Dokter di Semarang Tewas dalam Kos

Sosok Prathita Amanda Aryani, Diduga Bully Dokter Aulia Risma Lestari, Dokter Senior Undip

Editor: Muhammad Ridho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Prathita Amanda Aryani, Diduga Bully Dokter Aulia Risma Lestari, Dokter Senior Undip

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sosok Prathita Amanda Aryani , diduga pembully Aulia Risma Lestari dalam kasus Dokter di Semarang Tewas dalam Kos .

Prathita Amanda Aryani disebut juga turut mengomentari kasus tewasnya Aulia Risma Lestari, dokter muda PPDS Undip.

Prathita Amanda Aryani dikuliti oleh warganet setelah Aulia Risma Lestari meninggal.

Bahkan beberapa hari terakhir, nama dr Prathita Amanda Aryani trending di Twitter atau X.

Ia disebut terlibat melakukan bullying terhadap dokter residen di RSUP Dr Kariadi Semarang.

Fakta-fakta tentang Prathita Amanda Aryani kini mulai terkuak satu per satu. 

Mengejutkannya, Prathita Amanda Aryani merupakan salah satu dokter senior di RSUP Dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.

Dirinya bahkan ikut terlibat melakukan tindakan bullying atau perundungan pada mahasiswi PPDS.

Fakta ini terungkap ketika potongan WhatsApp Prathita Amanda Aryani diunggah oleh akun X Leo. 

"Nasi Padang 1 utuh, lauk: sayur nangka, telur bulat, ayam pop, jumlah 5 bungkus per orang." 

"Share video kalian lagi makan itu 5 bungkus per orang disini jam 14.00, Mengerti," tulis Prathita Amanda Aryani melalui WhatsApp. 

Tak hanya sampai disitu ia lagi-lagi melakukan tindakan pembullyan pada juniornya. 

"Sampah kalian kerja ga becus, awas kamu typo sekali lagi,  awasi push up kalo mereka gabisa kerja cepat," tulisnya lagi.

Tak hanya sampai disitu, rupanya Prathita Amanda Aryani disebut memiliki tabiat jahat sedari remaja. 

Pasalnya, tampak dari unggahan akun X @Cherry_Coloured Prathita Amanda Aryani tengah asyik berpose alias berfoto ketika sedang melakukan bullying. 

Prathita tampak sangat gembira berada di sebelah juniornya yang sedang diikat di tiang penuh dengan tepung. 

Maka, warganet merasa tak heran mengapa Pratitha memiliki tabiat yang jahat seperti sekarang ini. 

Ia bahkan layaknya perempuan yang tak memiliki hati nurani karena tega ikut melakukan kasus bullying. 

Mari kita kulik siapa sebenarnya sosok Prathita Amanda Aryani yang sedang jadi perbincangan hangat warganet imbas kasus Aulia Risma Lestari. 

Berikut biodata Prathita Amanda Aryani: 

Nama: Prathita Amanda Aryani

Perguruan Tinggi: Universitas Diponegoro 

Jenis Kelamin: Perempuan 

Tahun Masuk: 2022 

Jenjang Program Studi: Spesialis- bedah 

Jika menilik dari komentar warganet Prathita Amanda Aryani merupakan alumni FK Yarsi, berikut rinciannya: 

Universitas: YARSI 

Kualifikasi: Pendidikan Dokter 

Nim: 220100119420015 

Tanggal Penetapan: 13 April 2020 

Berlaku Sampai: Selama mengikuti program pendidikan.

Isi Buku Harian Aulia Risma Lestari 

Setelah mencuat informasi adanya dugaan perundungan yang menjadi penyebab Aulia Risma Lestari nekat mengakhiri hidup.

Kini isi buku harian Risma turut mengungkap keluhannya selama mengikuti PPDS di Undip. 

