Kisah 'Operasi Sandi Yudha' Prajurit Kopassus RI, Dihadang Ular Kobra hingga Duel Maut

Kisah 'Operasi Sandi Yudha' Prajurit Kopassus RI, Dihadang Ular Kobra hingga Duel Maut

Editor: Budi Rahmat
Wallpaper/Film Merah Putih memanggil
Kisah 'Operasi Sandi Yudha' Prajurit Kopassus RI, Dihadang Ular Kobra hingga Duel Maut 

Kisah 'Operasi Sandi Yudha' Prajurit Kopassus RI, Dihadang Ular Kobra hingga Duel Maut

TRIBUNPEKANBARU.COM- Kisah ini bercerita tentang Prajurit Kopassus dalam misi penangkapan petinggi Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) sekitar tahun 1968-1974.

Dari misi ini terkuak cerita yang menarik dan menengangkan.

Salah satunya duel maut antara pimpinan tim halilintar Kopassus, Kapten Hendropriyono

Berikut ini kisahnya seperti dikutip dari Tribun Jambi.

Baca: Berkat Kopassus RI Prajurit Brunei Darussalam bisa Kalahkan Malaysia, Tenyata Latihannya Begini

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) adalah komponen paling penting dalam tubuh TNI AD.

Boleh dikatakan, Kopassus juga dianggap sebagai satu di antara kekuatan militer yang disegani di dunia.

Sejumlah misi pun pernah diselesaikan Kopassus dengan sukses.

Satu di antara misi Kopassus yang menarik adalah upaya penangkapan petinggi Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) sekitar tahun 1968-1974

Baca: Komandan Kopassus Pertama Ternyata Mualaf, Mantan Tentara Belanda Peletak Dasar Kopassus

Dalam misi tersebut, sempat terjadi duel maut antara pimpinan tim halilintar Kopassus, Kapten Hendropriyono melawan petinggi PGRS/Paraku yang bernama Ah San

Dilansir dari buku berjudul 'Operasi Sandi Yudha Menumpas Gerakan Klandestin' yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2013, info soal Ah San akhirnya bocor melalui istrinya yang berkhianat, Tee Siat Moy

Siat Moy mau membantu Kopassus dengan syarat Ah San tak dibunuh.

Maka, Hendro pun memimpin 11 prajurit Halilintar Prayudha Kopasandha (kini Kopassus) untuk meringkus Ah San hidup-hidup.

Baca: Cerita Menarik Kopassus, Jurus Silat bikin Guru dan Ahli Karate Jepang Baret Merah Tersungkur

Mereka tidak membawa senjata api, hanya pisau komando sebagai senjata.

Hanya Hendro yang membawa pistol untuk berjaga-jaga.

Setiap personel dilengkapi dengan handy talky (HT).

3 Desember 1973 pukul 16.00, tim mulai merayap ke sasaran yang jauhnya sekitar 4,5 km melewati hutan rimba yang lebat.

Baca: Cerita Kopassus, Baru Beberapa Jurus, Guru dan Ahli Karate Jepang Baret Merah Tumbang

Kecepatan merayap pun ditentukan.

Kode hijau artinya merayap 10 meter per menit, kode kuning berarti lima meter per menit.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved