata cara shalat Nabi Muhammad SAW, baik mengenai jumlah rakaatnya maupun kualitasnya.
Nabi melaksanakan shalat Qiyamu Ramadhan sebanyak 11 rakaat dengan cara-cara yang bervariasi: dengan cara jumlah rakaat 4+4+3, atau 2+2+2+2+2+1 atau dengan cara lain.
“Dari Aisyah ra. Diriwayatkan bahwa ketika ditanya tentang shalat Nabi di bulan Ramadhan Aisyah berkata: pada bulan Ramadhan maupun yang lainnya, Nabi tidak pernah melakukan shalat lebih dari sebelas rakaat.
Nabi SAW kerjakan empat rakaat, jangan engkau tanyakan tentang elok dan lamanya, kemudian Nabi kerjakan lagi empat rakaat dan jangan engkau tanyakan tentang elok dan lamanya. Lalu Nabi kerjakan shalat tiga rakaat”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan memperhatikan tatacara shalat Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim semestinya seseorang meneladani beliau baik menyangkut jumlah rakaatnya maupun kualitasnya, yakni melaksakan shalat sebanyak 11 rakaat dengan amat bagus dan lama.
Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran untuk menjadi pedoman manusia dari segala macam aktifitasnya di dunia.
"(Beberapa hari ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Qs. al-Baqarah: 185)
Pada sebuah hadits dijelaskan, setiap bulan Ramadhan Rasulullah SAW melakukan tadarus al-Qur’an bersama Malaikat Jibril.
“Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, apalagi pada bulan Ramadhan, ketika ditemui oleh Malaikat Jibril pada setiap malam pada bulan Ramadhan, dan mengajaknya membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Ketika ditemui Jibril, Rasulullah adalah lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan.” (Muttafaq ‘Alaih).
Oleh karenanya pada bulan ini umat Islam harus benar-benar berinteraksi dengan Alqur’an untuk meraih keberkahan hidup dan meniti jenjang menuju umat yang terbaik dengan petunjuk Al-Qur’an.
Berinteraksi dalam arti hidup dalam naungan Al-Qur’an baik secara tilawah (membaca), tadabbur (memahami), hifzh (menghafalkan), tanfidzh (mengamalkan), ta’lim (mengajarkan) dan tahkiim (menjadikannya sebagai pedoman).
Dalam hadits diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW di bulan Ramadhan menjadi orang paling dermawan melebihi kedermawanannya di bulan-bulan lain.
Rasulullah SAW bersabda : “Maukah kamu aku tunjukkan pada pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai dan sedekah akan memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seorang laki-laki pada pertengahan malam.”
Bentuk sedekah dianjurkan adalah memberikan ifthar ( santapan berbuka puasa) kepada orang-orang yang berpuasa.
“Barangsiapa memberi ifthar kepada orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
Amalan lainnya di Ramadhan ini sering dicontohkan Nabu Muhammad SAW adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan cara iktikaf di masjid.
“Dari Ibnu Umar RA (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah SAW selalu beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadhan.” (Muttafaq ‘Alaih).
Waktu i’tikaf lebih afdhal adalah di akhir-akhir ramadhan (10 hari terakhir bulan Ramadhan) sebagaimana hadits ‘Aisyah, ia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.”
Nabi beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan mendapatkan malam lailatul qadar, guna menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat dengan Rabbnya, banyak berdo’a dan banyak berdzikir ketika itu.
Baca: Mengapa Kita Sering Mengantuk saat Puasa? Berikut Ini Penjelasan Ahli serta Mengatasinya
Baca: Berhubungan Suami Istri Saat Puasa Ramadhan Bagaimana Hukumnya? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Bulan Ramadhan adalah bulan dimana kebaikan pahalanya dilipatgandakan. Jangan membiarkan waktu sia-sia tanpa aktivitas berarti.
Di antara aktivitas sangat penting dan berbobot tinggi, namun ringan dilakukan oleh umat Islam adalah memperbanyak zikir, doa dan istighfar.
Bahkan doa orang-orang berpuasa sangat mustajab, maka perbanyaklah berdoa untuk kebaikan dirinya dan umat Islam yang lain, khususnya yang sedang ditimpa kesulitan dan musibah.
“Tiga do’a tidak ditolak; orang berpuasa hingga berbuka puasa, pemimpin adil dan doanya orang teraniaya. Allah mengangkat doanya ke awan dan membukakan pintu-pintu langit. ‘Demi kebesaranKu, engkau pasti Aku tolong meski tidak sekarang.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).
Umrah pada bulan Ramdhan juga sangat baik dilaksanakan, karena akan mendapatkan pahala berlipat-lipat ganda, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah kepada seorang wanita dari Anshor yang bernama Ummu Sinan:
"Agar apabila datang bulan Ramadhan, hendaklah ia melakukan umrah, karena nilainya setara dengan haji bersama Rasulullah SAW," (HR.Bukhari dan Muslim).
Umrah di bulan Ramadhan ini keutamaannya menyerupai ibadah haji. Diriwayatkan oleh kedua imam hadits utama, Bukhari dan Muslim, suatu hadits yang bunyinya sebagai berikut:
"Dari Ibnu Abbas RA, dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada seorang wanita Anshar, “Apa yang menghalangimu untuk ikut berhaji bersama kami?” Ia menjawab, “Kami tidak memiliki kendaraan kecuali dua ekor unta yang dipakai untuk mengairi tanaman. Bapak dan anaknya berangkat haji dengan satu ekor unta dan meninggalkan satu ekor lagi untuk kami yang digunakan untuk mengairi tanaman.”
Nabi bersabda,”Maka apabila datang Ramadhan, berumrahlah. Karena sesungguhnya umrah di dalamnya menyamai ibadah haji.” Dalam riwayat lain, disebutkan Nabi bersabda, “Seperti haji bersamaku.”
Apa maksud tersebut? Apakah itu hanya berlaku untuk perempuan yang rela mengalah kepada suami dan anaknya untuk pergi haji itu?
Ada tiga pendapat tentang ini. Pertama, hadits ini khusus untuk wanita yang diajak bicara oleh Nabi SAW.
Kedua, keutamaan umrah ini bagi orang yang berniat haji, lalu ia tidak mampu mengerjakannya, dan kemudian ia menggantinya dengan umrah di Ramadhan.
Sehingga ia mendapat pahala haji secara sempurna bersama Rasulullah SAW karena terkumpul dalam dirinya niat haji dalam pelaksanaan umrah. Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir termasuk ulama yang menyimpulkan demikian.
Pendapat ketiga, yang dipegang oleh Empat Imam Mazhab, meyakini bahwa keutamaan dalam hadits ini bersifat umum bagi setiap orang yang berumrah di bulan Ramadhan. Ini berlaku bagi semua orang. (diolah berbagai sumber)