TRIBUNPEKANBARU.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan mulai mengabaikan Kabinet Perang untuk mendukung mediasi gencatan senjata yang sedang berlangsung dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Menurut televisi pemerintah Israel KAN, Direktur Mossad David Barnea, selama pertemuan dengan pejabat Mesir dan Qatar di Paris, menerima persetujuan Netanyahu untuk melanjutkan berbagai tahap negosiasi gencatan senjata.

Sebuah sumber yang dekat dengan Kabinet menyatakan bahwa para anggotanya baru mengetahui masalah ini setelah mendapat persetujuan dari Perdana Menteri.

"Instruksi Perdana Menteri kepada Direktur Mossad jelas: 'Beri tahu seluruh kabinet perang tentang masalah ini dan dapatkan pendapat mereka," kata Kantor Pers Perdana Menteri.

Sementara itu, berbicara kepada surat kabar Israel Yedioth Ahranoth, beberapa pejabat Israel mengatakan bahwa mereka tidak akan setuju untuk menghentikan perang sebagai tanggapan atas usulan Hamas untuk membebaskan sandera dari Gaza dan penarikan Israel dari Gaza.

Para pejabat mengklaim bahwa rancangan perjanjian tersebut mencakup pembebasan 1.500 tahanan Palestina, termasuk nama-nama terkenal di penjara-penjara Israel.

Sumber-sumber Palestina, sebaliknya, mengatakan bahwa Hamas telah mengusulkan rencana yang mencakup tiga tahap pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza, yang masing-masing berlangsung selama 45 hari.

Sementara itu, Israel mengatakan para pejabatnya mencermati proposal gencatan senjata baru di Gaza yang diajukan oleh perunding Qatar, kata juru bicara pemerintah pada Rabu.

"Kami telah menerima kabar terbaru, kami telah menerima pemberitahuan dari perundingan Qatar. Kami sedang mempelajarinya. Mossad sedang memperhatikan dengan seksama apa yang disampaikan kepada kami," kata juru bicara Avi Hyman kepada wartawan, mengulangi pernyataan pada Selasa malam.

( Tribunpekanbaru.com )