Berikut isi lengkap buku diary Aulia Risma Lestari yang ditulis di buku hariannya tertanggal  5 Juli 2024: 

"1 semester aku berjuang di sini," 

"Terlalu berat untukku," 

"Sakit sekali," 

"Beban fsiknya begitu besar," 

"Aku ingin berhenti," 

"Sakit sekali, sungguh sakit," 

"Rasanya masih sama," 

"Aku ingin berhenti,"

Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini,"

"Ada yang bisa menolong saya,"

"Apa Tuhan tau saya tersiksa,"

 "Apa Tuhan tau aku kesakitan,"

"Kenapa di setiap aku berharap,"

"Aku ingin berhenti,"

"Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini,"

"Ada yang bisa menolong saya,"

"Apa Tuhan tau saya tersiksa,"

"Apa Tuhan tau aku kesakitan,"

"Kenapa di setiap aku berharap,"

"Tapi kenapa aku dibiarkan,"

"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"

"Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan,"

"Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha,"

"Tapi kenapa aku dibiarkan,"

"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"

"Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan,"

"Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha,"

"Tapi kenapa aku dibiarkan,"

"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"

"Aku mohon,"

"Aku tidak sanggup lagi,"

"Bila harus menanggung lebih lama lagi,"

"Aku sendirian, aku berjuang sendiri,"

"Tidak ada yang menolongku,"

"Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi,"

"Semoga Tuhan mengampuniku,"

"Tuhan, aku sakit,"

"Aku mohon tempat aku pulang,"

Isi curhatan tersebut menggambarkan kondisi mental Aulia Risma yang mengalami tekanan berat. 

Alasan Aulia Risma Lestari Tak Mundur PPDS

Alasan Aulia Risma Lestari tak bisa mundur dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Undip. 

Banyak spekulasi bermunculan bahwa Risma sedang mengalami depresi gegara dibully hingga nekat mengakhiri hidupnya. 

Risma ditemukan tewas di kamar kosnya pada Senin (12/8/2024) lalu.

Polisi mengakui ada bekas suntikan di lengan korban saat proses evakuasi di lokasi kejadian, tepatnya kawasan Lempongsari Kecamatan Gajahmungkur Semarang. 

Namun sayangnya, pihak Undip membantah isu dugaan bully dibalik tewasnya Aulia Risma Lestari.

Hal itu tertuang dalam salah satu poin dalam siaran pers yang ditandatangani Rektor Undip Prof. Suharmono, Kamis 15 Agustus 2024.

Padahal menurut catatan isi harian Risma yang ditemukan di lokasi kejadian dirinya mengaku capek bekerja dan menghadapi para seniornya. 

Risma bahkan sempat mengeluhkan pada ibunya sudah lama ingin resign lantaran tak kuat dengan beban kerja sebagai PPDS di Undip. 

Akan tetapi, Risma rupanya tak bisa mundur dari PPDS Undip yang dijalaninya tersebut. 

Pasalnya, Aulia Risma melanjutkan pendidikan spesialis melalui program beasiswa. 

Sebelumnya ia menjalani praktik sebagai dokter umum di RSUD Kardinah Kota Tegal.

Sebelum Rektor Undip memberikan klarifikasi, sempat beredar di media sosial terkait dugaan masalah beasiswa Aulia Risma. 

Aulia Risma disebut mendapatkan beasiswa dari instansi, sehingga tidak bisa asal mundur. 

Hal ini terungkap dari viralnya tangkapan layar percapakan antar dokter di WhatsApp.

Adapun jika ingin mundur dari PPDS Anestesi Undip, maka Aulia Risma dikabarkan harus membayar uang penalti sebesar Rp 500 juta. 

Orang tua korban pun disebut tidak menyanggupi nominal tersebut.

"Yang bersangkutan mahasiswa beasiswa dari Tegal, sudah terindikasi tidak kuat di anestesi sejak tahun pertama, tapi tidak bisa dikeluarkan secara sepihak karena dia kiriman instansi," tulis sang dokter dalam tangkapan layar yang viral di X.

"Sudah dipanggil orang tuanya beberapa kali sama KPS dan diminta mengundurkan diri, tapi gak mau. Karena kalau mundur harus bayar penalty sebesar Rp500 juta, keluarga tidak sanggup," lanjutnya. 

( Tribunpekanbaru.com )

Berita Terkini