TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Memasuki awal tahun 2025, Kota Pekanbaru kembali dihadapkan pada maraknya keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng).
Ironisnya gepeng kini didominasi kalangan anak-anak di bawah umur, yang beroperasi di sejumlah ruas jalan utama kota ini.
Pantauan Tribunpekanbaru.com di lampu merah Jalan Tuanku Tambusai-Sudirman, Kamis (30/1/2025) dini hari, sejumlah anak-anak di bawah umur, kebanyakan laki-laki meminta-minta sambil ngamen pakai alat seadanya.
Diperkirakan berjumlah 6 orang anak-anak yang umurnya diprediksi di bawah 10 tahun.
Sebenarnya situasi ini sering terjadi di tengah malam hingga dini hari, terutama di lampu merah Jalan Tuanku Tambusai-Sudirman.
Termasuk halnya di lampu merah depan eks Polda Riau.
Beberapa gepeng juga di tengah malam meminta-minta.
Tidak hanya tengah malam, di siang hari pun banyak gepeng bergentayangan di sejumlah lampu merah.
Hal ini menjadi perhatian serius bagi banyak pihak, terutama bagi masyarakat dan para anggota DPRD Pekanbaru.
"Tentu ini menyedihkan. Apalagi anak-anak di bawah umur. Kita minta segera ditertibkan oleh Dinsos dan Satpol PP," harap Wakil Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru Tekad Indra Pradana Abidin kepada Tribunpekanbaru.com.
Ya, dalam beberapa pekan terakhir, terlihat semakin banyak anak-anak yang terlibat dalam kegiatan mengemis, di lampu merah di Kota Pekanbaru.
Fenomena ini kerap kali mengundang simpati dari pengendara kendaraan, namun juga menimbulkan keresahan di kalangan warga.
Legislator sudah lama mengungkapkan keprihatinannya atas fenomena ini.
Menurut Tekad, masalah gepeng anak-anak, bukan hanya mencerminkan permasalahan sosial yang lebih luas. Tapi juga membahayakan masa depan anak-anak tersebut.
"Sangat miris melihat anak-anak, yang seharusnya mendapatkan pendidikan dan pengasuhan yang baik, malah terjebak dalam kehidupan yang penuh dengan kesulitan. Kami berharap Pemko bisa lebih tegas dalam menangani masalah ini, dengan memberikan perlindungan kepada anak-anak dan mengurangi jumlah gepeng di jalanan," harapnya.
Politisi PDI-P ini juga mengusulkan, agar pihak berwenang melakukan pendekatan yang lebih holistik, dengan melibatkan berbagai pihak terkait.
Seperti Dinsos, Kepolisian, dan Lembaga Perlindungan Anak, untuk menangani permasalahan ini secara lebih efektif.
Selain itu, dia juga menekankan perlunya program pemberdayaan ekonomi bagi keluarga yang terjebak dalam kemiskinan, agar tidak lagi menjadikan anak-anak sebagai korban.
"Kami harap ada program jangka panjang, yang bisa mengatasi akar permasalahan kemiskinan dan pengemis anak ini. Pemberian bantuan sosial yang tepat sasaran, serta pendidikan dan pelatihan untuk orangtua, perlu menjadi fokus utama," tambahnya.
Pemko Pekanbaru sendiri diharapkan segera mengeluarkan kebijakan yang lebih tegas. Sehingga bisa mengatasi permasalahan ini, agar kota ini dapat terus berkembang dengan lebih baik, tanpa melupakan nasib generasi penerus yang membutuhkan perhatian lebih. (Tribunpekanbaru.com/Syafruddin Mirohi).