Gunung Marapi Erupsi

Warga Diminta Jauhi Aliran Sungai, Sudah 2 Hari Gunung Marapi Sumbar Masih Meletus

Editor: Muhammad Ridho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Diminta Jauhi Aliran Sungai, Sudah 2 Hari Gunung Marapi Sumbar Masih Meletus

TRIBUNPEKANBARU.COM - Gunung Marapi Sumatera Barat kembali erupsi, Kamis (30/5/2024) lalu.

Dentuman keras membuat warga sekitar Gunung Marapi Sumbar kaget.

Warga sekitar Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar) diminta tidak mendekat dengan jarak 4,5 kilometer dan jauhi aliran sungai yang berhulu ke gunung tersebut.

Hal itu diimbau mengingat Gunungapi Marapi di Sumatra Barat kembali erupsi pada Kamis (30/5) pukul 13.04 WIB. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30.4 mm dan durasi sementara ini sekitar 2 menit 2 detik. 

Selain itu, Gunung Marapi juga meletus kembali pada Jumat (31/5) siang, sehingga masyarakat dilarang mendekat.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, mengatakan saat ini status Gunungapi Marapi berada pada Status Level III (Siaga).

BNPB mengimbau warga masyarakat yang tinggal di sekitar Gunungapi Marapi untuk selalu waspada dan tidak melakukan kegiatan dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (kawah Verbeek) Gunungaapi Marapi.

"Masyarakat dihimbau untuk menjauhi daerah aliran sungai yang berhulu ke Gunungapi Marapi dan waspada terhadap potensi risiko bahaya lahar yang dapat terjadi terutama saat terjadi hujan,"katanya dilansir laman resmi, Sabtu (1/6/2024).

Masyarakat hendaknya memakai masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari dampak jika terjadi hujan abu.

Seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.

Angin ke Arah Bukittinggi

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Desindra Deddy Kurniawan mengatakan saat letusan angin mengarah ke barat laut, atau ke arah Bukittinggi dan sekitarnya.

Sementara itu, Kepala Otoritas Bandara VI Padang Capt. Megi Helmiadi menyampaikan erupsi Gunung Marapi siang tadi tidak berdampak ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman.

"Alhamdulillah bandara tidak terdampak karena arah angin ke arah barat laut," kata Megi.

Kata dia, BIM bisa terdampak abu vulkanik Gunung Marapi bila angin mengarah ke barat daya.

Diberitakan sebelumnya, Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi pada Kamis (30/5/2024) siang. Erupsi terjadi pukul 13.04 WIB.

Seorang warga Tanah Datar, Ikhwan Arif bilang saat erupsi itu terdengar dentuman keras. Saat itu ia sedang berada di Pariangan.

"Getarannya terdengar juga sampai ke loteng rumah," kata Ikhwan melalui pesan WhatsApp.

Selain itu kata dia, sejumlah warga di sekitar rumahnya terkejut mendengar dentuman erupsi Marapdarui.

Sejumlah warga, kata dia, keluar rumah sambil menengok ke arah Gunung Marapi.

Senada, Ronald yang saat berada di Nagari Panampuang Kabupaten Agam juga mendengar dentuman erupsi Gunung Marapi.

"Seperti bunyi ban Fuso meletus, tapi ini sampai bergetar jendela," kata Ronald.

Ia bilang, sejumlah warga tampak keluar dari rumah, karena terkejut, namun tidak berhamburan.

Warga Bukittinggi, Ikbal juga mendengar dentuman saat sedang di tempat ia bekerja.

"Dentumannya sampai ke Bukittinggi, ke Payakumbuh pun," ujar dia.

Menurutnya, dentuman dari erupsi Gunung Marapi kali ini cukup kuat, dibanding erupsi-erupsi sebelumnya.

Untuk diketahui, berdasarkan keterangan tertulis KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Marapi, erupsi Gunung Marapi terjadi pada pukul 13:04 WIB dengan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 2.000 meter di atas puncak ( 4.891 m di atas permukaan laut).

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30.4 mm dan durasi sementara ini lebih kurang 2 menit 2 detik.

Erupsi Gunung Marapi itu juga terdengar suara dentuman sampai ke pos PGA marapi.

Saat ini Gunung Marapi berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi:

1. Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.

2. Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/ bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

3. Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.

4. Seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.

5. Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi di Jl. Prof. Hazairin No.168 Bukittinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi.

6. Masyarakat dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi Gunung Marapi melalui aplikasi android Magma Indonesia yang dapat diunduh dari Play Store, website Badan Geologi (https://geologi.esdm.go.id), website PVMBG (https://vsi.esdm.go.id), atau media sosial PVMBG (https://linktr.ee/PVMBG).

( Tribunpekanbaru.com )

Berita Terkini