Berita Siak

Siapkan Kain Pengikat Mulut, Pelaku Pembunuhan Gadis di Siak Ngaku Awalnya Cuma Mau Merudapaksa

Editor: Sesri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

VRM, siswi SMA yang jadi korban pembunuhan di siak, Riau

TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - SAS (16) remaja yang merudapaksa dan menghabisi nyawa VRM (16) gadis asal Kampung Paluh Kecamatan Mempura Kabupaten Siak ternyata dulunya pernah berpacaran.

Namun hubungan kduanya kandas pada November 2021 lalu.

Kepada polisi SAS mengaku aksi bejat itu dilakukannya bukan lantaran sakit hati atau ingin balas dendam atas kandasnya hubungan mereka.

“Pelaku dan korban memang pernah pacaran, dari pengakuan pelaku mereka pacaran selama 3 bulan dan putus pada November 2021 lalu,” kata Kapolres Siak AKBP Gunar Rahadyanto kepada Tribunpekanbaru.com, Senin (7/2/2022).

AKBP Gunar menjelaskan, sejak keduanya putus hubungan tidak ada motif sakit hati atau balas dendam dari keduanya.

Namun si korban mempunyai utang dengan temannya yang ada di Pekanbaru.

“Jadi korban meminjam uang kepada temannya AM melakui pesan messenger di akun FB. Kebetulan Ponsel AM dipegang pelaku atau SAS ini ketika itu,” kata AKBP Gunar.

Karena mereka sudah kenal dari sebelum-sebelumnya, pelaku meminta agar chatting dialihkan ke messenger akun FB-nya.

Baca juga: Fakta dari Kasus Rudapaksa dan Pembunuhan Gadis di Siak, Pelaku dan Korban Ternyata Pernah Pacaran

Baca juga: Pilu, Gadis Korban Pembunuhan di Siak, Dijebak di Kebun Sawit, Dicekik, Dicabuli, Urat Nadi Dipotong

Setelah itu, SAS mengajaknya ke kebun sawit seakan-akan membantu korban mendapatkan pinjaman Rp 500 ribu kepada ibu pelaku.

“Dari pengungkapan tidak ada rasa sakit hati pelaku karena putus pacaran tersebut. Pelaku berniat memperkosa saja saat ada kesempatan ke kebun sawit itu. Karena pelaku takut ketahuan maka dibunuhnya lah korban di sana,” ungkap AKBP Gunar.

Setelah berkomunikasi via pesan di Facebook, SAS dan VRM pun janjian untuk bertemu karena pelaku berjanji akan meminjamkannya uang.

Pelaku pun minta dijemput di rumah AM. VRM juga mau menjemput pelaku di dekat Pasar Tuah Sekato, jalan Siak-Buton, Mempura.

Sekira pukul 17.30 WIB, VRM datang menjemput SAS, seorang diri, menggunakan sepeda motor Honda Vario warna merah.

Ia berhenti di simpang rumah AM lalu dihampiri SAS. SAS kemudian mendatangi AM untuk meminjam uang sebesar Rp 10.000 dengan alasan untuk membeli BBM.

Akhirnya AM memberikan uang Rp 10.000 tersebut. Kemudian pelaku membonceng korban dengan menggunakan sepeda motor milik korban.

Pelaku SAS ini membawa korban ke arah kebun sawit milik kakeknya, di RT 02 RW 01, kampung Benteng Hilir, yang menjadi TKP.

SAS beralasan akan menemui ibunya untuk meminta uang sebesar Rp 500.000 lalu dipinjamkan ke VRM. VRM ngikut saja.

Lalu SAS yang membonceng VRM pergi ke kebun sawit itu. Pelaku SAS memberhentikan sepeda motor di tepi jalan dekat kebun sawit lalu dia masuk sendiri ke dalam kebun sawit.

“Alasan pelaku ini untuk menjumpai ibunya yang lagi berada di kebun sawit, sementara korban menunggu di motor,” kata AKBP Gunar.

Tidak lama kemudian, SAS pun keluar dari kebun sawit namun tidak membawa uang tersebut.

Ia mengatakan kepada korban VRM, ibunya ada di pondok dan mau memberikan uang jika bertemu langsung dengan orang yang meminjam.

“Ibu ada di pondok, ibu mau kasih uangnya kalau ketemu sama orangnya,” begitu kata pelaku sebagaimana diulangi AKBP Gunar.

Tanpa menaruh rasa curiga, VRM akhirnya masuklah kedalam kebun bersama SAS itu.

Setelah tiba di pondok, SAS langsung mencekik korban dalam posisi berdiri dari arah belakang. Setelah VRM lemas, SAS menidurkan korban di dalam pondok itu lalu mengikat mulut korban.

Kain untuk mengikat korban ini ternyata sudah disediakan pelaku SAS yang disimpan di dalam bajunya.

“Tujuannya mengikat mulut korban agar korban tidak berteriak,” kata dia.

Saat itu SAS melampiaskan nafsu bejatnya kepada korban yang tidak berdaya.

Setelah puas melampiaskan hawa nafsunya, SAS pun kembali mencekik korban. Kala itu posisi korban tertelentang hingga tidak bergerak lagi.

“Kemudian pelaku menarik tangan korban dari atas pondok hingga korban terjatuh. Pelaku ini takut ketahuan telah memperkosa korban makan dihabisinya nayawa korban,” kata dia.

Pelaku SAS ini mengangkat korban sekitar 20 meter dari posisi pondok.

Pelaku memotong urat nadi tangan kanan korban dengan menggunakan pisau yang sudah disiapkan pelaku dari awal.

Kemudian pelaku membawa mayat korban ke semak-semak dan menutupi mayat korban dengan dahan kayu.

Pelaku juga membuang celana korban ke parit di TKP dan membawa HP milik korban. Pelaku juga menyembunyikan sepeda motor korban di kebun milik warga yang tak jauh dari TKP.

Pada Kamis sekira pukul 07.00 WIB, pelaku sempat kembali ke TKP.

Ia meminjam cangkul milik warga lalu menggunakan cangkul itu untuk menguburkan mayat korban di TKP.

Pada Minggu (6/2/2022) sekira pukul 14.00 WIB, seorang petani inisial HD, yang merupakan ayah tiri pelaku SAS mencium bau bangkai dan mencurigai ada mayat di kebun tempat dia bekerja. Setelah mengetahui ada mayat ia melaporkan temuannya kepada warga sekitar.

“Kemudian mayat korban dievakuasi dan dibawa ke RS Bhayangkara untuk di otopsi,” kata AKBP Gunar.

( Tribunpekanbaru.com / Mayonal Putra)

Berita Terkini