TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Hampir seribu spesimen sampel pasien diterima di Laboratorium Biomolekuler Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad Pekanbaru.
Sejak dioperasikan 20 hingga 29 April 2020 Labor Biomolekuler RSUD Arifin Ahmad Riau sudah menerima sebanyak 914 sampel dan sudah diperiksa sudah diperiksa 505 sampel.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, Jumat (1/5/2020), dari 505 sampel tersebut sebagian besar hasilnya adalah negatif.
Namun ada beberapa yang menunjukkan hasil positif. Lima diantaranya adalah pasien baru yang diumumkan beberapa hari ini.
"Dari 505 sampel ini ditemukan kasus positif yang baru yang namanya sudah dirilis yakni kasus N kasus M, C, S dan yang terakhir SAR," katanya.
Saat ini RSUD Arifin Ahmad Riau mimiliki dua unit alat Polymerase Chain Reaction (PCR).
Labor ini sebentar lagi akan mengoperasikan satu unit PCR lagi pinjaman dari Balai Besar Pemeriksaan Obat dan Makanan (POM) Pekanbaru.
"PCR dari Balai Besar POM saat ini masih dalam proses instalasi," katanya.
Pihaknya berharap dengan dioperasikan tiga unit Alat PCR ini bisa mempercepat proses pemeriksaan sampel swab di Labor Biomolekuler RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.
Untuk saat ini dengan dua alat PCR yang dioperasikan rata-rata perhari bisa memeriksa 60 sampai 100 sampel.
"Tentu dengan tambahan satu alat PCR dari BPOM ini dapat mempercepat penanganan pasien, sehingga kita kita dapat mengetahui hasil dengan segera," katanya.
Labor Biomolekuler RSUD Arifin Ahmad Riau ini sudah dioperasikan sejak 20 April 2020 lalu.
Dioperasikanya labor ini maka Riau tidak lagi bergantung ke Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan di Jakarta untuk memeriksa spesimen pasien yang terserang virus corona.
Pihaknya mengharapkan agar masyarakat bersabar dalam menunggu hasil laboratorium berikutnya.
Sebab sejak dioperasikan Labor Biomolekuler RSUD Arifin Ahmad Riau langsung kebanjiran kiriman sampel dari berbagai rumah sakit di Riau.
Saat ini banyak sekali sampel yang mengantri untuk dilakukan pengujian melalui alat PCR.
"Jadi bukan satu orang satu sampel, bisa jadi satu orang empat sampel karena memang banyak proses ujinya baru bisa dinyatakan positif atau negatif, makanya masyarakat mesti harus bersabar," katanya.
Namun pihaknya akan terus memaksimalkan seluruh kemampuan yang ada untuk bisa melakukan pengujian sampel sebanyak-banyak, sehingga setiap hari selalu ada penambahan sampel yang dilakukan pengujian.
Sementara Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Riau, dr Indra Yopi mengatakan, metode pemeriksaan dengan tes PCR atau tes swab ini dilakukan dengan pengambilan spesimen lendir menggunakan swab di hidung dan tenggorokan.
Hingga saat inu pemeriksaan dengan menggunakan PCR adalah metode yang paling akurat dalam mendeteksi virus SARS-COV2.
Meskipun pemeriksaan dengan PCR ini lebih rumit dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengetahui hasilnya jika dibandingkan dengan metode rapid test.
Pemeriksaan sampel dengan tes PCR ini pun hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan perlengkapan khusus.
"Labor Biomolekuler RSUD Arifin Ahmad Riau sudah didukung dengan SDM dan peralatan yang sudah sesuai standar, sehingga kualitas kontrolnya sudah bisa kita jamin keakuratanya," katanya.
Indra Yopi menjelaskan, proses pengujian melalui alat PCR sebenarnya hanya butuh waktu lebih kurang tiga jam.
Namun sebelum sampel dimasukkan ke dalam mesin PCR, ada sejumlah proses yang harus dilakukan.
Butuh waktu yang lama untuk bisa langsung diketahui hasilnya.
"Tes PCR itu hanya butuh waktu tiga jam, tapi prosesing DNA atau ekstrasi itu lama. Jadi tahapanya, begitu sampel masuk ke Labor, langsung dilakukan ekstraksi, nah ektraksi ini dilakukan secara manual, sehingga beban kerjanya agak berat. Kalau sudah masuk mesin PCR itu tiga jam selesai, cuma untuk ekstrasi ini kan berat karena dilakukan secara manual dan hanya bisa dilakukan oleh tenaga ahli," bebernya.
Virus Corona di Riau - Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgiono.