Ternyata Kuswanto Tewas Berlumuran Darah Diterkam Macam Tutul Lagi Petik Kopi, Dulu Ada Konflik Ini!

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ternyata Kuswanto Tewas Berlumuran Darah Diterkam Macam Tutul Lagi Petik Kopi, Dulu Ada Konflik Ini!

TRIBUNPEKANBARU.COM- Kronologi kejadian Kuswanto (53), petani kopi di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, meregang nyawa setelah diterkam seekor macan tutul di Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, ketika sedang memetik kopi di kebunnya sendiri, Minggu (17/11/2019).

Informasi yang dihimpun, sekitar pukul 10.00 WIB korban sedang memetik kopi di rel perkebunan. Mendadak Yansyah yang merupakan teman korban mendengar suara jeritan Kuswanto.

Jeritan itu membuat Yansyah menuju sumber suara untuk melihat keadaan Kuswanto. Ia terkejut melihat temannya itu sudah berlumuran darah.

"Yansyah langsung mengambil kayu untuk mengusir macan tutul itu. Kuswanto tidak dapat tertolong karena mengalami luka parah di bagian cakar di kepala dan gigitan di leher," kata Kepala Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, Lahat Sumadi, saat dikonfirmasi.

Sumadi mengaku, kejadian ini baru kali pertamanya yang membuat warga desa setempat geger.

Sebab, selama ini, di desa tempat mereka tinggal tidak pernah terjadi konflik antara waga dengan satwa yang dilindungi. Bahkan, posisi kebun warga pun berada jauh dari hutan lindung.

Macan tutul Formosa asli Taiwan adalah subspesies dari macan tutul yang banyak ditemukan di China dan Asia Tenggara (seperti foto di atas). (Kompas.com)
"Kejadian seperti ini terakhir 50 tahun lalu. Saat itu, ada warga yang sedang mandi, kemudian diterkam oleh harimau. Baru sekarang terjadi lagi," ujarnya.

Saat ini, Sumadi mengimbau kepada seluruh warga untuk menghentikan sementara aktivitas di sekitar lokasi, sampai kondisi di sekitar kebun kembali aman.

"Lebih baik hentikan sementara waktu, kita tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Warga sudah diimbau, jangan ke sana dulu," imbuh Sumadi.

Kondisi Kuswanto Saat Ditemukan Berdarah-Darah

Seorang Petani Kopi yang bernama Kuswanto menjadi korban serangan hewan Macan Tutul.

Tubuhnya ditemukan sudah berlumuran darah di dekat area Hutan Lindung  Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, Minggu (17/11/2019)

Teriakan Kuswanto  didengar oleh rekannya yang saat itu sedang beraktifitas di kebun kopi.

Yansyah kemudian mendekati sumber suara tersebut.

Petani kopi itu sudah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dan berlumur darah.

Terkait serangan hewan ganas tersebut, pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan menurunkan tim untuk melihat kondisi hutan di sekitar Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Kabupaten Lahat.

Hal ini terkait terkait tewasnya Kuswanto (53), petani kopi yang diterkam macan tutul ketika sedang beraktivitas.

Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan menjelaskan, macan tutul itu keluar dari habitatnya lantaran diduga mengalami tekanan di tempat mereka tinggal, seperti pembalakan liar, kebakaran hutan atau adanya pembukaan lahan baru.

Menurut Genman, wilayah tempat terjadinya konflik antara satwa liar dan warga tersebut memang berdekatan dengan hutan lindung.

"Kebun tersebut berada di luar kawasan hutan lindung. Artinya, macan tutul tersebut keluar dari habibat aslinya.Kemungkinan kalau secara umum ada tekanan dan gangguan sehingga menyebabkan satwa itu keluar," kata Genman, Minggu (17/11/2019).

Tim dari BKSDA Sumsel pun telah dikirimkan untuk mengetahui penyebab satwa tersebut keluar dari habitatnya.

Setelah kajian tersebut dilakukan, mereka baru akan memutuskan untuk menentukan titik yang tepat memasang jebakan kamera.

"Kita belum tahu berapa jumlah macan tutul disana. Tim sedang dilapangan," ujarnya.

Pada umumnya, menurut Genaman, macan tutul merupakan hewan yang tidak memliki kebiasaan untuk menyerang manusia dibandingkan harimau.

Fenomena tersebut akan dijadikan kajian oleh BKSDA Sumsel untuk melihat gangguan seperti apa yang dialami hewan bernama latin panthera pardus itu.

"Kita sampaikan agar masyarakat tidak melakukan hal-hal yang mengganggu habitat satwa. Kalau itu habitat satwa, alokasikan, jangan di ganggu,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kuswanto (53) petani kopi di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan harus meregang nyawa setelah diterkam seekor macan tutul di Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, ketika sedang memetik kopi di kebunnya sendiri.

Informasi yang dihimpun, sekitar pukul 10.00 WIB korban sedang memetik kopi di area perkebunan.

Mendadak Yansyah yang merupakan teman korban, mendengar suara jeritan Kuswanto.

Jeritan itu membuat Yansyah menuju sumber suara untuk melihat keadaan Kuswanto.

Ia terkejut melihat temannya itu sudah berlumuran darah.

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com melalui tautan: Terdengar Teriakan Kuswanto ketika Macan Tutul Memangsanya, Ditemukan Sudah Berlumuran Darah

Berita Terkini