Si Ibu Curiga Anak Gadisnya Telat Pulang, Saat Dicek Ponsel Ternyata Ada Pesan yang Berisi Ajakan
TRIBUNPEKANBARU.COM- Curiga anaknya yang selalu telat pulang ke rumah, si ibu mengambil inisiatif menyita ponsel anak gadisnya itu.
Didalam pesan yang ia baca terdapat sebuah kalimat ajakan pada anaknya.
Ternyata setelah diminta penjelasan anaknya, ia memang telah melakukan hubungan badan dengan seorang lelaki.
Kali ini Polres Buleleng kembali disibukkan oleh kasus serupa yang menimpa seorang pelajar berinisial PY (12).
Baca: Wow, Jet Hipersonik Boeing Ini Mampu Tempuh Jarak AS ke Jepang dalam 3 Jam! Padahal Normalnya 11 Jam
Baca: Harga Sangat Mahal, Presiden Napoli Nekat Pinjam James Rodriguez dari Real Madrid
PY merupakan warga Kecamatan Buleleng. Ia diduga disetubuhi oleh seorang pria asal Kelurahan Kaliuntu, Kecamatan Buleleng, berinisial FSB(18).
Orangtua korban, yang namanya enggan disebutkan menuturkan, kecurigaan sang anak menjadi korban persetubuhan muncul pada Selasa (18/6) sore.
Orangtuanya itu mengecek ponsel milik PY. Saat itu ditemukan pesan singkat yang dikirim oleh FSB. Intinya mengajak korban untuk bermain ke rumah pelaku.
Baca: Meera Dijanjikan Dinikahi hingga Mau Berhubungan Badan, Saat Ditagih Janji si Pria Malah Mengelak
"Awalnya anak saya tidak mau mengaku, mungkin karena takut. Saya desak pelan-pelan, akhirnya mengaku sempat diajak (disetubuhi) satu kali. Begitu ada pengakuan, malamnya pelaku langsung saya cari ke rumahnya, dan pelaku ini juga mengakui. Alasan pelaku, anak saya yang sering main ke rumahnya. Namun bukti dari SMS itu kan ada. Pelaku yang sering memancing biar anak saya mau datang ke rumahnya," jelas sang ayah, Minggu (23/6).
Niat untuk mengecek ponsel milik sang anak, diakuinya muncul lantaran PY tidak ada di rumah sejak Selasa (18/6) siang.
Ibunya marah lantas menghubungi PY dan memintanya untuk segera pulang ke rumah.
Setiba di rumah itu lah, ponsel PY disita dan dicek oleh orangtuanya, hingga ditemukan SMS yang dikirim oleh pelaku.
Akibat kejadian ini, PY mendapatkan diberikan pendampingan psikis dari Dinas Sosial Buleleng.
Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Sumarjaya mengaku belum mengetahui adanya laporan dugaan persetubuhan yang dialami oleh PY. "Besok coba saya cek laporannya di Unit PPA," singkatnya.
Pencabulan di Panti Asuhan
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Buleleng, Made Wibawa mengungkapkan, pendampingan korban dugaan pencabulan yang terjadi di sebuah panti asuhan di kawasan Kecamatan Gerokgak belum seluruhnya dapat ditangani.
Hal ini terjadi lantaran jumlah korban tidak hanya satu atau dua orang saja, namun disebut-sebut mencapai sembilan orang.
Sementara korban-korban lainnya sebut Wibawa masih dilakukan pendekatan.
"Kebanyakan para korban enggan membuka kisah kelam yang pernah dialami," ujar Made Wibawa, Rabu (19/6/2019).
Di yayasan tersebut jelas Wibawa, terdapat dua pola asuh, yakni pola asuh di dalam panti yang diikuti sebanyak 15 anak, dan pola asuh di luar panti yang diikuti 18 anak.
Baca: Air Terjun ke Atas Hingga Mobil Menanjak Sendiri, Ini 5 Tempat di Bumi yang Melawan Hukum Gravitasi
Korban-korban yang diduga mendapatkan tindakan asusila ada yang berasal dari dalam panti, luar panti, bahkan ada yang sudah keluar dari panti.
Hal ini pula yang lantas membuat pihak P2TP2A kesulitan untuk memberikan pendampingan psikis.
"Kasus ini juga sudah cukup lama terjadi. Ada beberapa korban yang bahkan sudah keluar dari panti tersebut. Sehingga kami harus mencari tempat tinggal para korban itu untuk diberikan pendampingan psikis," jelasnya.
Sementara tiga korban yang sudah diberikan pendampingan psikis dikatakan Wibawa dilakukan sejak 4 Juni 2019 lalu, atau saat kasus tersebut dilaporkan ke Unit PPA Polres Buleleng.
Kondisi ketiga korban itu sudah mulai stabil.
Hanya saja, baru dua korban yang bersedia memberikan keterangan kepada polisi.
Sedangkan satu korban lagi masih enggan membuka suara.
"Kami juga tidak mau terburu-buru, memaksa agar korban yang kami dampingi ini memberikan keterangan ke polisi. Tunggu kondisinya benar-benat siap dulu," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, pencabulan diduga terjadi di sebuah yayasan panti asuhan di kawasan Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
Jumlah korban diperkirakan sebanyak sembilan orang yang merupakan anak asuh dari yayasan tersebut.
Hingga saat ini polisi melalui Unit PPA Polres Buleleng masih melakukan pendalaman terhadap dugaan kasus tersebut.
Pelaku diduga pemilik panti asuhan berinisial KP. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Baru 3 Anak Dapat Pemulihan Psikis, P2TP2A Lacak Rumah Para Korban Pencabulan,
Si Ibu Curiga Anak Gadisnya Telat Pulang, Saat Dicek Ponsel Ternyata Ada Pesan yang Berisi Ajakan